capek

916 186 54
                                    


Berkat eksistensi Lee (pak ketua) yang disayangi oleh hampir semua dosen karena dia anak baik, pinter, soft, penurut dan sering bersih-bersih daerah kampus tanpa diminta oleh siapapun (tentu saja bersih-bersihnya bareng anak pecinta alam juga) pada akhirnya mereka diberikan sebuah tempat untuk berkumpul, ruangan yang tidak begitu besar tapi saat sudah dibersihkan jadi lumayan nyaman, Sakura betah deh nongkrong di sini kalau dosennya absen atau setelah selesai kelas meskipun tidak ada agenda berkumpul.

"Sendirian aja nih?" tiba-tiba saja Gaara muncul begitu saja di hadapannya yang sedang asyik melamun.

"Tadi sih lagi sama Ino, tiba-tiba dia mules jadi sendiri deh," Gaara mengangguk lalu ikut duduk di bangku sebelah Sakura, dia menawarkan pocky dan tanpa pikir-pikir gadis itu langsung mengambil dan melahapnya, lumayan lapar juga sih dia.

"Oh gitu, kirain lagi galau makanya ngelamun sendirian di sini mana tu muka tadi melas banget, lagi ada masalah apa sih?" Sakura sebenarnya masih memikirkan kejadian akhir-akhir ini, saat dia benar-benar berusaha untuk menjauh dan Sasuke masih kekeuh untuk mendekat, Sakura tuh mau move on please, jangan diginiin terus kan capek.

"Aku capek aja kak,"

"Capek kuliah?" Sakura mengangguk tapi beberapa detik kemudian memilih untuk bicara, mungkin berbagi cerita sedikit pada orang lain (selain Ino tentu saja) bisa membuat Sakura tau tentang sudut pandang yang lain, tidak melulu tentang keegoisan hati Sakura dan Ino yang tampak kebingungan kalau dimintai solusi.

"Capek sama hal lain juga,"

"Apa tuh?" Gaara benar-benar tampak seperti seseorang yang sangat penasaran, padahal ini bukan hal yang penting juga untuk hidup dia kan?

"Aku suka seseorang,"

"Siapa tuh? Gue ya? Padahal lo kalau jujur  gue mau-mau aja sama lo, gak usah sampe capek segala," Gaara mengucapkan itu sambil tertawa, Sakura tau Gaara hanya mencoba menghiburnya.

"Yeee, bukan lah..... Ada lah, seseorang.... Tapi bukan kak Gaara," lelaki itu tertawa sekali lagi lalu berhenti dalam waktu yang tak lama, Sakura pun ikut-ikutan tertawa, daripada suasana nya jadi canggung yekan?

"Yah sedih dong, emang siapa orang yang lo taksir? adi penasaran.... siapa sih orang yang bisa ngalahin gue,"

"Rahasia, pokoknya aku suka dia dari aku SD kelas dua, suka banget,"

"Terus....kenapa capek?"

"Capek karena gara-gara aku dia menderita pas dia suka sama cewek lain, capek karena aku gak bisa nahan sakit terus-terusan, aku ditolak, menurut kakak........ pilihan aku buat jauhin orang itu bener gak?"

"Ya bener dong,"

"Tapi sekarang dia malah deketin aku terus, malah kaya ngasih harapan, dia tuh kaya kasian sama aku, aku gak mau diginiin, aku malah suka dia yang dulu aja, daripada kaya gini....... Capek kak, kaya dimainin," Gaara diam sejenak sebelum mengeluarkan seluruh suara yang berada di otaknya, jangan tergesa, gadis itu butuh nasihat baik-baik bukan omelan.

"Gini ya Ra.... orang kaya gitu emang lebih baik dijauhin aja, kamu juga harus tegas, harus bisa tega, oke kamu suka sama dia dalam waktu yang lama banget tapi bukan berarti kamu harus nerimain semua sifat dia yang gak jelas, dia gak tau posisi kamu, dia egois," Sakura mengangguk, semua yang Gaara omongin tuh bener, harusnya dari awal dia tegas, dia ngejauhin tanpa mau peduli tentang apapun lagi, kalau aja kaya gitu mungkin Sakura gak akan punya banyak pikiran kaya gini.

"Sayang aja gak cukup Ra, kita juga harus bangun liat keadaan, liat batas kita sendiri,"

"Iya kak,"

i love you, kak.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang