Bagian 46

3K 329 17
                                    

"Raffa!" Pekik vino saat melihat sang adik telah tidak sadarkan diri di dekapan raffi sedangkan yang lain menjadi ikut melihat pada titik fokus tersebut

Vino segera mendekat ke arah si kembar. Kemudian meminta izin kepada raffi agar dia bisa mengambil alih raffa untuk segera ditangani.

"Raffi, lepasin adeknya dulu yah, raffa pingsan. Kakak tangani dulu yah" tutur vino melembut saat melihat kondisi raffi juga masih dalam kondisi terguncang.

"Ngga, affa sama raffi aja kak"pinta raffi

"Tapi adek butuh penanganan boy" tutur bram mencoba membujuk dengan lebih mendekat ke arah si kembar

"Affa capek kak, jadi biar affa istirahat dulu" tutur raffi

Ya, raffi yakin adiknya saat ini hanya merasa lelah. Makanya saudara kembarnya ini bersandar pada raffi. Dia ingin istirahat dalam dekapan raffi. Jadi nanti adiknya akan baik-baik saja setelah raffa merasa cukup untuk beristirahat. Ya. Raffi yakin itu.

"Biar kakak tangani dulu okeh, raffi bisa disamping raffa hmmm. Kata raffi tadi adek capek kan? Makanya sini sama kakak. Nanti kakak kasih vitamin biar adek jadi lebih sehat hmmm" bujuk vino lagi karena raffa memang sudah benar-benar tidak sadarkan diri dan tergeletak lemas.

Raffi tetap menggeleng. Dia tidak mau. Karena saat ini raffa sedang membutuhkan dirinya. Jadi raffi tidak mau lepas dari adiknya.

"Raffi" tekan brian karena raffi tetap keras kepala. Tapi dia juga masih ingat bahwa kini mereka masih berada di pemakaman dan sepertinya memang raffi dalam kondisi kurang stabil jadi belum bisa berpikir secara jernih.

Namun kenyataannya adalah itu merupakan alam bawah sadar raffi yang memang memiliki rasa penyesalan yanh besar pada adiknya. Mungkin jika tadi malam raffi bergerak cepat memberitahukan kondisi raffa pada yang lain. Adiknya sekarang tidak akan sedrop ini.

Raffi yang sedikit tersentak dengan ucapan kakaknya seolah memberikan peringatan kepada dirinya untuk melepaskan raffa, tapi raffi tidak mau. Jadi dia tetap mempertahankan posisinya dan tetap menggelengkan kepalanya pertanda tidak mau.

Melihat reaksi raffi yang tetap pada pendiriannya, Opa segera memberi kode kepada bram agar memisahkan keduanya mengingat saat ini mereka masih dalam pemakaman. Opa tidak ingin hal buruk juga terjadi pada bungsu wijaksa. Disaat seperti ini, opa harus bisa berpikir dingin dan jernih. Dia juga tidak mau membuat istrinya sedih melihat ini semua.

Bram yang mengerti tatapan opa segera mendekat, membantu vino untuk melepaskan raffa dari raffi. Dengan sedikit paksaan pelukan raffi terlepas berganti dengan bram yang mendekap raffi. Membuat raffi jadi semakin menangis. Bahkan valeri ikut mendekat untuk menenangkan raffi.

"Daddy, lepasin raffi. Ini salah raffi. Daddy lepas. Raffi mau affa daddy. Mommy tolong raffi mommy. Raffi ingin sama affa mommy" racau raffi

"Raffi tenang okeh, raffa akan baik-baik aja" tekan bram membisikkan kalimat penenang pada raffi dengan tangannya yang masih kuat mendekapnya agar tidak terlepas.

"Ini bukan salah raffi sayang, raffa hanya kelelahan. Raffa akan baik-baik aja. Jadi raffi jangan terlalu khawatir hmm" tutur valeri mencoba menenangkan raffi.

"Mau affa mommy, raffi mau affa. Aakhh" racau raffi lagi hingga aran memilih untuk membius raffi dengan dosis rendah agar raffi lebih tenang.

Sedangkan Vino segera mengangkat raffa ala bride style dan berjalan cepat untuk segera meninggalkan pemakaman menuju mansion agar raffa mendapatkan penanganan lebih cepat. Keluarga yang lain juga mulai menyusul dibelakang dengan bram yang mengendong raffi. Sedangkan opa masih terduduk disamping batu nisan sang istri.

RAFFA (OVERPROTECTIVE FAMILY) SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang