Bagian 23

4.6K 516 24
                                    

Di ruang kerja Opa sekarang berkumpul kaum adam wijaksa kecuali si kembar, elang, dan verrel. Mereka saat ini sedang membahas mengenai informasi yang baru saja raffi temukan khususnya raffa yang di terror. Semua data tersebut telah terdokumentasikan ke dalam beberapa lembar kertas yang tertumpuk menjadi satu. Dalam dokumen tersebut berisi pesan teror yang dilayangkan kepada raffa termasuk dengan masih diduganya pelaku yang sama dengan insiden raffi disekolah.

Tangan mengepal kuat, tatapan menajam, dan rahang yang mengeras menjadi pandangan yang terlihat oleh mereka saat membaca dokumen tersebut. Satu kata yang sangat membuat mereka untuk sekuat tenaga meredam emosinya adalah "anak pembawa sial".

"Menurutku, untuk sekarang si kembar jangan diizinkan untuk bersekolah terlebih dahulu dan menyita ponsel raffa sepertinya lebih baik agar raffa terhindar dari pelaku untuk menghubunginya" tutur thomas membuka suara

"Aku juga setuju dengan papah, membiarkan raffa menuruti kemauan orang itu bukanlah pilihan yang baik. Lebih baik kita block semua sisi agar tidak dapat terkoneksi dengan raffa lagi" timpal varo

"Bagaimana dengan identitas pelakunya opa?" Tanya vino

"Nomor yang digunakan untuk menghubungi raffa adalah nomor ilegal. Jadi bisa disimpulkan bahwa pengguna menggunakan identitas palsu. Opa sudah melakukan pelacakan pada nomor tersebut. Tetapi, pengguna nomor tersebut sulit terdeteksi lokasinya karena kemungkinan ponsel yang digunakan masih menggunakan ponsel lama" jelas opa

"Apa kita perlu menaruh chip pada tubuh raffa? Ya, seperti kalian tau, kejadian sebelumnya kita menggunakan pelacak untuk si kembar. tetapi, dengan mudahnya terdeteksi oleh musuh dan membuangnya. Namun jika sebaliknya kita tanam dalam tubuh raffa pasti pelacak tersebut tidak bisa dimanipulasi kecuali diambil paksa" tutur aran

"Aku tidak setuju jika harus menanamkan chip dalam tubuh raffa, resikonya cukup tinggi. Dan kemungkinan terburuk jika chip itu diketahui musuh dan mereka secara paksa mengeluarkan chip tersebut, bukankah lebih berisiko bagi raffa? Bagaimana jika pengeluaran chip tersebut dilakukan secara sembarang dan justru malah menjadi bumerang. Tidak tidak. Aku tidak setuju" tutur brian

"Ini hanya bentuk pencegahan kak. Setidaknya kita mengetahui dimanapun raffa berada. Minimal diwaktu genting. Ingat bukan kejadian ini tidak sekali menimpa mereka. Tetapi sudah dua kali" tolak aran

"Kita hanya perlu melakukan pengawasan lebih ketat. Jika memang harus mengurung raffa dimansion. kenapa tidak?" Tambah brian

"Bagaimana dengan psikisnya? Kau pasti tau son, raffa tidak sendiri. Ada reino dalam tubuhnya." Ujar bram menengahi

"Lakukan pemantauan 1x24 jam--"

"Bagaimana jika kita lengah lagi seperti sebelumnya. Kau juga tau, sosok reino merupakan sosok yang tidak terprediksi. Dia adalah variabel X yang entah akan kemana posisinya" potong varo

"Ck" decak brian

"Poin utamanya bukan karena reino brian, tetapi kebahagiaan bagi diri raffa sendiri. Kau juga tau bukan selama raffa disini, apakah raffa pernah mengeluh sesuatu pada kita? Menceritakan masalahnya? Tidak bukan?. Raffa itu tipe pemikir sendirian dan tidak mau orang lain merasa cemas dengan dirinya. Termasuk kejadian ini. Raffa diam saja bukan mengenai teror yang sudah seminggu lebih dia terima?. Apakah ada yang tau? Tidak. Ini bukti kita belum sepenuhnya menjadi sandaran bagi raffa dan kita juga telah lalai. Bagaimana jika nanti raffa merasa terkurung dalam mansion dan membuat psikisnya lebih tertekan. Kita bisa memaksimalkan penjagaan dari luar. Tapi tidak dengan hati raffa, brian" jelas bram

Brian mulai mencerna apa yang dijelaskan oleh bram. Memang apa yang diungkapkan sang daddy tidak sepenuhnya brian setuju. Tapi  brian hanya tidak mau jika itu menjadi bumerang termasuk dengan keputusannya yang ingin mengurung raffa. Apapun langkah yang mereka ambik memiliki resiko. Tapi mana resiko yang lebih kecil?.

RAFFA (OVERPROTECTIVE FAMILY) SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang