Fifty ⛅

154 14 27
                                    

Hii everyone!
Hari ini aku update lagi yaa..
Jangan lupa vote and coment biar makin semangat🤩
Happy reading💫

 Jangan lupa vote and coment biar makin semangat🤩Happy reading💫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kumohon bertahan, bertahan untuk aku.."
-Cassandra Qravellyn.

***

Mentari sudah jelas terlihat, beberapa murid-murid SMA Pratama sudah memasuki lingkungan sekolah. Seperti halnya Ara, Aca, juga Chaery, duduk di bangku mereka masing-masing sekitar dua puluh menit yang lalu. Namun ada yang kurang, keberadaan Asta yang belum batang hidungnya. Sama sekali tak ada kabar, bahkan Chaery yang sudah menelpon berkali-kali pun sama sekali tidak Asta hiraukan.

"Asta tumben deh gak on time, sakit kali ya?" Tebak Chaery.

Aca menggeleng tidak setuju, "Gak mungkin, biasanya ngabarin di grup chat. Ini, gak ada sama sekali."

Chaery tampak berfikir dengan penjelasan Aca, memang benar itu bukan kebiasaan Asta. Chaery melirik Aca, menyenggol pelan lengannya. "Ssttt.. itu bocah kenapa?" Bisik Chaery yang kini menatap Ara.

Mata Aca kini tertuju pada Ara sekilas, "Gue gak tau," jawab Aca singkat. Kemudian membaca materi untuk ulangan hari ini.

"Lo kenapa? Kesambet? Tumben banget diem, mikirin hutang lo ya?" Interogasi Chaery yang kini duduk menghadap kearah Ara.

"Enak aja! Gue diem bukan berarti punya hutang," jawab Ara dengan nada ketus.

"Terus kenapa?" tanya Aca dengan mata yang masih fokus membaca materi.

Ara terdiam, bingung menjawab apa. Ia kembali larut dalam pikirannya, hingga seseorang mendekat ke arah mereka. Asta baru saja datang dengan nafas yang memburu, langsung duduk di samping Chaery sambil tersenyum.

"Lagi bahas apa? Tegang banget?"

"Tumben dateng siang, bangun siang?" Tebak Chaery.

Asta masih menampilkan senyumannya seraya menggeleng, "No, tapi gue ada kabar baik buat kalian." Jeda Asta, "Nah.. Kabar baik ini yang bikin gue berangkat siang ke sekolah," sambungnya.

"Kabar baik apa, Ta? Dapet reward dari bang Ezra?"

"Pikiran lo reward mulu, Ra."

"Kan gak biasanya Asta dateng siang kayak gini, Acaaaaa!"

"Sttttttt!!! Gue kepo sama kabar baik Asta, cepet ceritain! Bel bentar lagi bunyi," ujar Chaery tak sabaran.

Beginilah kebiasaan mereka, ada yang kepo seratus persen, ada yang tetap biasa namun mendengarkan, juga ada yang menebak dengan asal seperti Ara.

"Sebenernya gue bangun pagi, tapi gue sibuk bikin sarapan buat kakak ipar sama.." Asta menggantungkan ucapannya.

Ara memukul meja pelan, "Sama apa?! Jangan gantung gini."

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang