Bagian 14

4.8K 524 32
                                    

"Hoooaaaaammmm" raffa menguap setelah tiga jam berkutat dengan buku untuk melengkapi catatan sekolahnya yang telah tertinggal jauh di meja belajar setelah pulang sekolah.

"Tidur dulu, nanti disambung lagi" gumam raffa sambil mengeliat untuk mengurangi rasa pegal dibeberapa sendinya. Kemudian merebahkan tubuhnya diatas ranjang.

Setelah pulang sekolah raffa segera masuk kedalam kamarnya dan meminta waktu sendiri kepada raffi yang kebetulan ikut mengekor dibelakangnya dengan beralasan raffa akan melengkapi catatannya yang tertinggal dan mengerjakan tugas susulan untuk mengejar ketertinggalannya selama tidak masuk sekolah selama dia izin tidak sekolah karena sakit.

Respon raffi tentu menolak dan tetap ingin bersama sang adik. Bahkan raffi berjanji tidak akan menganggu dan akan tetap diam dengan rebahan santai di ranjang. Tetapi, raffa tetap mengeluarkan berbagai macam alasan agar dia bisa sendiri dan mau tak mau, suka tidak suka raffi mengiyakan keinginan raffa dengan meyakinkan dirinya kenyamanan sang adik juga prioritas karena semenjak raffa keluar dari rumah sakit sang adik tidak pernah diberikan waktu sendiri sekalipun termasuk jam tidur. Walaupun saat ini raffa sendiri, raffa tetap dapat raffi pantau melalui kamera tersembunyi yang sudah diletakkan oleh keluarganya agar raffa tetap berada dalam pengawasan mereka.

Ceklek

Pintu kamar raffa terbuka, seseorang tersebut melangkah memasuki kamar dengan langkah perlahan dan berhenti tepat disamping ranjang raffa. Kemudian duduk dan menyingkirkan rambut berponi yang hampir menutupi bagian mata.

"Rambutnya udah agak panjang" gumamnya

"Jailin enak kali yah hehe" kekeh orang itu pelan

"Hmm hmmm" dehemnya mencoba menormalkan suaranya sebelum memulai aksinya

Orang tersebut berdiri dengan sikap kuda-kuda, Menggerakan bagian mulutnya beberapa kali sebagai upaya pemanasan dan mengarahkan kedua tangannya ke mulut seperti TOA agar suaranya terdengar lebih kencang.

"ADEEKKKK!!! BANGUUNN DEEEKKK!!! ADA GODZILA  KABUUURRR DARIII SARAAANGNYAAAA DEKK!!!! CEPEETANN DEEKKK BANGUUUNNN KEBUURU GODZILANYA NGAMUUKK DEKKK!!!" Teriak elang.

Raffa yang baru saja terlelap beberapa menit yang lalu setelah merasa lelah dengan apa yang dia kerjakan. Seketika terkejut langsung duduk diranjang dengan mata sayu yang mencoba untuk terbuka akibat teriakan sang abang yang membuatnya bingung

"Ah..." ucap raffa yang menengok ke arah kanan dan kiri untuk mencari sumber suara dengan salah satu tangannya mencoba memegang bagian kepala yang tiba-tiba terasa pening akibat bangun seketika.

Wajah raffa yang tertangkap oleh elang hanyalah muka kebingungan dengan mata sayunya.

"GODZILA DEK,, GODZILA KABUR DARI SANGKAR,, AYOO CEPETAN KABUR,, KEBURU MAKANANNYA DIAMBIL GODZILA DEKK.. NANTI ABIZZ!" teriak elang mencoba mengompori sang adik

Raffa yang masih setengah sadar dan belum konek dengan apa yang sedang terjadi mengikuti alur yang direncanakan oleh elang. Raffa bergegas bangun dan turun dari ranjang dengan sedikit sempoyongan menuju kulkas yang berada dikamarnya. Mengambil banyak snack yang tersedia.

"Abang sini bantuin raffa bawanya" titah raffa

"Iya iya abang bantuin" tutur elang sambil membawakan tas berjalan mendekat ke arah raffa dan menahan diri untuk tidak tertawa.

"Godzilanya dimana sekarang bang?" Tanya raffa sambil sibuk memindahkan makanan ringan ke dalam tas.

"Ada dipikiran abang dek" sahut elang

"Koq bisa?" Balas raffa terdiam seolah olah baru saja berpikir dengan situasi yang terjadi

"Godzila? Godzila? Godzila? Snack? Pikiran abang? Koq  ngga nyambung" pikir raffa

"Abang? Emang godzila makan ginian?" Tanya raffa

"Iya" sahut elang sambil tetap merapikan makanan ditas.

"Koq bisa? Lagian ngapain godzila disini? Emang ada godzila beneran disini? Koq pemerintah diem aja? Koq ngga ada sirine mobil polisi?" Tanya raffa lagi

"Kan godzilanya ada dipikiran abang. Jadi untuk sebelum makanannya sampe ke godzila perlu abang makan dulu cemilannya. Polisinya masih rapat dalam khalayan abang" tutur elang santai.

"ABAAAAANGG VAROOOOOOOO!!!!" teriak raffa kencang setelah tau apa yang sebenarnya terjadi.

Elang yang mendengar TOA raffa seketika itu juga menutup kedua telinganya dan melepaskan tas yang telah tadi dia isi dengan snack yang berasal dari kulkas  raffa.

Braakkk

Pintu kamar raffa terbuka dengan kasar oleh orang yang raffa tadi panggil dengan sedikit tergesa-gesa karena mendengar suara sang adik.

"Kenapa?" Tutur varo sambil menetralkan napasnya yang sedikit ngos-ngosan.

Bukannya menjawab pertanyaan varo, raffa langsung menunjuk elang yang masih menutupi telinganya sebagai jawaban.

Elang yang ditunjuk seketika itu juga langsung tersentak seakan sadar bahwa singa sebentar lagi akan  mengeluarkan raungannya. Seketika itu juga elang berjalan dengan santai menuju pintu keluar seolah-olah tidak terjadi apa-apa sebelum kakaknya beraksi menjadikannya sebagai sasaran targetnya.

"E...e...e...e...ehhhh" ucap elang yang kerah bajunya ditarik oleh varo.

"Bye bye" batin elang merutuki dirinya sendiri, kenapa pintu raffa harus satu kenapa ngga dua. Kenapa kakaknya itu dari tadi berdiri dipintu. Jadi dia sebelum sampai pintu tentu harus melalui sang abang terlebih dahulu.. huhuhuhuhu

"Kamu ngapain adekk hmmm" peringat varo

"Ng-ngga ngapa-ngapain koq. Cuma bangunin adek doang" kilah elang sedikit gugup.

"Boong tuh bang" kompor raffa

"Jujur ato abang ngga izinin ngendarain mobil sendiri" ancam varo

"Beneran abang. Sumpah deh. Suer juga. Elang cuma bangunin adek aja buat makan malem. Kan tadi adek lagi tidur" tutur elang yang ngga sepenuhnya berbohong. Bener dong elang ngga bohong. Elang hanya membangunkan raffa aja. Hanya caranya sedikit berbeda saja. Hihihi

"Iya tapi ngga gitu juga caranya abang. Itu bukan bangunin tapi ngerjain" gemes raffa dengan jawaban sang abang

"Masa bangunin sambil tipu-tipu" tutur raffa

"Mulai sekarang kamu ngga boleh make mobil selama seminggu. Semuanya harus diantar sopir. Ngga ada bantahan" tegas varo setelah mendengan penuturan raffa dan menambahkan tidak ada bantahan melihat elang yang akan memprotes.

"Sekarang kita keruang makan" titah varo kemudian melepaskan cekalannya dikerah elang dan berjalan menghampiri raffa kemudian menggendongnya dan membawanya ke ruang makan

"Abang beresin snack raffa ke tempat semula" tambah raffa

"Wlleeeeeee" ujar raffa sambil memeletkan lidahnya ke arah elang yang berada dibelakangnya seolah mengejek sang abang karena ulahnya.

Elang yang masih dibelakang hanya bisa menggerutu dengan keputusan abang sulungnya tapi ngga bisa membantah juga. Helaan napas hanya bisa elang keluarkan sebagai rasa frustasinya. Niatnya mau ngerjain malah dirinya yang dikerjain sang abang. Dan menerima nasibnya yang sekarang merapikan kembali isi kulkas raffa sebelum menuju ruang makan.

Ting

Bunyi ponsel raffa yang tidak mereka sadari sama sekali yang menandakan ada pesan masuk. Karena ponsel tersebut masih terletak di tas sekolah raffa di kursi belajarnya.

"Kamu anak pembawa sial" isi pesan tersebut

▪️▪️▪️▪️

RAFFA (OVERPROTECTIVE FAMILY) SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang