بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
___ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻫَﺐْ ﻟَﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﺃَﺯْﻭَﺍﺟِﻨَﺎ ﻭَﺫُﺭِّﻳَّﺎﺗِﻨَﺎ ﻗُﺮَّﺓَ ﺃَﻋْﻴُﻦٍ ﻭَﺍﺟْﻌَﻠْﻨَﺎ ﻟِﻠْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ ﺇِﻣَﺎﻣًﺎ
“Ya Rabb kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al Furqan (25) : 74)
🌷🌷🌷
.
.
"Siapa, Pak?" tanyaku pura-pura tidak tahu. Aku juga baru tahu kalau Kak Afif ternyata bukan As-Op Dokter Dhanu lagi, karena ini aku jadi semakin yakin kalau Kak Afif menyukai Dokter Dhanu. Kecurigaanku bermula dari Pesantren. Yang di mana saat Dokter Dhanu mengajar di sana, lalu beberapa bulan kemudian Kak Afif juga ikut mengajar.
Aku juga tidak tahu mulai kapan Dokter Dhanu mengajar di Pesantren, tapi umi pernah bilang ia mengajar di sana sudah hampir satu tahun. Menurutku, karena Dokter Dhanu mengajar di Pesantren milik Abi, makanya Kak Afif juga 'ikut-ikutan'. Setelah menikah, Dokter Dhanu memilih untuk resign mengajar. Karena itu, Kak Afif juga ikutan berhenti dan memilih bekerja di rumah sakit yang sama dengan Dokter Dhanu.
Mungkin, itu semua hanya pradugaku.
"Fifah," jawabnya, eh... wait. Mengapa kata yang terlontar dari mulutnya terdengar begitu manis dan lembut? Panggilan itu cuma dia yang menggunakannya, karena dari informasi di rumah sakit, semua orang mengenal Kak Afif ya memang Dokter Afif. Lantas ini? Dokter Dhanu memanggilnya dengan nama lain. Apa itu panggilan spesial?
"Bapak kenapa panggilnya Fifah? Bukannya namanya Kak Afif?" tanyaku penasaran, ingin tahu alasannya.
"Saya nyaman memanggilnya dengan nama itu," jawabnya. Aku hanya manggut-manggut, biarlah. Toh, itu semua tidak penting.
"Emang Kak Afif juga jurusan kedokteran, Pak?" tanyaku mencoba menggali pengetahuan Dokter Dhanu tentang Kak Afif sudah sejauh mana.
"Iya, dia kuliah di Kairo. Sedang Adiknya di London," jawabnya sambil sesekali melirikku, karena fokus utamanya berada pada benda di tangannya.
"Bapak juga kenal dengan Adik Kak Afif?" tanyaku tidak percaya, jika begini sudah dipastikan hubungan mereka memang sudah sangat dekat. Bahkan Dokter Dhanu sampai mengenal adiknya.
"Kenal," jawabnya singkat.
"Kalau orang tua Kak Afif bapak juga kenal?" tanyaku lagi.
"Kenal. Tante Vina dan Om Diki," jawabnya. Oke, fix. Dokter Dhanu memang memiliki hubungan spesial dengan Kak Afif.
"Bapak udah kenal lama dengan Kak Afif?" tanyaku lagi, di satu sisi aku tidak peduli dengan hubungan mereka, namun di sisi lain justru penasaran tentang mereka. Sebenarnya aku ini kenapa?
"Sudah," jawabnya singkat. Ia masih fokus pada benda persegi panjang di tangannya. Ntah membalas pesan dari siapa, intinya Dokter Dhanu sesekali tersenyum melihat gawainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Hati (Terbit)
AcakSetiap orang punya porsi kebahagiaannya masing-masing. Katanya, kebahagiaan akan menghampiri setelah badai datang menerjang diri. Pada akhirnya akan bahagia meski banyak proses yang dilalui. Tapi aku merasa porsi kebahagiaanku tidak sesuai. Mungkin...