Bagian 54

2.5K 333 30
                                    

H-1 pukul 22.00 mansion wijaksa

Raffi keluar dari kamar dan berjalan menuju kamar saudara kembarnya. Sejak pagi dia hanya mengamati pergerakan reino melalui kamera CCTV yang tersambung di ponselnya. Namun nihil. Adiknya tidak kunjung mengambil alih dirinya sendiri. Hingga dia memutuskan untuk memastikan sendiri dengan pergi menuju kamar raffa. Mengingat waktu yang tersisa dari apa yang raffa beritahu padanya tinggal hari ini hingga esok. Maka ia memutuskan lebih baik menunggu adiknya hingga esok hari.

Ceklek

Raffi membuka kamar itu dan melihat ke arah ranjang, dimana sosok itu telah memejamkan matanya. Entah tertidur atau memang hanya terpejam karena merasa malas untuk diajak berbicara atau hanya sekedar memperhatikan sekitar. Mau bagaimanapun, sosok itu masih tetap tidak bisa bergerak bebas karena ikatannya masih melekat pada tangan dan kakinya. Yang berbeda adalah selang yang berada dihidungnya sudah tidak terpasang. Mengingat reino memilih untuk makan sesuai jam yang diatur oleh keluarganya.

Raffi kemudian memfokuskan pandangannya pada seseorang yang sedang terduduk dalam diam dengan sebuah buku yang dibacanya dengan amat serius di sofa. Dia adalah kakak termudanya yang memang sedang terjaga di kamar raffa mengingat besok libur kuliah.

"Kak" ucap raffi yang mengalihkan atensi verrel

"Hmmm" sahut verrel sambil melepas kacamatanya, menutup buku yang sedang dibacanya dan meletakkannya disofa samping tempatnya duduk.

Raffi mendekat, duduk disebelah verrel dan memeluknya. Dia merasa rindu pada kakaknya yang paling muda ini. Masih muda tetapi juga memiliki banyak tanggungjawab mengurus perusahaan ke depannya. Karena kak vino yang lebih memilih dunia kesehatan dibanding bisnis. Sehingga dia perlu membantu kakaknya dikantor sekaligus belajar langsung sebelum akhirnya nanti diamanahkan untuk memegang beberapa cabang perusahaan.

"Tumben? Kenapa hmm" ujar verrel pelan karena adiknya ini jarang sekali bersikap manja dengannya.
Namun dia juga membalas pelukan raffi tak kalah erat dan mengelus rambut wangi adiknya lembut.

"Kangen" sahut raffi yang dibalas kekehan oleh verrel

Verrel mengangkat wajah raffi yang disembunyikan dalam dekapannya.

Cup cup cup cup cup

Verrel mengecup kedua pipi raffi, mata raffi, dan dahi raffi membuat sang empu tersenyum manis. Kemudian verrel kembali mendekapnya erat. Meletakkan dagunya dikepala raffi dan memainkan rahangnya. Seperti apa yang biasa dia lakukan saat mereka kecil dulu. Hal itu pun tak luput membuat raffi terkekeh geli dan justru semakin mengeratkan pelukannya pada sosok kakaknya tersebut.

"Kakak geli" kekeh raffi namun verrel tidak berhenti. Justru tangannya mengelus punggung raffi pelan.

"Tidurlah sudah malam" ucap verrel kemudian mengecup rambut raffi gemas

"Hmmm" gumam raffi kemudian menutup matanya

"Kakak juga tidur" lirih raffi yang masih terdengar oleh verrel

"Iyaa" sahut verrel dan tetap melanjutkan aktivitasnya dan tak lama verrel merasakan napas adiknya yang mulai teratur menandakan telah terlelap.

Tak ingin membuat badan adiknya merasa sakit karena tertidur dalam posisi duduk. Verrel memilih mengangkat tubuh raffi perlahan dan berjalan menuju ranjang tempat si bungsu berada. Kemudian meletakkan raffi yang masih terlelap di ranjang dengan pelan.

"Eunghh" lenguh raffi pelan karena merasa tidurnya sedikit terganggu akibat pergerakan verrel

"Sssstttt" lirih verrel kemudian mengusap rambut raffi pelan membuat sang adik kembali terlelap. Dia juga memberikan satu bantal guling kepada adiknya agar tidurnya semakin nyenyak.

RAFFA (OVERPROTECTIVE FAMILY) SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang