Bagian 32

3.6K 444 19
                                    

Rumah sakit pukul 19.00

Kini si kembar telah selesai melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh yang diawasi langsung oleh vino dan aran. Saat ini kedua masih terbaring diatas brankar diruangan istimewa mereka. Begitu juga dengan seluruh keluarga wijaksa lainnya yang sedang menunggu keduanya sadar. Hasil pemeriksaan akan keluar keesokkan harinya.

Ceklek

Pintu terbuka oleh salah satu maid diikuti oleh 2 pengawal dengan membawa beberapa wadah yang masih tertutup.

"Taruh dimeja" ujar adelia

Mereka pun menganggukinya dengan sopan dan menaruh makanan tersebut sesuai dengan arahan sang nyonya. Kemudian ketiganya pamit keluar ruangan untuk kembali ke mansion dengan hormat.

"Sekarang kalian makan lah dulu. Sudah waktunga makan malam. Dan tidak ada bantahan" ujar oma

Ya, barang yang tadi dibawa oleh maid adalah makanan yang dipesan oma kepada maid untuk mengantarkan makanan sesuai dengan keinginan oma mengingat hari sudah agak malam dan mereka tentu sulit untuk keluar mencari makan karena keinginan mereka untuk menemani si kembar.

Adelia, valeri, dan oma mulai menyiapkan makanan untuk suami mereka terlebih dahulu. Kemudian adelia dan valeri mempersiapkan untuk anak-anaknya. Ruangan yang besar tentu tidak membuat mereka merasa sempit dan semua fasilitas diruangan tersebut juga lengkap. Mereka akan mengisi tenaga terlebih dulu sambil menunggu bungsu mereka sadar dengan tenang dan khidmat.

Setelah acara makan malam selesai beberapa anggota meninggalkan ruangan untuk beristrahat dengan sedikit paksaan dari yang tertua yaitu opa. Jadi oma, opa, thomas, adelia, varo, brian, aran, verrel, vino, dan elang diminta untuk pulang karena memang mereka membutuhkannya. Sehingga diruangan tersebut hanya menyisakan si kembar dengan orang tua mereka berdua.

"Mas?" Ujar valeri dalam dekapan bram setelah hening mengingat tinggal mereka berdua.

"Hmm" sahut bram yang mengelus rambut panjang nan lembut istrinya tersebut.

"Kenapa selalu menimpa si kembar mas kejadian seperti ini. Bahkan ini bukan sekali dua kali mas" lirih valeri

"Hmmm. Kau benar sayang. Mungkin karena mereka lah yang terlemah dari kita. Mereka masih sekolah. Mereka kurang mengerti dunia kita terlebih raffa." Balas bram

"Tapi kenapa harus mereka mas, mereka bahkan tidak tau apa-apa. Mereka mengalami ini juga sejak sangat muda. Aku takut mas..." ujar valeri dengan badannya yang sedikit bergetar bahkan semakin erat memeluk bram.

"Aku takut kondisi ini akan berpengaruh pada kesehatan mereka berdua. Mas juga tahu. Raffi berubah total semenjak terpisah dengan raffa. Dia lebih sering diam dan irit bicara. Baru saat raffi kembali emosinya mulai berubah sedikit demi sedikit mas. Bagaimana dengan raffa mas? Gimana? Hiks hiks. Bahkan raffa sudah memiliki trauma pada hal-hal tertentu ....."

"Sssstttt tenang yah. Maafkan aku yang kurang bisa menjaga mereka berdua. Dan maafkan aku karena kau dan anak-anak kita menjadi sasaran musuh keluargaku. Maafkan aku" potong bram yang sudah tidak mau sang istri melanjutkan perkataannya. Karena itu semakin menyiksa batinnya atas ketidakmampuan dalam menjaga keluarga kecilnya. Sesekali bram juga mengecup kepala valeri

"Itu bukan salah kamu mas. Ini juga salah aku. Aku.. hiks hiks ...."

"Ssst sudah yah. Sekarang kita harus menjaga mereka dengan baik agar kejadian seperti ini tidak akan terulang kembali hmmm"

Valeri mengangguk lemah dan bram mengecup kembali kedua mata dan kening sang istri cukup lama.

"Kita harus kuat agar anak kita juga kuat" tutur bram kepada sang istri

"Da....dd" lirih salah satu dari si kembar masih menutup kedua matanya

Valeri yang mendengar anaknya sudah mulai tersadar segera menghapus air matanya dan memoleskan sedikit bedak agar tidak terlihat seperti baru saja menangis. Sedangkan bram sudah beranjak mendekat ke arah sang anak yang tadi memanggil dirinya dengan suara yang amat sangat lirih.

"Iya ini daddy sayang.. ada yang sakit hmm" ujar bram disamping raffi dan mengelus rambut raffi dengan pelan

"Af-fa dad" ujar raffi sambil mencoba membuka netranya dan penglihatannya masih sedikit buram

"Raffa ada dibrankar sebelah, raffa masih tidur. Jadi jangan khawatir hmm" balas bram

Raffi mendengar bahwa adiknya masih tertidur membuatnya sedikit lega. Setidaknya raffa ada diruangan yang sama dengannya dan kondisinya baik.

"Ada yang sakit sayang atau tidak enak atau ada yang kamu inginkan sayang" ucap valeri mendekat dan berkata lembut dengan raffi. Sedangkan bram sedikit menggeser badannya untuk memberi ruang.

"Raffi baik mom dan sedikit haus" sahut raffi

Valeri pun segera mengambil air diatas nakan dan mendekatkannya ke raffi tak lupa bram membantu menaikkan brankarnya agar memudahkan sang anak minum.

"Minum dulu sayang hmm" ujar valeri yang mengarahkan sedotan ke mulut raffi.

Raffi menerimanya dan meminum air tersebut hingga berkurang seperempatnya.

"Sekarang tidurlah lagi. Hari masih malam" tutur bram

"Iya dad, selamat tidur mom, dad." lirih raffi kemudian kembali menutup kedua matanya dan bram kembali menurunkan brankar tersebut

"Selamat malam sayang, lekas sembuh" ucap bram kemudian mengecupnya begitu juga dengan valeri.

▪️▪️▪️▪️

Waktu menunjukkan pukul 07.30. Kini si kembar sudah bangun dan memakan sarapannya dengan valeri menyuapi raffa dan bram menyuapi raffi. Keduanya makan dengan lambat.

"Kalian makannya dicepetin dong. Masa sesuap bubur ngunyahnya 15 menit" ujar bram

"Udah mom" ucap raffa

"Raffi juga udah dad" ucap raffi

"Lhoo koq udah. Ini setengahnya aja belum habis lho" ujar valeri

"Minum mom" ujar raffa mengalihkan perhatian mommynya dan valeri langsung menuruti kemauan anaknya tersebut

Begitu juga dengan raffi mengambil minumannya sendiri diatas nakas.

"Dihabisin dong makanannya. Sayang lhoo" ujar bram

"Yaudah daddy aja yang ngabisin" balas raffi

"Tap--"

"Kan kata daddy sayang" potong raffi

"Malah senjata makan tuan" batin bram

"Raffa mau ayam goreng tepung mom yang crispiiiiiiiiii bangett" tutur raffa tiba-tiba ingin makan ayam

"Iyaa. Tapi habisin dulu buburnya yah" balas valeri

"Gamau. Mau ayam aja. Tapi maunya yang stick drum sama wings aja. Yang banyaaakkk" ujar raffa

"Iya dad, raffi juga mau ayam sama kayak adek" ujar raffi

"Hah" bram dan valeri menghela napasnya pelan.

"Tapi minum obat dulu yah. Baru daddy bawain ayamnya" ujar bram

"Emmm" tutur raffa sambil mengangguk

"Tapi ujungnya aja" lanjut raffa

"Ya ngga boleh gitu dong sayang" balas valeri

"Kan sama aja mom. Sama-sma minum obat" sahut raffa

"Iya mommy paham. Tapi dosisnya ngga begitu sayang."

"Iya deh iya" balas raffa dengan pasrah

Kemudian keduanya meminum obat yang disugukan oleh kedua orang tuanya dan meminumnya dengan pelan.

▪️▪️▪️▪️

RAFFA (OVERPROTECTIVE FAMILY) SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang