Bagian 1

18.8K 895 41
                                    

Perkataan raffa yang mengaku dirinya sebagai reino saat ini masih tetap dalam aktivitasnya mengamati pisau buah tersebut tanpa memalingkannya sekalipun. Sedangkan bram dan vino masih memasang sikap waspada. Vino merogoh saku dokternya untuk menyiapkan obat bius secara diam-diam tanpa sepengetahuan orang yang mengaku reino.

Uhuk uhuk

Reino terbatuk pelan. Merasa ada sesuatu yang mengalir di mulutnya, salah satu tangan reino bergerak menuju mulutnya sendiri dan mengusap pelan sesuatu yang baru saja keluar dari dalam mulutnya akibat terbatuk.

"Ah~ darah. Ternyata tubuh affa sudah pada titik maksimalnya" batin reino

Sedangkan vino dan bram terpaku ditempat dengan apa yang baru saja dialami oleh bungsu mereka.

Cekleek

Suara pintu kamar mandi terbuka, yang menampilkan sosok yang mirip dengan seseorang yang sedang duduk di brankar, raffi. Raffi belum sadar akan situasi saat ini karena raffi berjalan sambil mengeringkan rambutnya yang basar. Setelah mendongak, betapa terkejutnya dia melihat sosok yang selama ini ditunggunya telah sadar kembali.

Namun, mengapa raffi merasa pada situasi yang begitu menegangkan dan mata raffi membola saat melihat setitik bekas darah yang masih bersemanyam di bibir saudara kembatnya.

"Affa?" Ucap raffi memecahkan keheningan dan mulai berjalan ke arah brankar raffa.

Bram dan vino langsung tersadar setelah mendengar perkataan raffi. Sedangkan orang yang dipanggil tidak menghiraukan sama sekali suara yang memanggil pemilik tubuh aslinya.

"Jangan mendekat" titah raffa dingin saat tahu raffi tetap berjalan mendekat ke arahnya.

"Kenapa?" Timpal raffi

"Karena aku bukan affa. Aku reino" jawab reino singkat

Raffi yang mendengar penuturan adik kecilnya merasa  bingung, mengapa affa mengaku sebagai reino. Perlahan raffi mengarahkan arah pandangnya kepada bram dan vino seakan minta penjelasan. Sedangkan mereka berdua yang paham apa yang dimaksud raffi hanya menganggukkan kepalanya seolah bahwa apa yang baru saja dia dengar adalah benar.

Reino yang sudah merasa tubuh raffa berada di ambang batasnya segera mengarahkan pisau buah yang berada ditangan kanannya diarahkan ke urat nadi. Jika dia menundanya lagi, maka kesempatan ini akan hilang karena raffa akan segera tidak sadarkan diri.

"Affa!!!" Teriak raffi spontan yang melihat pergerakan tubuh adiknya memegang pisau di urat nadinya dan mulai menggoreskan luka disana.

Dengan segera bram mendekat ke arah tubuh raffa dengan cepat dan menepis pisau yang digunakan oleh reino hingga pisau tersebut terpelanting cukup jauh dengan mudah karena tubuh raffa yang memang sudah melemah. Vino dengan cekatan segera menyuntikkan obat bius dosis rendah di leher reino. Tak lama, kegelapan telah merenggut kesadaran tubuh raffa dalam topangan vino.

Mereka yang berada disana merasa lega karena luka yang berada ditangan raffa tidak dalam sehingga tidak sampai mengenai urat nadinya.

Perlahan vino menidurkan tubuh adiknya dibrankar. Hal tersebut bersamaan aran masuk ke ruangam si bungsu.

"A-apa yang telah terjadi?" Ucap aran bingung

"Nanti daddy jelaskan, sekarang bantulah vino mengobati luka raffa" tutur bram yang sedang menyelimuti tubuh bungsu.

segera aran membantu menangani tubuh raffa yang sudah tidak sadarkan diri dengan membantu kembali memasangkan infus dan kemudian memeriksa bekas operasi raffa dibagian tubuhnya yang terlihat ada bagian warna merah yang menandakan bahwa luka raffa terbuka sehingga mengeluarkan darah. Sedangkan vino membantu menangani pergelangan raffa yang terluka akibat aksinya tadi.

Raffi yang sejak tadi diam, mengarahkan pandangan matanya ke arah pisau yang tadi dipegang saudara kembarnya kemudian mengambilnya dan membuangnya ke tong sampah. Raffi tidak mau kejadian ini akan terulang kembali.

30 menit berlalu

Raffa masih terbaring dalam kondisi tidak sadarkan diri dibrankarnya. Sedangkan seluruh keluarga wijaksa saat ini sedang berkumpul diruangan si bungsu yang sedang membahas perihal kejadian setengah jam lalu termasuk raffi.

"Apa yang sebenarnya terjadi bram?" Ucap opa membuka suara

Awalnya keluarga wijaksa merasa bahagia karena keluarga bungsu mereka telah sadar kembali, tetapi tidak untuk kabar selanjutnya yang mendengar bahwa bungsu juga kembali terluka yang disebabkan oleh si bungsu sendiri.

"Raffa memiliki riwayat gangguan identitas disosiatif atau biasa kita kenal dengan memiliki kepribadian ganda opa. Raffa memiliki jati diri lain dalam dirinya dan dia tadi mengaku sebagai reino" sahut vino bukan bram

"A-a-apa?" Lirih valeri yang masih shock begitu anggota keluarga lainnya.

"Kenapa itu bisa terjadi vino?" Timpal thomas

"Mungkin raffa mengalami pengalaman traumatis pah saat dulu dia diculik oleh reinaldi" tutur vino

Brian yang menyimak pembicaraan tersebut menggeram marah, amat sangat. Sebenarnya apa yang dilakukan reinaldi dulu pada raffa sehingga raffa mengalami ini semua.

"Kematianmu sepertinya tidak akan cukup untuk menebus semua yang telah kau lakukan reinaldi" batin brian dengan mengepalkan tangannya kuat.

"Reinal bilang, sosok reino merupakan sosok yang cenderung selalu ingin bunuh diri" tambah varo

Seketika itu juga seluruh keluarga wijaksa diam karena terkejut mendengar penuturan varo kecuali varo dan brian yang memang sudah mendengarnya terlebih dahulu.

"Mulai sekarang, jangan biarkan raffa sendiri apapun kondisinya karena kita tidak tau kapan reino akan muncul kembali. Dan sebaiknya kita rahasiakan ini dari raffa jika raffa belum mengetahuinya" titah opa

"Baik opa/dad" jawab mereka serempak

▪️▪️▪️▪️

RAFFA (OVERPROTECTIVE FAMILY) SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang