dijemput papa

771 178 19
                                    



Satu minggu Sakura bernapas di kampus ini, tapi dia belum menemukan satu pun teman yang cocok dengan kepribadiannya, apalagi setelah kejadian tak terduga baru menimpanya beberapa hari yang lalu.

Tentang Sasuke tentu saja, perempuan itu baru tau deh pujaan hatinya ternyata menjadi model di majalah mingguan, sudah terbitan ke tiga dan di waktu terakhir malah boom karena rilis bertepatan dengan berita anime yang lagi hits dan wajah ganteng Sasuke jadi cover majalahnya, bikin semua orang salfok, bikin semua orang tiba-tiba jadi fans dadakan, apalagi pas tau kalau sosok 'ganteng' itu ada di universitas ini, napas di ruang lingkup yang sama dengan mereka walaupun berbeda jurusan tapi tetap saja kan satu almameter.

ARGH sialan, sainganku jadi bertambah satu universitas atau bahkan lebih dari itu? bayangin sejak kecil aku selalu merahasiakan kepada semua orang tentang orang yang kusuka karena aku tau akan berakhir seperti ini jika aku jujur, tapi ketakutanku kini jadi nyata, kegantengan kak Sasuke jadi bisa dinikmati oleh seluruh lapis masyarakat, bahkan sampai sudah ada yang pakai buat profil sns grup kelas segala.

"Kau tak ikut heboh bersama mereka di luar sana?" Sakura yang sedang asyik melamun langsung menengok saat mendengar pertanyaan itu.

"Ngapain? Buang-buang waktu aja," jawab Sakura dengan suara yang cukup keras, entah kenapa pertanyaan orang itu bikin dia jadi agak kesal.

"Bagus deh, ada satu yang normal, aku pusing denger mereka nyebut nama kak Sasuke mulu," Sakura entah kenapa merasa senang, jadi saat orang itu meminta ijin untuk duduk di sebelahnya Sakura langsung menyetujuinya.

"Iya bener, kaya baru liat cowok ganteng aja," orang itu mengangguk-anggukan kepala dengan semangat, entah mengapa Sakura merasa pagi ini tak seburuk biasanya.

"Lagian kan gak mungkin kak Sasuke bakalan lewat sekitaran sini, ngapain gitu heboh gak jelas diluar,"

"Bener banget btw namamu siapa?"

"Aku Ino," jawab orang itu sambil senyum. "Kalau kau?"

"Sakura,"

"Okay,"

"Duduk di sini aja Ino, kalau yang nempatin cewek-cewek itu suka berisik, bikin gak fokus belajar," perempuan berambut blonde itu pun mengangguk lalu dengan segera mengambil tasnya di meja sebelumnya lalu duduk di dekat bangku Sakura.

****

Hari ini Sakura pulang di jemput oleh sang papa, dia seneng banget karena momen ini jarang terjadi, papanya super sibuk gara-gara banyak pekerjaan, padahal lebih seru kalau dianter-jemput sama papa daripada barengan sama sang kakak yang kelakuannya kaya hantu, atau bahkan kalau harus naik taksi, Sakura suka ketiduran terus dicurangin argonya dan uang jajannya jadi berkurang.

"Yes, akhirnya dijemput juga sama papa," Sakura duduk di dekat kursi kemudi sambil memainkan musik player yang ada persis di depannya, mencari channel radio yang bagus untuk di dengar saat sore hari begini.

"Ya kan papa kasian sama anak bungsu yang katanya ngeluh mulu gara-gara capek kuliah,"

"Emang capek ayah, ospeknya ituloh bikin kurus dan anemia," Jiraiya tersenyum saja, mencoba memahami isi hati sang anak yang sedang gundah gulana karena perbedaan lingkungan dengan sekolah menengahnya dulu.

"Entar juga pas masa ospeknya beres gak akan begitu capek kok,"

"Semoga aja deh," Sakura masih sibuk dengan musik player tanpa sedikit pun menyadari bahwa mobil yang sedang dikendarai ayahnya mendadak berhenti lalu sang ayah menyapa seseorang yang sedang berdiri di dekat gerbang belakang kampus.

i love you, kak.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang