Prolog

11.6K 746 71
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

🌷🌷🌷

Sinar mentari yang begitu terik membuat setiap orang bisa memeras keringatnya sendiri, namun tidak bagi gadis kecil berumur 10 tahun yang kini justru tengah berlari riang menikmati baskara yang teramat terik itu. Jika kebanyakan wanita sangat takut dengan sinar mentari karena bisa membuat kulit mereka hitam, lain halnya dengan gadis kecil itu.

"Abi! Beli eskrim. Alya pengen eskrim!" tuntut gadis kecil itu menarik ujung kemeja sang Abi.

"Iya sayang. Yuk beli eskrim," jawab pria berumur 35 tahun yang notabenya adalah Abinya.

Sontak gadis kecil bernama Alya itu kegirangan, bahkan sampai melompat-lompat. Ia santap eskrim itu hingga tandas.

"Abang juga mau, Abi!" seru anak laki-laki yang tidak lain Abangnya gadis kecil itu.

"Afnan mau rasa apa?" tanya Adam.

"Coklat, Abi!"

"Iya, nih." Abi mereka yang bernama Adam itu memberikan eskrim coklat kepada anak laki-lakinya.

"Cowok masa suka sama eskrim sih!" sindir si kecil Alya menatap sang Abang dengan tatapan iri, ia sebenarnya sangat ingin memakan eskrim lagi. Tapi dia tidak ingin dibilang "Ratu Eskrim" lagi oleh Abangnya karena kegilaannya dengan eskrim. Setiap keluar ia selalu merengek minta eskrim, tiada hari tanpa eskrim. Itulah prinsipnya.

"Cowok juga manusia kan? Jadi wajar Abang suka eskrim, bilang aja kamu iri dan mau lagi. Iya kan?" sindir sang Abang menusuk. Sindirannya tepat sasaran.

"Ih siapa juga yang ngiri. Abang itu makannya rakus sampe belepotan gitu." Alya hendak membersihkan sisa eskrim di sudut bibir Afnan, namun dengan cepat dicegah oleh Adam.

"Kalian tidak boleh bersentuhan," ucap Adam memperingatkan.

Si kecil Alya yang masih berumur 10 tahun itu mengerjapkan matanya bingung. "Kenapa Abi?" tanya Alya heran, bukannya dulu dia dan Abangnya sangat sering bersentuhan. Bahkan mereka juga sangat sering berpelukan sebagai bentuk kasih sayang, tidur satu ranjang juga pernah, tapi itu dulu ketika umur Alya masih empat tahun. Tapi kini mengapa Abinya melarang?

"Kamu akan tahu nanti. Ya sudah yuk kita samperin Umi. Kasihan Umi sudah nunggu dari tadi." Adam menuntun putri kecilnya di sisi kanan dan putra jagoannya di sebelah kiri. Alya mengabaikan ucapan Abinya. Ia justru melompat bahagia sambil bersenandung.

"Umi!!" seru Alya memeluk erat sang Umi erat.

"Gimana? Sudah puas beli eskrimnya?" tanya Aisyah lembut.

"Belum Umi. Tadi Alya masih makan satu, tiba-tiba Bang Anan datang. Kan Abi gak jadi beliin Alya dua eskrim!" gerutu si kecil Alya, Aisyah terkekeh melihat putri kecilnya yang sedang kesal itu.

"Umi sayang gak sama Aya?" tanya si kecil Alya.

"Sayang banget dong." Aisyah mencium kening Alya sayang.

"Tapi kata Ali, Alya cuma anak angkat, benar begitu Umi?" tanya Alya polos, ia tidak tahu apa itu anak angkat. Yang ia tahu Aisyah dan Adam juga Afnan menyayanginya. Hanya itu.

Goresan Hati (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang