Chapter 35

2.9K 344 7
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
___

وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا

"Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rosul-Nya, kemudian kematian menimpanya ( sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

(QS. An Nisaa' (4) : 100)

🌷🌷🌷











.



.



Bunyi jangkrik seolah tengah mengejekku dan Dokter Dhanu ketika kami menerima permintaan Ayla. Saat Ayla sudah tertidur pulas, aku langsung menarik tanganku dari tubuh mungilnya. Begitupun dengan Dokter Dhanu, kini kami larut dalam pikiran masing-masing. Tapi tunggu, sedari tadi kuperhatikan mulut Dokter Dhanu terus komat-kamit dan tidak henti melafalkan sesuatu.

"Bapak lagi muroja'ah?" tanyaku heran.

"Iya, eh e-enggak. Kenapa memangnya?" dia justru balik tanya tanpa melihatku sedikitpun, tidak biasanya Dokter Dhanu gugup begini.

"Dari tadi bapak komat-kamit terus. Sebegitunya ya bapak sampai gak mau hafalannya hilang?"

"Sebenarnya saya lagi memperbanyak istighfar."

Keningku mengernyit, heran. "Bapak merasa berdosa sama Alya?"

"Bukan begitu, saya sadar saya cuma laki-laki biasa, bukan malaikat yang tidak memiliki hasrat," jawabnya, sontak aku dibuat terbelalak olehnya. Jadi sedari tadi dia berusaha menahan?

"Kalau begitu banyakin taawudz sama baca ayat kursi, biar pas rasanya Alya sebagai setan di sini!" pungkasku kesal.

"Bukan begitu maksud saya."

Dokter Dhanu perlahan bangkit dari kasur agar tidak membangunkan Ayla. "Kalau begitu saya tidur di sofa, saya tahu kamu pasti tidak nyaman," tuturnya.

"Gak usah, Pak! Biar Alya saja yang pindah ke kamar Alya, bapak bisa tidur lagi di sini sama Ayla."

"Jangan! Kalau saya tidur di sofa, saya bisa saja langsung pindah saat Ayla terbangun. Tapi kalau kamu pindah kamar, tidak cukup waktu untuk kamu balik ke kamar ini. Saya mohon, hanya untuk empat hari ke depan saja. Setelah itu kamu bisa tidur di kamar kamu seperti biasa," cegahnya, ada benarnya juga. Biarlah, toh dia tidak tidur di sini juga. Aku berbalik memunggungi Dokter Dhanu yang tidur di sofa. Mungkin posisiku akan terus seperti ini sampai pagi.

***

Samar-samar aku membuka mata, mencoba meneliti ruangan bercat abu-abu ini. Seperti bukan kamarku, ah ya. Aku baru ingat jika tadi malam tidak tidur di kamar bercat biru milikku. Kulirik seseorang di sampingku, gadis manis itu masih tertidur pulas.

Goresan Hati (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang