Bagian 53

2.7K 328 61
                                    

Reino terdiam mendengar penuturan raffi. Dia memilih acuh daripada meladeninya yang hanya berujung membuatnya kesal namun ada perasaan hangat mengalir dalam hatinya. Lebih baik sekarang dia tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya dan menyelamatkan energinya.

Dengan perlahan mata itu terpejam membuat cahaya tidak bisa menembus netra matanya. Berakhir dengan kegelapan yang melandanya. Tak lama pula, napasnya terasa teratur dalam dekapan raffi.

Raffi membiarkannya. Dia ingin adiknya beristirahat. Pasti lelah bukan meladeni segala drama keluarganya. Setidaknya dengan raffi sekarang berada disisinya, reino merasa nyaman dan dapat mengurangi rasa tidak sukanya dengan keluarganya. Setidaknya hanya bersama dirinya. Reino akan merasa lebih baik dan tidak membuat keputusan yang dapat membahayakan tubuh dan nyama saudara kembarnya.

Cup

"Tidurlah dengan nyenyak. Jangan sakit lagi hmm" lirih raffi yang masih tetap pada posisi semula.

▪️▪️▪️▪️

Mansion yang berbeda

"Dad, bagaimana kabar bungsu mereka dad?" Tanya anaknya yang lebih muda

"Daddy kurang tau, karena keamanan mansion wijaksa cukup sulit untuk ditembus. Bahkan mata-mata daddy hampir tertangkap" sahut reinal

"Apakah raffa mengadu kepada keluarga mengenai apa yang dia alami dad?" Tanyanya lagi

"Daddy pikir tidak. Karena biasanya raffa memilih menyembunyikannya. Apalagi kita mengancamnya dengan riski. Bukankah harusnya dia berpikir 2x untuk membocorkannya?" Jelas reinal

"Lalu kenapa dia tidak muncul disekolah dad?"

"Mungkin ada masalah dalam keluarga itu yang membuat mereka harus tetap menahan bungsu di mansion. Seperti yang kalian tau bagaimana mereka tiba-tiba datang ke lokasi club itu. Bukankah seharusnya mereka mengintrogasi raffa. Dan kalian juga ingat bukan. Raffa pulang dalam kondisi mabuk. Bisa jadi dia sedang dihukum atau..."

"Atau?"

"Atau reino sedang mengambil alih tubuh raffa" ujarnya bersmirk

"Anggap daddy benar, lalu bagaimana kita memberikan informasi terakhir padanya tanpa harus meninggalkan jejak? Sedangkan pengiriman buku itu saja kita harus berusaha menghapus semua jejaknya dengan sempurna. Kita juga tidak mungkin menggunakan metode yang sama atau tidak kita akan ketahuan"

"Kita lihat dulu saja bagaimana perkembangannya selama beberapa hari ini." Jelasnya

▪️▪️▪️▪️

Sudah 3 jam berlalu. Raffi masih senantiasa berada pada posisinya dengan memejamkan kedua matanya. Tidak tertidur. Hanya memejamkan matanya saja menyelami khayalnya yang tak berujung. Perlahan mata itu terbuka. Milik seseorang yang didekapnya. Mengedarkan pandangannya sejenak untuk menyadari dimana dirinya berada. Dia juga merasakan ada yang mengganjal di area hidungnya. Tapi dia tidak bergerak banyak karena mata itu mengarah pada sebuah tangan yang memeluknya. Dia tau tangan milik siapa itu. Dia memperhatikan sekilas kondisi tangan dan kakinya. Cukup memprihatinkan. Namun dia sadar. Keluarganya melakukan ini pasti ada alasannya.

Dahi raffa mengernyit pelan karena merasa sakit disekitar tubuhnya yang perlu dia tahan. Dia melirik kan ekor matanya ke samping untuk melihat wajah sang kakak yang membuatnya nyaman sekaligus resah. Karena dia harus melakukan sesuatu. Dia memutuskan untuk memejamkan matanya kembali

Dia menggerakkan kepalanya pelan ke arah sang kakak dan mendekatkan tubuhnya sedekat yang dia bisa. Membuat sang empu bergerak pelan merasakan pergerakannya. Tetapi mata itu tetap terpejam.

"K...kak" lirih raffa yang membuat tubuh yang memeluknya terasa menengang mungkin karena terkejut.

"Jangan bergerak dan tetaplah seperti ini. Karena ada CCTV di kamar ini. Raffa hanya ingin mengatakan sesuatu. Cukup dengarkan hmm. waktu raffa sedikit. mungkin sebentar lagi reino akan terbangun jadi raffa tidak bisa berbicara banyak" lanjut raffa

RAFFA (OVERPROTECTIVE FAMILY) SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang