Bagian 42

2.5K 310 8
                                    

Sudah 4 hari berlalu sejak oma di rawat di rumah sakit. Semenjak itu pula, setiap hari si kembar menjenguk oma di rumah sakit setiap pulang sekolah. Setelah waktu menjelang malam keduanya akan diminta pulang untuk beristirahat agar keesokan harinya tidak terlalu lelah saat kembali ke ke sekolah. Jadi, setiap malam oma akan dijaga secara bergantian di rumah sakit oleh keluarganya kecuali bagi yang masih sekolah yakni si kembar dan elang.

Berhubung malam hari ini pukul 00.00 di kediaman mansion wijaksa sehingga semua anggota keluarga telah beristirahat di kamarnya masing-masing. Waktu tersebut menjadi waktu yang tepat bagi raffa untuk melakukan aksinya lagi yaitu menyelinap ke ruang kerja opanya setelah sebelumnya telah berhasil meretas laptop bram dan mengambil data yang dia cari khususnya mengenai data rahasia keluarganya sendiri.

Perasaan yang pertama kali raffa rasakan saat melakukan aksi pencurian data keluarganya adalah takut. Takut keluarganya marah, takut ketahuan, takut keluarganya kecewa padanya, dan takut akan lebih melukai hati dan perasaan keluarganya sendiri. Sehingga raffa perlu menguatkan hatinya dan mengesampingkan egonya. Karena dia juga takut jika tidak melakukan hal ini, maka keluarga yang sebelumnya merawat dirinya akan terkena imbas dari apa yang dia lakukan. Satu hal yang raffa harapkan. Raffa berharap keluarganya dapat mengerti dan memahami perbuatannya walau mungkin akan ada rasa kecewa yang terselip di dalamnya. Raffa tau itu dan raffa akan siap menanggung segala resikonya. Termasuk jika memang dia harus meninggalkan keluarganya. Raffa akan menerimanya.

Raffa mulai berjalan menuruni tangga karena ruang kerja opa berada di lantai bawah. Dia tidak mau menggunakan lift karena takut mengundang perhatian beberapa bodyguard yang sedang berjaga di dalam mansion. Dengan langkah pelan tapi pasti membuat raffa akhirnya sampai di tangga terakhir.

"Maaf tuan muda, anda mau kemana?" Tanya salah satu bodyguard yang memergokinya

"Eumm raffa mau mengambil minum di dapur" sahut raffa dengan perasaan sedikit deg deg an

"Mari saya antar tuan muda" tawarnya

"Tidak perlu. Paman lanjutkan saja tugas pama. Raffa bisa sendiri" tutur raffa sambil berjalan ke arah dapur untuk mengelabui sang bodyguard

"Baik tuan muda. Jika perlu bantuan jangan sungkan untuk memintanya" tambahnya

"Ok paman" sahut raffa

Kemudian bodyguard tersebut mulai berjalan menjauh dari posisi raffa yang akan sampai pada penyekat dapur. Namun, raffa memilih untuk berjalan ke arah ruang kerja sang opa saat bodyguard tersebut sudah mulai menjauh dari jangkauannya.

Dengan perasaan was was raffa menengok ke kanan dan ke kiri tepat setelah dia sampai di depan pintu ruang kerja opa. Raffa mulai memutar pintu tersebut. Dan

Klek

Ruangan tersebut tidaj terkunci. Maka dengan segera raffa mulai masuk ke dalam dan menutup kembali pintu tersebut dengan pelan agar tidak menimbulkan suara yang terlalu keras.

"Untung ngga ketahuan" gumam raffa.

Raffa yang telah masuk ke dalam ruangan tersebut mulai menelisik ke segala arah sambil berjalan mendekat ke ruang kerja opa karena target utamanya adalah laptop sang opa. Ruangan yang sedikit temaram membuat raffa melangkah dengan hati-hati agar tidak tersandung dan membuat kekacauan di ruangan tersebut.

Dan ya, raffa melihat laptop sang opa yang terletak dengan rapi diatas meja. Tidak mau membuang waktu lebih lama, raffa segera membuka laptop tersebut dan menekan tombol power. Sambil menunggu laptop siap digunakan, raffa melihat ke arah sekitar meja dan menyalakan senter melalui ponsel yang dia bawa. Raffa mulai menggeledah laci opanya. Namun, nihil. Laci opa dalam keadaan terkunci. Sehingga raffa memilih berhenti dan kembali fokus ke arah laptop yang sudah menampilkan monitor bercahaya biru dengan beberapa kalimat meminta kata sandi jika ingin mengakses lebih jauh.

Raffa segera menyambungkan flashdisk miliknya ke dalam laptop dan mengetikkan beberapa kode yang hanya raffa saja yang tau hingga tampillah monitor laptop sang opa tanpa sandi dan siap untuk digunakan.

Dengan lihai raffa mengotak-atik laptopnya agar busa terhubung dengan laptopnya sendiri di kamar. Tujuannya supaya dia dapat mengakses semua informasi dengan lebih mudah dan leluasa serta minim ketahuan dengan jejak yang dia tinggalkan.

Tak tik tak tik tak tik tak tik

Hanya ada suara keyboard yang berasal dari tangan raffa yang menari dengan lihainya tanpa komando di laptop sang opa. Hingga semua program yang dia sematkan berhasil masuk dan bisa raffa akses dengan mudah dilaptopnya sendiri.

Klek

Tiba-tiba suara pintu terbuka. Dengan perasaan campur aduk raffa mulai sedikit panik. Karena dia belum mematikan laptop opanya. Dan masalahnya siapa yang datang di jam segini ke ruang kerja opanya. Apakah opa?

Tak lama terdengar suara yang menyusul.

"Segera tidurlah opa, opa perlu istirahat. Biar nanti varo yang urus mengenai hal itu" ujar varo saat opa membuka ruang kerjanya namun belum sepenuhnya terbuka karena terhenti oleh ucapan cucunya.

"Bang varo? Opa?" Batin raffa dengan rasa paniknya

"Jangan khawatir. Opa hanya ingin memeriksa sesuatu sebentar. Setelah itu opa akan istirahat. Kau juga perlu istirahat" sahut opa

"Baiklah. Jangan terlalu memaksakan opa" sahut varo karena tau sifat opanya yang agak keras kepala

"Hmmm" sahut opa kemudian masuk ke dalam ruang kerjanya dan varo berjalan menjauh menuju kamarnya untuk beristirahat.

Opa mulai menyalakan saklar lampu di samping pintu masuk agar ruangannya yang tadinya temaram menjadi lebih terang dari sebelumnya. Kemudian opa berjalan ke arah meja kerjanya, meletakan tasnya, dan duduk dikursi yang tersedia.

Setelah 5 menit diam sambil mengarahkan pandangannya ke depan. Opa melihat beberapa barangnya yang terletak diatas meja.

"Apakah mejaku memang sedikit berantakan?" Batin opa.

"Mungkin aku terlalu lelah karena sibuk menjaga istriku" pikir opa.

Saat akan mencoba meaktifkan laptop. Tiba-tiba ada suara pintunya yang terketok oleh seseorang

Tok tok

"Masuk" ucap opa

"Oh kamu, ada apa son?" Lanjut opa saat tau yang datang ke ruang kerjanya adalah anaknya, thomas.

"Aku dengar ada sedikit masalah dad dengan cabang perusahaan di australia. Biar aku saja yang mengurus dad" tutur thomas karena tau daddynya juga lelah.

"Jadi kau mau mengambil alihnya?" Tanya opa

"Iya" sahut thomas

"Baiklah. Selesaikan masalahnya. Jika perlu bantuan, datangi daddy" balas opa

"Iya dad" sahut thomas

"Ada lagi?" Tanya opa karena anaknya tidak kunjung keluar dari ruangannya

"Istirahatlah dad, tadi varo bilang daddy belum istirahat. Serahkan semuanya padaku dad" pinta thomas

Opa yang mendengar penuturan anaknya seketika menghela napasnya pelan. Dia juga tidak mau membuat anak dan cucunya khawatir dengan dirinya sendiri.

"Baiklah. Daddy akan istirahat" jawab opa pada akhirnya dan berdiri dari duduknya.

Kemudian keduanya pergi dari ruangan tersebut dan tentu saja sebelum keluar, opa mematikan lampunya terlebih dahulu. Mereka belum menyadari jika masih ada seseorang yang sedang bersembunyi di balik tirai jendela yang tebal.

"Maafin raffa opa, jika nanti raffa akan buat membuat masalah" batin raffa setelah mendengar percakapan papah dan opanya tadi.

Raffa tau, opanya pasti lelah. Tapi masih ada tanggungjawab juga yang masih dia emban yakni mengenai perusahaannya yang menaungi puluhan ribu karyawan, jadi opa harus rela membagi waktunya dan menyelesaikan semua urusannya dengan baik dan benar agar mereka tidak terlantar nanti.

Raffa keluar dari persembunyiannya dan berjalan menuju pintu dengan pelan. Membukanya kemudian menutupnya kembali. Karena raffa harus segera kembali ke kamarnya

▪️▪️▪️▪️

RAFFA (OVERPROTECTIVE FAMILY) SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang