jasa titip makanan

984 201 19
                                    

Sakura sudah selesai mandi terus sekarang lagi beresin meja makan sama Sasori, setelah dirasa semuanya sudah berada pada tempat yang seharusnya sang anak bungsu pun duduk sambil memainkan ponsel, mengabadikan meja penuh makanan yang sudah ia tata.

"Ngapain sih foto begituan?"

"Buat di upload di sns lah, biar pada tau kalau aku bisa tata meja dengan rapi,"

"Bayar royalti sini, yang kerjain kan kakak, kamu cuman geserin piring doang," Sakura menaikkan sebelah halisnya, ya walaupun cuman ngurusin piring itu juga bentuk kontribusi kan?

"Ngapain bayar? Kakak kan sering dapet uang tambahan dari mama kalau bisa bikin aku mandi, bikin aku belajar, bikin aku cuci piring, dasar emang otak picik, isinya uang doang,"

"Udah-udah makan dulu deh, berantemnya nanti lagi pas udah pada kenyang, biar lebih semangat," ucap sang ibu sambil membawa mangkuk terakhir berisi saus cair kesukaan kedua anaknya, Tsunade sengaja membuat lebih banyak kali ini, soalnya ini saus bisa menjadi penyebab aksi baku hantam adik kakak dengan versi paling serius.

"Kesel sama mama, belain kakak terus,"

"Dih mana ada mama belain kakak," Sakura langsung fokus saja pada piring nasi dan lauknya, ceritanya sih lagi merajuk.

"Oh ngambek nih sama mama,"

"Gak," jawab Sakura lagi sambil menatap sang kakak yang lagi sibuk ketawa ngakak, padahal gak ada yang lucu sama sekali.

"Kalau nganterin makanan ke sebelah, masih mau ngambek gak nih? mobil tante Mikoto udah masuk garasi loh setengah jam yang lalu," Sakura kini tak lagi menatap marah pada sang kakak, lebih seru kalau menatap ibunya saja, ada penawaran menarik nih.

"Aku gak ngambek, mana sini aku anterin,"

"Yee dasar giliran ke sebelah aja gak pake males-malesan, giliran mandi susah bener," jawab Sasori dengan nada suara sinis, masih tak habis pikir dengan cinta buta sang adik. Pernah gak sih kamu melihat tingkah seseorang tapi malah kamu yang malu? nah begitulah kurang lebih yang dirasakan Sasori selama ini.

"Yee sirik aja jomblo," jawab Sakura dengan ceria, berbanding terbalik dengan ekspresinya beberapa menit yang lalu.

"Abisin dulu makanannya,"

"Oke mama," dan seperti biasanya, jika sedang ada jasa antar makanan ke sebelah, maka nafsu makan Sakura akan bertambah beratus-ratus persen, pokoknya harus makan ngebut.

"Udah abis ni ma, mana makanan yang harus aku anterin?" ucap Sakura dengan senyum yang terlihat jelek dimata sang
kakak dan entah untuk kesekian kalinya Sasori menggeleng-gelengkan kepala, masih tak mempercayai takdir kalau kelakuan adiknya lebih buruk daripada kelakuan cewek-cewek kampus yang sering ngejar-ngejar dia, apa ini karma ya karena Sasori suka nolakin cewek dengan cara yang kejam?

"Ma pas hamil dia ngidam apa sih?" sosok Sakura sudah hilang dari pandangan dengan sangat cepat, membuat Sasori menghela napas sekali lagi.

"Mama gak ngidam apa-apa pas hamil Sakura, malah enek mulu, gak mau makan sama sekali sampe masuk rumah sakit,"

"Oh pantesan,"

Ngeribetin.

****

Tok tok tok.....

"Misi tante,"

"Masuk cantik, ya ampun makanan ya? tau aja tante lagi bingung mau masak apa," kebetulan ibunya Sasuke sedang duduk-duduk santai di ruang tamu jadi langsung bukain pintu deh.

"Iya tante,"

"Wih makasih ya, sini tante yang bawa, Saki jangan pulang dulu, udah lama gak ngobrol nih kita," Mikoto menunjuk-nunjuk meja makan, Sakura sih menurut saja sambil mengikuti langkah sang pemilik rumah.

i love you, kak.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang