seperti seharusnya

803 164 42
                                    


Sakura menatap lekat-lekat isi pengumuman tertulis yang tertempel di ruangan pecinta alam, ia merasa senang dan sedih bercampur jadi satu; senangnya mereka libur satu minggu dari kegiatan, sedihnya dia sudah bisa menduga bahwa kedepannya dia akan kesepian.

"Pengumuman apaan tuh?" Ino yang memang sedari tadi ada bersamanya di sini tiba-tiba berdiri di samping Sakura sambil ikut-ikutan membaca pengumuman dari kertas selebaran yang di tempel itu.

"Yes yes.... bisa tidur ampe puas di rumah," Ino tersenyum lebar sampai matanya menyipit, benar-benar terpancar aura kebahagiaan di wajah itu.

"Aku bosan tidur terus," Sakura menghela napas, menatap Ino dengan tatapan menyedihkan.

"Yaudah jangan tidur, eh Ra..... Aku penasaran tentang kak Sasuke deh," Ino benar-benar ingin tau yang terjadi antara dua orang itu, mengingat Sasuke yang tiba-tiba keluar dari grup empat hari yang lalu, juga Sakura yang tak pernah mengeluh di ganggu lelaki itu lagi, membuat Ino jadi sangat penasaran.

"Penasaran gimana?" Sakura memilih untuk kembali duduk sambil mengambil minuman botol miliknya.

"Dia gak pernah ganggu kamu lagi?"

"Gak lah, aku udah nyuruh dia buat berhenti, aku bilang aja dia ganggu, aku gak suka," Ino mengangguk-anggukan kepala, masih berharap kalau Sakura hanya bercanda.

"Emang kenapa sih? Suka ya sama kak Sasuke? Ohh mau aku aduin ya sama si setan merah?"

"Ya enggak lah, enak aja... aku tuh cinta kak Sasori sampe mati, yakali bisa pindah hati," Ino tidak melihat ada gelagat candaan dalam gerak-gerik Sakura, gadis berambut blonde itu pun merasa sedikit khawatir, setau dia yang mendengar segala macam curhatan Sakura tentang Sasuke, sepertinya ini terlalu cepat nggak sih buat ambil keputusan seberat itu? Ino takut Sakura akan lebih terluka kedepannya jika dia terburu-buru begini.

"Daripada bahas kak Sasuke mending bahas cara ilangin penat gak sih? club libur seminggu, hari ini aku gak ada kegiatan sama sekali, si setan merah dapet shift malem, males banget kan di rumah kalau ada dia......."

"Ayo ikut gue aja malem ini, kebetulan banget ada kegiatan yang bikin have fun," tiba-tiba saja suara itu memenuhi isi kepala Sakura, membuat kaget dua gadis yang sibuk mengobrol, udah kaya setan aja tiba-tiba dateng, tiba-tiba ngomong...

"Kak Gaara bikin kaget aja, untung ni jantung buatan tuhan jadi kuat, kalau buatan Sakura langsung ancur pasti kaya debu," Gaara tertawa saja mendengar keluhan Ino, ya lagian ngobrol serius amat kaya lagi rapat paripurna kan jadi gak kedengaran ada orang masuk.

"Boleh tuh kak, lagi suntuk banget pengen happy-happy," Gaara ikut duduk di bangku panjang yang mirip bangku abang tukang bakso ituloh dibanding bangku club kampus, doi milih duduk deket Sakura terus ngusir Ino.

"Dih, duduk di sono aja kali pake ngusir-ngusir segala,"

"Oh Ino bete gak diajakin happy-happy? Yaudah yuk nanti malem gue jemput deh,"

"Gak mau, aku mau tidur tenang tanpa gangguan whatsapp grup peA," Gaara mengangguk-anggukkan kepala, ya terserah sih mau ikut atau enggak juga.

"Nanti sore gue jemput ya Ra? Rumah lo masih yang kemaren kan?" tanya Gaara dengan suara kekehan yang bikin Ino keki, gak cocok banget sumpah cengiran anehnya sama muka dia yang sangar.

"Ya masih lah, mau pindah rumah kemana coba?"

"Ya namanya juga memastikan Ra, kalau lo tiba-tiba pindah rumah terus gue jemput ke rumah lama lo kan agak repot juga ya jalan cerita hidup gue,"

"Sakura juga bakalan bilang kali sama lo kalau dia pindah rumah," Ino memilih kembali memakan snack yang sedari tadi menganggur.

"Sewot aja nih si mulut comberan,"

i love you, kak.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang