Thirty Eight⛅

175 21 114
                                    

HALLO SEMUANYA!!
SELAMAT MALAM SOBAT!!

AKU UPDATE LAGI!
JANGAN LUPA VOTE, COMENT AND SHARE YA!!

HAPPY READING🤗🕊🤍

***

"Maaf mengganggu, saya mau tanya ada yang bernama Aca?" tanya seorang Dokter yang baru saja memeriksa keadaan Reja. Hal itu membuat Aca beranjak dari duduknya.

"Saya Dok, ada apa?"

"Pasien terus bergumam memanggil nama Aca, boleh anda masuk untuk menemuinya sebentar?" pinta Dokter yang membuat Aca senang, tetapi beda makna bagi teman-teman Reja.

"Apa ada sesuatu yang serius Dok?" tanya Renzo.

"Pasien sudah siuman," jawab Dokter yang membuat Aca serta teman-teman Reja mengucap syukur, karena sudah tiga hari ini Reja tertidur pulas. "Tetapi, detak jantung pasien sangat lemah, mungkin karena efek operasi kemarin yang membuat tubuhnya tidak siap."

Semuanya menghela napas dengan berat. Aca yang tadinya sudah senang karena kesempatan itu masih ada, tetapi sirna saat mengetahui detak jantung Reja sangat lemah.

"Tapi keadaannya baik kan Dok? Dia pasti sembuh kan?" tanya Aca.

"Lo masuk aja Ca, wakilin kita buat kuatin Reja," ucap Kevin yang membuat Aca mengangguk.

Lalu Aca masuk dan sebelumnya memakai pakaian khusus karena ruangan yang sangat steril. Ia melihat Reja terbaring lemah disana.

Aca mendekat dan memegang erat tangan Reja, "Ja... Ini aku, kamu bisa denger aku kan?"

Perlahan jari jemari Reja bergerak, lalu kepalanya menoleh dan menatap dalam Aca, "Bisa..."

Aca tak bisa menyembunyikan rasa senangnya, juga air mata yang lolos begitu saja tatkala melihat senyum Reja kembali.

"Hey... Kok nangis," ucap Reja lalu tangannya bergerak menghapus air mata Aca.

"Maaf. Maaf atas semuanya, kamu gini gara-gara aku. Aku gak tau har—"

"Ssttt, aku gak punya banyak waktu. Aku pengen gunain sisa waktu aku ini cuma liat senyum cantik kamu Ca," ucap Reja memotong ucapan Aca.

"Ja! Gak boleh ngomong gitu, kamu pasti sembuh dan aku yakin kamu akan lebih kuat setelah ini," ucap Aca.

"Tapi aku capek Ca..." ucap Reja yang sedikit meringis karena rasa sakit di bagian perutnya.

Aca merasakan lemahnya tangan Reja saat menggenggamnya, "Iya capek itu wajar tapi kamu gak boleh nyerah gitu aja."

Reja tersenyum getir mendengar ucapan Aca, "Tapi aku capek sama kehidupanku Ca, ikhlasin kalau ini memang saat terakhirku ya Ca?"

Aca tak dapat menahan tangisnya lagi, "Enggak! Kamu bisa sembuh Ja, jangan bicara yang aneh."

Tangan Reja bergerak mengusap rambut Aca dengan bergetar, "Aku sayang kamu selalu Ca. Kamu akan menjadi cewek terakhir yang aku sayang."

"Ja... Please jangan gini," ucap Aca yang tak sanggup melihat tatapan Reja.

Reja mengeluarkan sebuah kotak dari balik selimutnya, kotak kecil namun akan sangat berarti bagi Aca, "Ini, aku ada sesuatu buat kamu. Jaga ini baik-baik ya, biar kamu inget selalu sama aku kapanpun dan dimanapun."

Aca menerima kotak itu dan perlahan membukanya, ternyata itu adalah kalung yang sangat indah. Kalung berbentuk hati yang terdapat foto didalamnya, itu foto Reja dan Aca saat mereka ke pantai. Juga terdapat ukiran kecil yang bertuliskan "Eja & Aca" diluarnya.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang