Hallo!!
Udah siap buat chapter kali ini?!
Siapin mental dan hati kalian yaa😍🔥Happy Reading everyone!🤍
***
Elang kini sudah berada di rumah milik Ara. Suasananya sepi, tak ada tanda-tanda keberadaan orang tua Ara disini, hanya ada bibi saja. Elang duduk di sofa menunggu Ara yang sedang mengambil kotak P3K untuk menyembuhkan lukanya. Elang mempeehatikan sekeliling rumah Ara, matanya menangkap foto yang terlihat seperti Ara saat kecil.
"Maaf yaa lama, aku lupa nyimpen kotak obatnya.. Jadi harus di cari dulu," ucap Ara tak enak dengan tangan yang memegang kotak P3K dan duduk di samping Elang.
Elang mengangguk, lalu Ara merasa ragu untuk mengoleskan luka yang ada di wajah kakak kelasnya ini.
"Kenapa?" Tanya Elang heran melihat Ara yang tak kunjung mengoleskan obat ke luka di wajahnya.
"Izin ngobatin yaa, maaf kalo perih." Ujar Ara pelan menahan rasa gugupnya.
Elang tak menjawab, ia hanya mendekatkan wajahnya agar Ara bisa leluasa mengobati lukanya. Namun disisi lain, bukannya Ara leluasa. Ia malah sedang menahan detak jantungnya yang berpacu lebih cepat akibat tindakan Elang sekarang.
"Kapan mau ngobatin?" Tanya Elang ketus.
"E-eh iya ini mau," gugup Ara yang langsung saja bergegas mengobati Elang dengan hati-hati.
Elang hanya memejamkan matanya, menahan rasa perih di wajahnya kini. Ara jelas melihat bahwa Elang sedang menahan rasa sakitnya, membuat Ara repleks memegang wajah Elang tepat di sudut bibirnya dan memperhatikan wajah Elang sangat jelas.
"Deket banget, gak nyangka gue bisa natap wajah orang yang gue suka sedekat ini." Ucap Ara dalam batinnya.
"Gak usah modus!" Jutek Elang membuka matanya dan menatap Ara datar.
Ara langsung saja terkesiap dan tersadar dari lamunannya. "A-aduh sorry iya ini-"
"Awss!" Rintih Elang memegang pipinya yang di tekan oleh Ara.
"S-sorry kak sorry aduh," ujar Ara tak enak dan kembali mengobati Elang dengan hati-hati.
Elang melihat raut khawatir terpancar dari wajah Ara kini, jarak mereka sangat dekat. Tak sadar Elang terhanyut dan terus saja memandang wajah Ara yang membuat Ara salah tingkah. Ide jahil muncul di pikiran Ara, ia menekan lagi luka lebam di muka Elang yang membuat cowok di hadapannya ini meringis kesakitan lagi.
"Awss! Gila lo!" Ujar Elang kesal. "Kalo gak bisa ngobatin, diem aja." Sambungnya.
Bukannya takut Ara malah terkekeh pelan, "Gak usah modus makanya."
Deg!
Merasa di balikan ucapannya oleh Ara, Elang kini terdiam kaku. Ara yang melihat Elang terdiam merasa bingung, "Kenapa kak?" Tanya nya.
"Gak!" Jawab Elang dengan nada ketus dan bersiap untuk pulang.
Melihat Elang yang terburu-buru, Ara hanya memperhatikan Elang dari belakang. Postur tubuh Elang memang sangat menawan, padahal ia melihatnya dari arah belakang.
"Gue balik," ucap Elang berdiri tanpa melihat ke arah Ara. "Tunggu kurir nganterin baju dari gue buat lo pake malem ini." Sambungnya.
Ara keheranan, yang di maksud Elang di pakai malam ini baju untuk apa? Saat Ara hendak bertanya, suara Elang membuatnya diam.
"Gak usah banyak nanya, pake aja!" Jelas Elang dengan nada ketusnya.
"Iya kak Elang, gue anter sampe depan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionMengagumi tanpa bisa memiliki, is another level on pain. Menceritakan tentang seorang siswi bernama Cassandra Qravellyn atau yang biasa dipanggil Ara. Anaknya periang, banyak omong, dan ceroboh. Tetapi, itu semua hanya topeng belaka yang ia tutupi u...