Bagian 55

2.6K 334 87
                                    

Klek

Pintu suara mobil telah ditutup oleh si kembar dimasing-masing sisi dan misi mereka untuk keluar dari mansion telah berhasil. Walaupun harus melalui jalan yang cukup sulit karena perlu bersembunyi di titik-titik buta CCTV dan dari orang-orang yang berlalu lalang dari kesibukan maid dan pergantian penjaga dipagi hari. Namun, keberuntungan masih berpihak pada si kembar yang berakhir keduanya berhasil keluar dari mansion.

"Hah hah hah" napas keduanya beradu akibat aksi menyelinap dengan cepat sehingga keduanya harus berlari cepat.

"Minum dulu" ujar raffi sambil memberikan air minum yang memang telah disediakan oleh tangan kanannya di dalam mobil.

Raffa menerimanya dengan senang hati karena memang dia memerlukannya. Raffa menenggaknya beberapa kali kemudian memberikannya kepada kakaknya agar raffi juga minum.

"Sekarang kita kemana?" Tanya raffi sambil memasangkan seatbelt raffa baru kemudian seatbelt miliknya dan bersiap melajukan mobilnya.

Raffa diam. Dia juga tidak tau harus kemana. Tidak ada petunjuk lainnya. Dia hanya diminta menunggu mereka untuk menghubungi dirinya. Kemudian raffa memilih menggeleng pelan untuk menjawab pertanyaan kakaknya.

"Mereka belum ngasih tau kak, mereka hanya bilang akan ngasih tau nanti" jelas raffa

Raffi melirik adiknya sambil fokus menyetir. Mereka berdua juga harus kabur sejenak walau berujung ketahuan. Kemanapun mereka pergi dan sejauh apapun itu pasti akan selalu tertangkap karena chip pelacak yang ditanam dalam tubuh keduanya. Tetapi, tidak apa bukan jika mereka tertangkap lebih lama sedikit? Karena saat ini raffi perlu tau alasan raffa melakukan ini semua. Mungkin beberapa menit lagi mereka akan menyadari jika keduanya tidak ada di mansion.

"Tidak apa-apa. Kita akan berkeliling sebentar setidaknya menjauh dari mansion" Ujarnya sambil mengelus rambut adiknya lembut.

Raffa mengangguk mengiyakan ucapan kakaknya.

"Kalau affa tidak keberatan, affa bisa bercerita ke kakak dengan apa yang semuanya terjadi. Walau kakak tidak membantu banyak. Setidaknya kita bisa pikirkan bagaimana jalan keluarnya. Bukankah dua ide lebih baik dibandingkan satu?" Jelas raffi pelan

Raffa tidak meresponnya itulah yang dapat raffi liat saat melirik sekilas melalui ekor matanya kepada adiknya. Tetapi kepala itu menunduk.

"Jika tidak mau tidak apa-apa" lanjut raffi

"Kakak ingat waktu kita disekap? Disana raffa pertama kali berbicara dengan mereka." Raffa mulai bercerita setelah tadi agak lama terdiam

"Mereka?" Tanya raffi bingung

"Hmmmm" sahut raffa

"Raffa ngga tau siapa karena ruangannya gelap waktu itu dan yang raffa tau suaranya ada dua orang. Disana mereka meminta raffa untuk menuruti keinginan mereka, kalo tidak..." lanjut raffa sambil mengingat apa yang terjadi dihari dia disekap diruang gelap itu dan raffi memilih untuk menepikan mobilnya.

"Kalo tidak mereka akan mem.bu.nuh.ka--"

Raffi memeluk tubuh adiknya. Mengusap punggungnya pelan memotong pembicaraan raffa untuk memberikan dukungan moral. Raffi tau arah pembicaraan raffa. Yakni mereka mengancam raffa menggunakan dirinya. Adiknya pasti takut bukan saat itu?

"Jika sulit tidak perlu dilanjutkan" tutur raffi lembut

Raffa menggeleng pelan dalam dekapan raffi.

"Setelah itu berlanjut disekolah"

Raffi tetap diam mendengarkan apa yang akan raffa ceritakan.

RAFFA (OVERPROTECTIVE FAMILY) SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang