Bagian 44

2.4K 354 19
                                    

Sesampainya di mansion, raffa segera masuk ke kamarnya. Karena memang mamah dan mommy sedang di rumah sakit sehingga hanya menyisakan bodyguard dan maid di dalam mansion. Sebelum masuk ke kamar raffa telah ditawari untuk makan terlebih dahulu, tetapi dia menolaknya dengan alasan sudah makan di sekolah dan ingin segera beristirahat.

Bruk

Raffa menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur setelah berada di kamarnya tanpa ada keinginan untuk mengganti baju terlebih dahulu. Raffa merasa tubuhnya seolah remuk dan memintanya untuk beristirahat karena sudah berada diambang batas tubuhnya bisa menangani kegiatannya selama ini.

Untuk saat ini biarlah dia hanya memikirkan kesehatan tubuhnya sendiri dan melupakan masalahnya dengan saudara kembarnya, masalah dengan orang itu, dan kesehatan sang oma yang masih di rawat di rumah sakit. Hanya kali ini saja. Raffa ingin bertindak egois untuk dirinya sendiri. Tak apa bukan?

Perlahan mata raffa mengerjap-erjap pelan beberapa kali. Cahaya yang semula berebut masuk ke dalam netranya lambat laut memudar hingga kegelapan yang menelannya saat kedua matanya tertutup karena tertidur.

▪️▪️▪️▪️

Di tempat lain

"Fi, lo kenapa sih?" Tanya riezky yang saat ini mereka sedang ada di sebuah kafe bersama gilang dan aldo.

Gilang dan aldo belum mengetahui akar masalahnya. Mereka berdua hanya tiba-tiba diminta oleh riezky untuk standbye di samping raffi saat riezky menelpon aldo.

"Gue kenapa?" Sahut raffi santai

"Maksud lo apa ngomong sama ade kayak tadi?" Balas riezky

"Emang ada apa ky?" Tanya gilang yang sudah kepo

"Tanya aja sendiri" sungut riezky

"Fi?" Ujar aldo yang sejak tadi diam dan jengah dengan tingkah raffi yang hanya memainkan sedotan digelasnya.

"Gue juga ngga paham apa maksudnya riezky, do" sahut raffi sambil meminum jusnya

"Ck. Ngaku aja kenapa sih" timpal gilang

"Fi?" Tekan aldo lagi karena raffi masih enggan untuk jujur

Akhirnya raffi menghela napasnya kasar dan meletakkan minuman yang sejak tadi dia mainkan di atas meja.

"Oke gue jujur. Sebenernya gue gatau--" tutur raffi

"Iya ngga taunya kenapa?" Gilang greget

"Jangan dipotong dulu ogebb" celetuk riezky

"Abis lama banget ngomongnya, biasanya juga to the point" celetuk gilang

"Gue ngerasa affa jaga jarak sama gue" balas raffi mengabaikan gilang dan riezky

"Maksud lo?" Timbrung riezky

"Lo pasti nyadar kan, tingkah affa sedikit berubah. Lebih sering ketiduran, lesu, ngga semangat, dan sering ngelamun sendiri. Tapi kalo ditanya pasti jawabnya selalu dengan memasang muka yang baik-baik aja" tutur raffi

Riezky mengangguk membenarkan. Karena memang riezky lebih sering bersama raffa dibanding aldo dan gilang selama masa ujian semester, jadi dia memiliki peluang lebih lama memperhatikan raffa. Sedangkan aldo dan gilang hanya menyimak.

"Gue juga udah berapa kali dapet penolakan sama affa bahkan dimansion dia sering dikamar dan kamarnya dikunci. Padahal sebelumnya dia ngga pernah ngekunci kamarnya. Gue ngerasa ada yang disembunyiin. Tapi gue cuma bisa berpikir positif. Hingga puncaknya tadi" lirih raffi sambil memutar sekilas bayangan raffa saat di toilet tadi.

"Dan gue kebawa emosi saat tadi ngomong sama affa" tutur raffi.

"Iya main tinggalin aja, sampe gatau kan lu kalo ade tadi hampir pingsan" timpal riezky

RAFFA (OVERPROTECTIVE FAMILY) SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang