Masa-masa sulit menjadi mahasiswa baru sudah sepenuhnya usai, tidak ada lagi masa orientasi, tidak ada lagi hari libur digunakan untuk pergi ke kampus, semuanya sudah usai, Sakura sudah bisa bernapas dengan tenang, sudah bisa melakukan aktifitas kesukaannya jika hari libur tiba...
Berkebun.
"Ah strawberry ku tumbuh tiga, dua hari lagi kayanya mateng deh," Sakura menyiram beberapa bunga sambil memperhatikan pot tanaman strawberry yang sudah agak lama tidak berbuah, dia sangat bersyukur meskipun kemarin-kemarin harinya sangat sibuk masih ada yang berbaik hati menyiram dan mengurus beberapa tanamannya.
"Om, makasih ya," ucapnya sesaat setelah sosok tinggi dan tegap itu muncul di hadapannya sambil membawa air mineral dingin.
"Kan kebun ini milik kita berdua, jadi tidak usah berterimakasih," Sakura mengangguk lalu kembali sibuk dengan beberapa tanamannya yang lain.
"Sasuke ada di rumah loh dek," fokusnya langsung buyar, dia dengan sigap menatap om Fugaku yang sedang membawa kandang manda beserta Manda-nya juga tentu saja, untuk berjemur.
"Serius om?"
"Iya, kemaren ada yang bilang kangen tuh sama Sasuke, samperin gih, lagi maen game dia sama Itachi," Sakura menggeleng, dia masih sibuk berkebun.
"Kenapa?"
"Nanti om sendirian dong kalau aku nyamperin kak Sasuke,"
"Gak apa-apa, udah sana samperin gih," Sakura terdiam sebentar, pertanyaan yang selama ini menghantuinya kembali datang lagi, apa boleh ya menanyakan hal seperti ini pada ayahnya Sasuke? gak apa-apa deh, daripada penasaran yekan, soalnya kalau nanya langsung sama kakak ganteng pasti gak bakalan dijawab.
"Om? Aku boleh nanya gak?"
"Apa?"
"Kak Sasuke akhir-akhir ini sibuk banget kan? Jadi model majalah apa aja sih? Aku pengen beli tapi suka kehabisan karena gak tau nama-nama majalahnya,"
"Aduh sebenernya Sasuke ngelarang om bilang sama siapa-siapa, tapi om tuh orangnya gak suka dilarang jadi..... Sasuke gak lagi ambil job model,"
"Terus ambil job apa? tukang sulap?"
"Bukan, dia lagi ikutan syuting film kolosal dewa-dewi gitu,"
"HAH? aduh maaf om aku teriak, ya ampun serius om?"
"Serius, tayangnya juga bentar lagi kalau gak salah, kenapa emang?"
"Gak apa-apa om,"
"Ikut seneng kan? Om aja seneng nanti Sasuke bisa masuk layar bioskop,"
"Tentu saja, seneng banget dong aku,"
Iya seneng banget, seneng banget banget sampe mau ngajak Manda berantem. ya ampun ini mah udah bisa dipastikan saingan Sakura bakalan nambah lagi, dulu aja gak punya saingan dia kalah, apalagi sekarang? Sasuke udah jadi model, jadi pemain film, nanti juga jadi dokter, yaelah......
Dia makin-makin merasa mencintai bulan yang letaknya jauh sekali, sementara dia hanya setitik bintang yang mungkin akan meredup. AH!
Tapi tenang aja Sakura, walaupun agak redup letak bintang menyedihkan itu lumayan dekat dengan sang bulan, letak bintang agak redup itu tak sejauh letak bintang yang lain, jadi start ku tak sesulit orang lain, aku gak akan menyerah semudah itu, aku punya priviledge yang gak dipunyai semua orang. HAHA!
*****
"Kak Sasuke," panggil gadis bau matahari yang tangannya kotor karena tanah, Sasuke ragu kalau mereka hanya berbeda satu tahun, kenyataannya perempuan itu seperti anak kecil yang liburannya dipakai untuk main tanah lalu akan pulang saat perutnya lapar.
"Kak Sasuke jawab dong, malah diem aja, gak kangen apa sama aku? kita gak ketemu udah sebulan lebih loh, kakak gak punya niat ngejauhin aku kan?" gadis itu mendekati Sasuke dan Itachi yang sedang duduk-duduk santai sambil makan kue kering, baru banget selesai main game.
"Iya,"
"Apanya yang iya kak? kangennya ya?" senyuman lebar itu membuat Itachi ikut tersenyum juga, sejak dia sadar kalau adik laki-lakinya tak memiliki sisi imut, dia selalu suka dengan eksistensi Sakura.
"Ngejauhin nya," ucap Sasuke lagi sambil beranjak, tak lupa membawa tiga biji kue sebelum pergi, berjalan begitu saja tanpa mau repot-repot menjawab pertanyaan apapun lagi, tapi karena sikapnya yang barusan Sakura jadi menyadari sesuatu, sejak dulu Sasuke memang dingin, tak begitu pintar dalam mengekspresikan perasaannya juga menolak Sakura secara terang-terangan, tapi tatapannya yang barusan itu agak berbeda, ah..... biarkan saja, itu hanya praduga tak mendasar, kak Sasuke pasti lagi capek karena syuting, kak Sasuke pasti dalam mood yang buruk.
"Jangan galak-galak gitu dong kak, malah tambah ganteng tau, kesel...." Sakura tersenyum lagi sambil menatap Itachi seolah memberi tau pada calon kakak iparnya itu..(amin) bahwa sikap Sasuke yang begitu tak akan membuat dia lemah atau menyerah, Sakura itu memiliki mental prajurit, ditinggalkan dengan gestur tubuh dingin, tatapan judes, tak akan membuat perasaannya sakit ataupun berubah. Titik.
"Kamu tuh ya ada ajaaa kelakuannya," Itachi menawarkan kue kering itu pada Sakura tapi gadis itu dengan tegas menolaknya.
"Itu kue kesukaan kak Sasuke, kalau aku ambil nanti jatah kak Sasuke berkurang, jadi gak usah deh kak,"
"Waduh kamu ngomong gitu pas kakak lagi makan kuenya, jadi merasa gak enak nih," ucap Itachi sambil bercanda, tapi sang gadis malah merasa tak enak.
"Ih maksud aku bukan gitu kakak, ah susah nih jelasinnya, intinya kalau kakak boleh kok, kalau aku gak usah, gitu deh,"
"Aduh iya iya paham, kamu tuh sayang banget ya sama Sasuke? kakak jadi iri, Izumi gak kaya kamu soalnya, makanan kakak malah diabisin mulu sama dia,"
"Yaiyalah kak, bukan sayang banget doang, tapi sayang banget banget banget banget banget banget pokoknya bangetnyaaa banyaaak bangeeet," Itachi tertawa lagi melihat ekspresi wajah Sakura, ya tuhan kenapa adiknya tak juga membalasa perasaan gadis ini sih? lucu banget begini, ah atau belum sadar aja kali ya? toh Sakura juga cantik, semangatnya besar, gak akan malu-maluin kalau dibawa kemana-mana.
"Oh iya kak, ngomong-ngomong kok kak Izumi jarang main kesini lagi? kangen deh, kue kak Izumi rasanya enak,"
"Sibuk skripsi dek dia tuh, waduh kangen kuenya apa izuminya nih?"
"Kuenya sih,"
"Hadeh...."
"Kak aku ke belakang lagi ya, mau nemenin manda berjemur,"
"Iya, jangan sampe lupa makan ya,"
"Oke kakak, salam buat kak Izumi ya,"
****
Hari itu sungguh berlalu begitu cepat, tapi memang gitu gak sih kalau lagi hari libur jalannya cepet banget kaya roket. Setelah selesai mandi sore, nonton tv sebentar, terus makan malem bareng mama papa karena Sasori lagi jaga di rumah sakit, Sakura pun berakhir di kamarnya lagi, tiduran, main game di ponsel, terus ke teras deh kalau udah dirasa semuanya udah dilakuin.
"Eh kak Sasuke......." setelah banyak waktu terbuang, akhirnya sosok itu kembali duduk di teras kamarnya, membuat Sakura excited mendadak.
"Capek banget ya kak? aku udah tau loh kakak main film, keren banget, nanti aku bisa liat wajah kakak segede layar bioskop, aduh jadi penasaran tapi aku takut sawan mendadak-----"
"Sakura....." wah keceplosan nih, tadi kan om Fugaku bilang kalau Sasuke gak mau ada yang tau kalau dia ikutan main film, waduh bahaya....
"Ada sesuatu yang mau ku sampaikan,"
"Eh apa?" tatapan kosong Sasuke membuat Sakura sedikit bergidig, hei ada apa? apa yang mau dia sampein? Sakura jadi takut, ini pasti bukan kabar yang baik.
"Oh gitu ya kak......" setelah mendengar semuanya, hanya kalimat ini yang bisa Sakura suarakan.
"Tenang aja kak, aku juga gak bakalan aneh-aneh kok, aku juga kan masih punya otak,"
"Bagus lah," jawab Sasuke dengan nada suara dingin seperti biasanya.
Karena sejak tadi hanya memperhatikan kesuraman Sasuke, Sakura jadi baru menyadari kalau malam ini tak ada bulan dan bintang di langit.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
i love you, kak.
FanfictionSasuke itu kakak kelas ganteng yang punya kerja sambilan jadi model, terus kemarin bisa dapet peran di film supranatural /bagi Sakura sih itu lebih mirip film siluman/ peran dia disitu jadi anaknya dewa kejahatan gitu, tapi emang cocok sih muka dia...