Bagian 49

2.4K 355 31
                                    

Mansion Wijaksa

Kediaman wijaksa saat ini hanya ada keluarga, maid, dan bodyguard. Semua tamu yang datang telah pamit untuk pulang mengingat waktu yang sudah cukup malam yakni pukul 23.00. Di ruang keluarga saat ini telah berkumpul semua keluarga wijaksa tanpa terkecuali. Mereka berkumpul atas permintaan brian. Bahkan elang yang tampak mengantuk kini berada disana dengan bersandar pada mamahnya. Raffi hanya duduk diam tanpa membuka suara sedikitpun.

"Ada apa son?" Tanya bram yang juga sekarang sudah lelah ingin beristirahat

"Raffa tidak ada di kamar dan mansion" jawab brian singkat

"Bukankah raffa sedang tidur kak? Tadi aran sudah memastikan raffa tertidur sebelum keluar" jelas aran

Brian menggeleng.

Opa mengambil ponselnya berniat menghubungi bawahannya untuk melacak si bungsu.

"Brian sudah menyuruh mereka untuk melacak raffa opa" ujar brian yang membuat opa menghentikan aktivitasnya.

Semuanya diam dalam pikirannya masing-masing. Mereka khawatir, takut sesuatu terjadi pada si bungsu. Tetapi mereka juga cukup marah mengingat kondisi raffa yang belum pulih justru keluar dari mansion tanpa izin dan pengawasan. raffa menyelinap keluar pasti ada sebabnya itulah yang mereka pikirkan. Tapi, alasan seperti apa. Keluarga di mansion bahkan masih dalam masa berkabung. Tapi justru raffa membuat masalah dengan pergi tanpa izin. Saat ini jiwa dan pikiran wijaksa telah lelah, sehingga cukup sulit untuk bisa berpikir jernih. Termasuk raffi yang saat ini menunduk.

"Apa raffa pergi karena kejadian tadi?" Pikir raffi

Raffi menggeleng. Dia rasa tidak. Karena itu bukan karakter raffa yang raffi kenal. Tapi yang jadi masalahnya adalah apa memang raffa berperilaku demikian padanya tanpa ada unsur sikap dan sifat yang dia sembunyikan. Raffi rasa tidak. Mengingat raffa yang dia tau adalah orang yang merasa tidak enakan dengan orang lain. Pikiran raffi juga mulai berkecamuk.

Drrt drrt drrt

Ponsel brian bergetar. Dengan segera brian mengambil ponsel tersebut di saku celananya, menggeser tombol hijau saat tau siapa yang menelepon, dan mengaktifkan loudspeaker agar semua keluarganya tau bagaimana perkembangan pelacakaan raffa.

"Hmmm" ucap brian

"Maaf tuan, saya ingin melaporkan mengenai keberadaan tuan muda raffa. Tuan muda raffa saat ini berada di club xxxxx jalan xxxxxx. Sejak 3 jam berlalu tuan muda raffa tidak bergerak kemana pun." Lapornya

Seketika wijaksa yang mendengar pernyataan anak buah mereka terdiam. Bungsu berada di club? Untuk apa? Mengalihkan stress? Tapi kenapa harus club? Apakah bungsu mereka begitu tertekan sehingga memilih ke club? Tapi yang mereka tau itu bukan karakter raffa bukan? Namun entahlah. Selalu ada variabel yang membuat sesuatu tidak sesuai dengan pemikiran mereka.

"Kirim video sebelum dia pergi ke mansion" titah bram

"Baik tuan" balasnya

"Siapkan beberapa bodyguard, kita kesana menjemput raffa" tutur thomas

"Baik tuan" sahutnya lagi

Kemudian panggilan tersebut ditutup sepihak oleh brian.

"Biar aku saja yang menjemput raffa pah?" Tawar vino

"Tidak. Biar papah saja dengan varo. Kalian tetaplah di mansion. Tidak ada penolakan" ujarnya saat tau beberapa anggota keluarga yang lain ingin menolak keputusannya.

Keputusan varo bukan tanpa dasar. Dia tau saat ini yang sedang berpikir jernih hanya dia dan varo. Sedangkan brian sudah tersulut emosi, bram tidak dia izinkan kesana karena tidak tau apa yang raffa lakukan disana. Opa juga sudah lelah jadi lebih baik beristirahat. Untuk yang lainnya, juga sudah lelah. Jadi lebih baik dia yang kesana dan membiarkan keluarganya menunggu di dalam mansion.

RAFFA (OVERPROTECTIVE FAMILY) SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang