Chapter 37

2.5K 314 9
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
___

وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَآ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

"Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."

(QS. Al Baqarah (2) : 39)

🌷🌷🌷












.



.





"Ayla pengen punya Adek."

Aku dan Dokter Dhanu sontak saling pandang, bagaimana bisa penyakit asma memengaruhi pikiran sehingga bisa meminta permintaan konyol seperti itu? Kalau begitu sepertinya aku harus menghilang detik ini juga.

"Ayla kenapa tiba-tiba minta Adek?" tanyaku heran, emang membuat Adek semudah yang dia bayangkan? Eh, kenapa pikiranku jadi mulai tidak beres begini?

Dokter Dhanu menatapku terkejut, mungkin kaget dengan pertanyaan yang kulontarkan.

"Pasti selu kalo Ayla punya Adek. Bisa main baleng sambil nangkap kupu-kupu," jawabnya dengan wajah sumringah.

"Kenapa Ayla gak minta sama Mama dan Papa aja?" tawarku, enggak nenek, enggak cucu, sama aja ternyata.

Bisa gak sih telingaku tidak mendengar kata 'hamil', 'anak', dan 'Adek' sehari aja?

"Ayla maunya punya Adek dali Om Papa dan Tante Mama," katanya lagi.

"Ya sudah, Ayla doain aja semoga Tante Mama mau."

Aku membulatkan mata mendengar penuturannya yang tidak disaring itu.

"Mau apa, Om Papa?" tanya Ayla bingung.

"Mau buat Adek sama Om Papa untuk Ayla," jawabnya lagi. Kini mataku benar-benar terbuka lebar mendengar penuturannya yang bisa dibilang 'vulgar' itu.

Tolong, please! Jangan kotori pikiran Ayla dengan mulut bapak yang tidak disaring itu! Pikirannya masih terlalu suci untuk menerima doktrin yang tidak baik darimu, Pak!

"Tante Mama mau 'kan membuatnya untuk Ayla?" tanya Ayla memelas, aku justru menatap Dokter Dhanu tajam yang hanya bisa menggaruk tengkuk kepalanya, seperti serba salah. Membuat katanya? Emang 'membuatnya' bisa sama seperti membuat kue apa! Please, Tuhan. Otakku jadi kotor terkena doktrin dari Suami yang kurang asem!

"Mau 'kan Tante Mama?" tanya Ayla mengguncangkan tubuhku, mendesak.

Aku terbelalak saat tangan mungilnya mengguncang bahuku. "I-ya, Tante Mama mau," jawabku pasrah. Sekonyong-konyong Dokter Dhanu mendekat ke arahku dan membisikkan sesuatu yang tidak pantas untuk didengar. "Saya pegang ucapan kamu, tunggu nanti malam."

Apa dia akan benar-benar mengambil haknya malam ini? Aku jadi teringat hadits Rasullullah ﷺ. "Seorang wanita tidak akan bisa menunaikan hak Allahﷻ sebelum ia menunaikan hak suaminya."

T-tapi 'kan dia sendiri yang bilang kalau dia tidak akan meminta haknya sebelum aku benar-benar siap. Bagaimana ini, Tuhan?!

***

Kisah nyata yang begitu menggetarkan hati. Cerita menggelikan ini kudengar ketika duduk di bangku SMA dulu. Cerita yang akhirnya tertulis begitu dalam di relung-relung hati. Cerita yang meskipun naif, namun bermakna sangat dalam. Kisah nyata dari seseorang yang dalam episode hidupnya sempat ia lewati dalam penjara. Bermula dari hal yang sepele. Lelaki itu kehabisan odol di penjara.

Goresan Hati (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang