Bagian 8

6.7K 557 9
                                    

Hari ini adalah senin, tepatnya hari pertama raffa masuk sekolah setelah sekian lama izin karena kondisi raffa yang tidak memungkinkan untuk bersekolah. Izin untuk bersekolah kembali, baru raffa dapatkan tadi malam dengan berbagai perdebatan yang cukup alot antara vino, aran, brian versus raffa, mommy, dan raffi dan yang lainnya hanya sebagai penengah saja. Raffa diperbolehkan sekolah juga dengan beberapa syarat, diantaranya tidak boleh ikut jam olahraga, tidak, tidak boleh beraktivitas secara berlebihan, harus minum vitamin secara teratur, tidak boleh kemanapun sendiri alias harus ditemani oleh raffi atau sahabatnya atau elang walaupun ke toilet, yang paling utama adalah saat disekolah harus menuruti apa yang dibilang oleh raffi dan raffi menjamin penuh untuk menjaga raffa.

Semua persyaratan dari keluarganya dituruti oleh raffa tanpa terkecuali karena yang terpenting saat ini adalah dia ingin secepatnya bersekolah karena tugasnya pasti telah menumpuk.

Saat ini raffa sedang bersiap-siap di kamarnya dibantu oleh brian. Terkadang raffa merasa bingung, kenapa raffa tidak diperbolehkan untuk sendirian walaupun itu hanya dikamarnya sendiri. Padahal sebelum raffa sakit, raffa masih menikmati waktunya sendiri di kamar. dan sekarang? Raffa hanya punya waktu sendiri saat di kamar mandi saja, itupun hanya hitungan menit. Tetapi, raffa hanya ingin berpikir positif saja untuk saat ini.

"Nah sekarang udah selesai. Yuk turun ke bawah" ujar brian sambil memegang salah satu tangan raffa. Brian memang berencana akan berangkat agak siangan ke kantor untuk mengurus raffa terlebih dahulu.

"Ayooo" seru raffa dengan senyum yang mengembang diwajahnya

▪️▪️▪️▪️

"Ingat yah, apa yang abang tadi malem bilang. Ngga boleh kemanapun sendirian dan ngga boleh kecapean" ucap aran yang kebetulan hari ini ada urusan diluar yang lokasinya searah dengan sekolah si kembar sehingga memutuskan untuk mengantar mereka terlebih dahulu. Biar nanti saat mereka pulang dijemput oleh sopir.

"Iyaa abaang. Kan raffa selalu sama kak affi bang" balas raffa yang sudah berapa kali mendengar apa yang aran bilang.

"Yaudah. Gih sana masuk. Belajar yang rajin yah. Raffi juga yah. Jangan terlalu memaksakan diri hmm" ucap aran sambil mengecup rambut raffa dan raffi

"Iya abang" ucap mereka serempak

Saudara kembar tersebut pun keluar dari mobil sang abang. Senyum raffa mengembang, akhirnya dia merasakan kembali suasana sekolah setelah sekian lama absen.

"Udah yuk masuk, ngga baik lama-lama disini" ujar raffi sambil merengkuh pundak raffa dan tempat mereka berdiri kebetulan adalah depan gerbang sekolah yang dijadikan lalu lalang murid maupun guru memasuki wilayah sekolah

Raffa menganggu semangat. Si kembar berjalan dengan pelan karena mengimbangi cara berjalan bungsu.

"Adeeek!!" Teriak gilang dari arah belakang saat si kembar akan sampai di pintu kelas bersama riezky dan aldo.

Sedangkan riezky yang mendengar TOA dadakan langsung menutup kedua telinganya untuk melindungi  salah satu panca indra yang berharga.

"Hai abang" sapa raffa dengan senyum manisnya saat mereka semua sudah mendekat.

"Udah kuat sekolah dek?" Tanya aldo

"He'emz, udah dikasih izin koq. Nih kak affi buktinya" jawab raffa sambil menunjuk raffi dengan tangannya

"Yaudah yok masuk" tutur riezky membantu raffa berjalan masuk ke kelas diikuti oleh yang lainnya.

"Hari ini ada ulangan lho dek" jelas riezky saat raffa mereka semua sudah duduk dikursi masing-masing dengan riezky dan gilang menghadap ke meja si kembar.

"Ulangan? Koq kak affi ngga bilang sama raffa sih kalo hari ini mau ulangan. Raffa kan ngga ada belajar" tutur raffa sambil menatap sedikit sebal ke arah kakaknya.

"Lupa" balas raffi singkat

"Issshhh" dengus raffa sambil memukul pundak raffi pelan

"Ulangan mapel apa bang?" Tanya raffa lagi

"Eumm fisika" balas gilang sambil mengingat-ingat lagi. Karena dia juga sebenarnya tidak belajar. Toh belajar juga dia ngga ngerti. Jadi daripada dia capek menghabiskan waktu untuk yang tidak mengerti lebih baik dia menghibur diri dengan membuat karya seperti contekan mungkin.

"Fisika? Yaaahh fisika kan susah" lesu raffa

Teeett teeettt teeettt

Suara bel berbunyi menandakan jam sekolah akan dimulai.

"Jam pertama lagi mapel fisika" gumam raffa sedikit frustasi.

"Udah tenang aja dek, abang temenin koq. Abang juga ngga belajar" jelas gilang mencoba menenangkan raffa

Pletak

"Yeee ogeb, harusnya tuh ngasih petuah yang bagus kayak nanti abang contekin ato gimana. Lah ini malah bukannya nenangin justru bumerang jadinya" tukas riezky yang tadi menjitak pelan kepala gilang

"Tuh tangan nakal bangett siih. Mau gue perban ato gimana, biar sakitnya ilang" tutur gilang sambil mengelus kepalanya yang terkena jitakan riezky

"Tangan gue baik koq, ngapain harus diperban" jelas riezky bingung

"Tangan lo itu sakit. Seneng banget tuh tangan main melayang sembarangan. Nanti deh gue kasih batu segede gaban tu tangan baru tau rasa lhoo" sahut gilang

"Buat apa batu segede gaban ogeb" gemes riezky dengan gilang

"Biar tangannya beratlah. Kalo ringan tangan kan bahaya ogebb" balas gilang dengan sedikit emosi

Prok prok prok prok

"Ternyata selama hampir 8 bulan, abang gilang udah lulus materi majas" tutur raffa yang bertepuk tangan kemudian menunjukkan dua jempolnya ke arah gilang. Raffa juga yang tadinya agak tertekan oleh ulangan sekarang sudah merasa lebih rileks

"Hebat kan abang dek, abang gilang gitu lhoo" ucap gilang dengan membentuk kedua tangannya seperti pistol antara ibu jari dan telunjuk yang diarahkan kepada raffa dan mengedipkan salah satu matanya dengan bangga.

"Raffa kasih bintang 5 bang" balas raffa semangat

Riezky merespon dengan cengo dengan tingkah gilang, sedangkan raffi dan aldo hanya menggeleng pelan.

"Lu pinter ato ogeb siiihhh" batin riezky merasa ingin melempar batu yang dikasih diberikan gilang lewat majasnya dan membenturkannya di kepala gilang

▪️▪️▪️▪️

RAFFA (OVERPROTECTIVE FAMILY) SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang