Bagian 47

2.6K 344 14
                                    

Waktu telah menunjukkan pukul 11.30 siang. Seorang remaja yang awalnya terlelap akibat tak sadarkan diri, kini kelopak matanya mulai terbuka secara perlahan. Vino yang melihat hal tersebut raffa, segera mendekat guna memeriksanya kembali untuk memastikan adiknya dalam keadaan lebih baik.

"Apa yang dirasain dek?" Tanya vino sambil memeriksa badan raffa

"Pu..sing" lirih raffa dengan suara seraknya.

Vino mengangguk mengerti sambil meletakkan stetoskop diatas nakas setelah selesai memeriksa dan mengatur kecepatan cairan infusnya menjadi lebih lambat dari sebelumnya. Tak lupa ia mengambil telepon genggam dan mendial nomor, berbicara sebentar kemudian mematikannya.

"Haus" lirih raffa

Saat mendengar penuturan raffa. Vino memilih untuk meletakkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya. Mendekat ke arah raffa, membantunya duduk dengan bantuan beberapa tumpukan bantal sebagai sandaran. Setelahnya ia mendekatkan air minum yang dilengkapi oleh sedotan dan meletakkannya di depan mulut raffa. Raffa meminumnya dengan pelan.

Tok tok tok

"Masuk" ucap vino sambil meletakkan minuman tersebut saat merasa raffa sudah selesai meminumnya.

"Maaf tuan, saya ingin mengantarkan makanan tuan muda raffa" ujar maid tersebut berucap sopan

"Taro di nakas" sahut vino

"Jika tidak ada yang dibutuhkan lagi saya pamit kembali ke bawah tuan" ucapnya dan segera melenggang pergi setelah dapat anggukan dari vino yang sejak tadi sibuk membenarkan selimut raffa tanpa menoleh ke arah maid

"Raffa makan dulu yah"ujar vino sambil mengambil semangkok bubur sehat diatas nakas dan mengabaikan kotak kecil itu.

"Kak, itu apa?" Tanya raffa yang terfokus dengan satu kotak berukuran 10x15 cm dengan bungkusnya yang apik serta terbalut oleh pita berwarna biru muda.

"Makan dulu yah" ujar vino abai. Bukan karena apa. Hanya adiknya sekarang butuh asupan untuk menambah stamina.

Raffa menerima suapan dari vino. Mengenai kotak tersebut, raffa memilih untuk mengambilnya sendiri karena dapat dia jangkau. Sambil memakan bubur tersebut, raffa membuka kotak itu. Begitu dibuka raffa melihat sesuatu yang tampak sedikit familiar. Sedangkan vino hanya memperhatikannya saja.

"Buku?" Gumam raffa

"Dari siapa?" Tanya vino sambil menyuapkan kembali makanan ke mulut raffa

Raffa menggeleng pertanda tidak tau. Karena tidak ada identitas apapun di luar maupun didalam kotak tersebut.

"Buang saja" ucap vino kemudian

"Tapi kak--"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, buku tersebut telah direbut vino dan membuangnya di tong sampah yang terdapat di kamar raffa.

"Ingat, jangan menerima apapun jika tidak diketahui siapa yang memberi. Mengerti?" Ujar vino lebih tegas

Raffa mengangguk mengingat kakaknya seperti tidak mau dibantah untuk saat ini.

30 menit kemudian

Raffa sekarang sedang duduk bersandar dikepala ranjang. Setelah acara makan dan minum obatnya selesai. Raffa meminta kakaknya untuk beristirahat dengan beralasan dia sudah baik-baik saja. Apalagi dia sedang berada di mansion jadi tidak akan terjadi sesuatu kepadanya. Dan jikalau pun dia butuh bantuan, raffa dapat berteriak atau menelepon. Hal tersebut disetujui oleh vino.

Raffa masih merasa penasaran dengan buku yang vino buang tadi. Kenapa? Karena saat diperpustakaan pesan orang itu juga melalui sebuah buku. Raffa hanya takut, jika dia melewatkan pesan maka segalanya tidak baik-baik saja. Apalagi orang itu mengancan panti asuhannya dulu.

RAFFA (OVERPROTECTIVE FAMILY) SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang