Suasana kelas 11 IPA 1 saat ini sedang mencekam, dikarenakan pembelajaran Pak Guntoro sedang berlangsung. Ada kuis hari ini,yang membuat Reja,Abel dan Aron gelisah karena semalam mereka tidak belajar. Dan bukan semalam saja, mereka bertiga mana mungkin ada niat belajar di saat malam hari.Elang yang sudah menyelesaikan kuis berjalan ke depan untuk mengumpulkan jawaban miliknya. Semua mata tertuju ke arah Elang, dan ada juga tatapan salut dan tidak terima dari sorot mata Abel yang duduk paling depan saat ini. Elang langsung saja mendapat izin keluar kelas karena sudah menyelesaikan pekerjaannya.
"Aduh Pak! Perut saya sakit banget! Izinin saya ke wc ya pak gak kuat ini pak!" Dusta Abel meringis memegangi perutnya.
"Alasan saja kamu! Cepat kerjakan!" Tegas Pak Guntoro sambil memegang penggaris di tangan kirinya.
Abel meringis melihat wajah Pak Guntoro yang sedang menahan amarah. Akhirnya, niat meminta jawaban kepada Elang dengan berasumsi izin ke toilet musnah sudah di tengah jalan.
Beberapa menit kemudian Kevin berjalan kedepan disusul Zerlon untuk mengumpulkan jawaban mereka. Semua murid kelas 11 IPA 1 makin gelisah tak karuan, karena belum selelsai mengerjakan.
Kringg!!!
Bel pulang sekolah berbunyi membuat seisi kelas cepat-cepat mengumpulkan tugasnya kedepan. Berbeda dengan Abel yang masih menelungkupkan wajahnya diatas kertas ulangan miliknya. Membuat Pak Guntoro sudah kehabisan stok kesabaran.
Pak Guntoro menggebrak meja Abel sambil berteriak, "Bangun kamu Abel! Sudah bel dan kamu masih saja santai seperti ini!"
Abel mengerjapkan matanya lalu menampilkan senyuman misterius terhadap pak Guntoro. "Pak! Bu Denok jatuh tolongin pak!" Tunjuk Abel ke Arah jendela.
Pak Guntoro langsung panik dan melihat kearah jendela. Namun bukannya Bu Denok yang terlihat malah Abel yang berlari keluar kelas sambil melambaikan tangannya.
"ABEL YOHANNES!KAMU SAYA TUNGGU BESOK PAGI DI BK!" Teriak Pak Guntoro menggema di lorong kelas membuat semua murid yang berada disana tertawa.
"Hosh hosh, tega bener lu pada ninggalin gue di kelas." Ujar Abel sambil ngos-ngosan karena sudah berlari dari amukan pak Guntoro.
"Lo siapa emangnya?" Tanya Aron.
"Bang-"
"Gak usah banyak omong Bel, nih minum dulu gak tega gue liatnya." Ucap Kevin sambil menyodorkan botol minuman kepada Abel.
Abel dengan senang hati menerima minuman itu kemudian meneguknya hingga tak tersisa sedikit pun. Reja menggeleng lalu menempelkan tangannya di atas kepala Abel.
"Sia saha?!" Tanya Reja dengan wajah seperti ketakutan.
"Bangsat Julai! kepala gue sakit lo teken anying!" Teriak Abel menjauhkan tangan Reja dari atas kepalanya.
"Bokap gue anying gak usah lo sebut-sebut!"
"Bodo amat!" balas Abel tidak peduli.
"Bapak Julai kesayangan, kangen gue sama bapak lo Ja," ucap Aron asal yang dihadiahi toyoran khas Reja.
"Gue ke lapangan ya, ada latihan buat ngajarin yang putri mau lomba, kalau ada yang penting call atau samperin aja," pamit Kevin kepada teman-teman nya.
"Oke," jawab Zerlon.
"Iyaaaa semangat ayang," ucap Abel sambil melambaikan tangannya kepada Kevin.
"Bel," panggil Elang.
Abel yang dipanggil seperti itu mengerjap seketika ditambah melihat wajah serius Elang. "Aya naon Lang? Kan Abel disini."
"Sampai kapan mau kayak gini?" tanya Elang serius. "Lo bertiga duluan ke markas," tambah Elang kepada Zerlon, Reja, dan Abel yang diangguki oleh mereka bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionMengagumi tanpa bisa memiliki, is another level on pain. Menceritakan tentang seorang siswi bernama Cassandra Qravellyn atau yang biasa dipanggil Ara. Anaknya periang, banyak omong, dan ceroboh. Tetapi, itu semua hanya topeng belaka yang ia tutupi u...