Chapter 20

3.5K 380 22
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
___

وَاٰتُوا النِّسَاۤءَ صَدُقٰتِهِنَّ نِحْلَةً ۗ فَاِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِّنْهُ نَفْسًا فَكُلُوْهُ هَنِيْۤـًٔا مَّرِيْۤـًٔا

"Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya."

(QS. An Nisaa' (4) : 4)

🌷🌷🌷





.

Balutan gaun pengantin yang satu minggu lalu kucoba, kini terpasang manis di tubuh mungilku. Hiasan yang mewan namun terlihat elegan nan syar'i. Wajahku sudah dipoles sedemikian rupa oleh seorang wanita yang umurnya diatas tiga tahun dariku, karena tadi sempat berkenalan padanya. Dia mengatakan sepupunya Dokter Dhanu.

Hari ini, ya. Hari ini, kehidupanku akan berubah. Hari ini juga aku melepas status dari jomblo terhormat menjadi seorang istri dari pria titisan dedemit.

Air mataku tiba-tiba tumpah tanpa diminta, teringat ucapan abi tadi malam.

"Gadis kecil kebanggaan abi kini sudah dewasa, sudah bisa membangun rumah tangga. Malaikat kecil yang menjadi penyemangat abi ketika kerja, gadis manja yang tidak mau ditinggal sendiri. Gadis manis yang menjadi alasan abi tersenyum ketika menahan penatnya kerja. Abi sayang banget sama Aya."

"Jadilah istri yang berbakti, karena ketika kamu sudah menikah, sepenuhnya tanggung jawab abi akan berpindah ke tangan suamimu. Jangan pernah melawan apa katanya, selagi itu tidak bertentangan dengan perintah Allah."

"Bekerja atau tidak bekerja, dia itu suamimu. Berilmu atau awam, dia itu imammu. Romantis atau cuek, dia itu ayah dari anakmu kelak. Ramah atau tidak, dia bekerja untuk menafkahimu. Ini bukan tentang kenapa Aya harus patuh dan hormat kepada suami, tapi tentang siapa yang menyuruh taat kepada suami. Selama ia tidak menjauhkan Aya dari Allah, maka taatilah."

Abi, sosok malaikat berwujud manusia setelah umi. Mereka menjadi alasan untukku tetap bertahan hidup. Jika tanpa umi, mungkin sudah bunuh diri setelah tahu bahwa aku hanya anak angkat. Sungguh demi apapun aku sangat menyayangi mereka.

Yang menjadi wali nikahku adalah abi, karena umi pernah mengatakan bahwa ayah kandungku sudah meninggal. Bahkan belum sempat aku melihat wajahnya, Allah sudah memanggilnya. Mungkin ini yang disebut dengan karma.

Anak angkat statusnya berbeda dengan anak kandung. Dalam aturan islam, anak angkat yang diasuh orang tua angkat, tidak boleh diubah nasabnya. Artinya dia tetap dinasabkan ke orang tua aslinya. Aturan ini telah Allah tegaskan dalam firman-Nya,

ادْعُوهُمْ لِآبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ فَإِنْ لَمْ تَعْلَمُوا آبَاءَهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ وَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ فِيمَا أَخْطَأْتُمْ بِهِ وَلَكِنْ مَا تَعَمَّدَتْ قُلُوبُكُمْ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

Goresan Hati (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang