Twenty Three⛅

174 17 18
                                    

"Don't be blind to people who can't be together"
-Airlangga Caesar Pratama.

***

"Siang mba, saya mau tanya pasien atas nama Glenn Alka Kalandra dirawat diruang berapa ya?" Tanya Elsa, saat ini ia sudah berada di Rumah Sakit Advent tempat dimana Alka dirawat.

"Siang mba, sebentar saya cari dulu ya," jawab sang resepsionis itu lalu mencari nama Alka di monitor nya. "Pasien atas nama Glenn Alka Kalandra di rawat di ruang inap flamboyan II lantai 3 no. 127."

"Oke terimakasih," setelah berucap Elsa langsung bergegas menuju ruang inap Alka, ia memang berencana untuk menjenguknya hari ini setelah Alka mengatakan bahwa ia sudah agak baikan.

Sampai lah Elsa tepat di depan pintu kamar no. 127, ia sedikit ragu untuk mengetuk pintu.

Tok Tok Tok

Elsa membuka pintu, "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam,"

Elsa masuk kedalam dan ternyata tidak hanya ada Alka saja, disana ada Siska, mama nya Alka. Lantas Elsa langsung menyalami Siska.

"Hai tante saya Elsa, adik kelas nya kak Alka," sapa Elsa memperkenalkan diri.

Siska mengangguk, "Iya salam kenal ya nak, tadi Alka sempat memberi tahu saya tentang kedatangan kamu."

Elsa tersenyum simpul, "Ah iya kak, gue bawa beberapa buah juga, maaf kalau kurang ya," ucap Elsa lalu memberikan beberapa buah yang ia beli tadi sebelum datang kesini.

Alka menerima nya, "Gakpapa, Sa. Malah yang ada gue ngerepotin lo."

"Kebetulan ada nak Elsa, mama mau makan ke kantin dulu ya," pamit Siska kepada Alka. "Elsa, tante titip bentar ya Alka nya boleh?"

Elsa mengangguk, "Gakpapa tante, Elsa sekalian izin mau ngerawat kak Alka sampai sembuh," jawab Elsa membuat Alka sedikit terkejut.

"Iya nak boleh. Kalau gitu tante ke kantin dulu," ucap Siska lalu keluar menuju kantin.

Tersisa hanya mereka berdua didalam ruangan yang tidak terlalu besar ini tapi cukup membuat mereka canggung.

"Elsa, maksud lo tadi... mau ngerawat gue sampe sembuh?" tanya Alka sedikit kebingungan.

"Iya kak, gue mau rawat lo sampe sembuh, gimana pun juga ini semua gara-gara gue," jawab Elsa.

"Loh? Gak lah Sa, ini bukan salah siapa-siapa. Lo gak usah rawat gue sampe sembuh gitu," ucap Alka saat melihat wajah Elsa yang terlihat sangat bersalah.

"Tetep aja gu---"

"Dengerin gue, ini cuma salah paham dan bukan salah lo. Okay?" ucap Alka memotong ucapan Elsa lalu menatapnya. Elsa yang ditatap seperti itu tidak bisa menjawab apa-apa.

"Jangan ngerasa bersalah gitu ah. Mending lo potongin buah apel buat gue Sa," pinta Alka mengalihkan pembicaraan.

Elsa langsung mengambil sebuah apel lalu memotongnya menjadi beberapa bagian, setelah selesai ia dengan reflek membawa potongan apel yang sudah ditusuk oleh garpu itu mendekati mulut Alka.

"Eh--" gumam Elsa pelan, lalu ia mengembalikan garpu nya dan memberikan piring berisi potongan apel kepada Alka. "Ini kak."

Alka yang memperhatikan gerakan Elsa tertawa kecil, "Tangan gue masih lemes, gak mau nyuapin aja sekalian?"

Mau tak mau Elsa menyuapi Alka, tidak terpaksa karena memang seharusnya seperti itu.

"Lo harus cepet sembuh kak. Makan yang banyak terus jangan lupa minum obatnya," ucap Elsa memperingati.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang