Chapter 21

3.2K 391 15
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
___

وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَى مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

(QS. An Nuur (24) : 32)

🌷🌷🌷





.

Happy Reading ❤

Kalian akan menemukan sensasi yang berbeda di part ini.







.








17 tahun yang lalu.

Seorang gadis kecil berumur lima tahun tengah meringkuk ketakutan karena menjadi korban bully teman-temannya di sekolah. Dia menangis sesegukan hampir nyaris tak mengeluarkan suara. Ia takut jika dimarahi oleh Bu Guru.

"Huuuh, cuma anak angkat!"

"Bisanya nyusahin doang!"

"Alya anak angkat... Alya anak angkat... Alya anak angkat...."

Bayang-bayang ucapan teman-temannya tadi seolah berputar di kepalanya. Sungguh mengerikan.

Sesosok pahlawan datang menghampiri gadis kecil yang tengah menangis itu. "Jangan nangis, wajah kamu terlalu imut jika menangis. Jadi berhenti menangis yah?" sosok pelindung itu mengusap lembut kepala gadis kecil itu.

"Anak angkat itu apa, Kak Al? Kenapa mereka mengejek Khansa karena Khansa anak angkat?" tanyanya, ini sebab mengapa dia dibully. Hanya karena dia 'anak angkat', bahkan dirinya sendiri tidak tahu apa itu anak angkat.

Sosok pahlawan yang dipanggil Kak Al itu memperbaiki posisi kerudung gadis kecil yang berantakan itu. "Anak angkat itu berarti bukan anak kandung," jawabnya lembut, sebisa mungkin ia menjawab dengan halus agar tidak menyakiti perasaan gadis kecilnya.

Air mata gadis kecil itu semakin mengalir deras tak terkontrol. "J-jadi se-lama i-ni Khansa bu-kan anak kan-dung abi d-dan u-mi?" tanyanya terisak, kaki dan tangannya bahkan gemetar mendengar penuturan dari Kak Al-nya.

"Jangan menangis Elsa-Frozen, yang terpenting abi dan umi menyayangi kamu, 'kan?" panggilan khusus untuk gadis kecil itu adalah 'Elsa-Frozen' karena maniaknya dia dengan es-krim. Tiada hari tanpa es-krim, itu prinsipnya.

Khansa tersenyum sungguh manis. "Iya, Kak Al benar. Abi dan umi sungguh menyayangi Khansa, itu sudah lebih dari cukup," jawabnya semangat.

"Jangan menangis lagi, satu tetes dari air mata kamu yang keluar, itu berarti satu sayatan melukai hati Kak Al," katanya. Mata bening gadis itu, bibirnya yang merah dan kulitnya seperti bayi membuat dirinya tidak bisa melihatnya menangis. Sebisa mungkin ia akan melindungi gadis kecilnya itu dari apapun. Termasuk bullyan teman-temannya.

Goresan Hati (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang