Bagian 56

2.7K 345 98
                                    

Raffa mencoba melepaskan pelukan sang kakak dengan pelan, ada rasa enggan tetapi harus. Bahkan saat ini pelukan itu masih terasa begitu erat baginya, seolah raffi tidak ingin membiarkannya pergi. Dengan pelan raffa meraba pergelangan tangan raffi dipunggungnya kemudian mencoba melepaskannya perlahan dan sesekali memegangnya erat.

"Kak maaf, raffa mohon" lirih raffa mencoba kembali melepaskan tangan kakaknya.

Hingga akhirnya pelukan itu berhasil raffa lepaskan. Raffa memandang wajah sang kakak sedikit lebih lama, karena dia tidak tau akan bisa melihatnya kembali atau tidak. Sedangkan waktunya semakin terbatas sesuai dengan waktu yang dijanjikan dan  membuat raffa harus segera beranjak.

Klek

Kunci mobil terbuka, raffa melangkah keluar dengan pelan. Sebelum dia kembali menutup pintu tersebut, sekali lagi raffa melihat wajah kakaknya sebentar, setidaknya dia dapat merekam wajah kakaknya lebih jelas dalam ingatannya saat ini untuk nanti.

Klek

Pintu mobil raffa tutup dan tak lama terkunci secara otomatis. Membuat orang lain tidak bisa membukanya kecuali dari dalam atau yang mempunyai kunci cadangan mobil tersebut. Kemudian raffa melangkah menjauh meninggalkan sosok kakaknya dengan mata yang berkaca-kaca kembali. Sebelum air mata itu jatuh ke pipinya, raffa lebih dulu mengusapnya dan tetap berjalan menuju mobil online yang telah dia pesan secara diam-diam tanpa sepengetahuan kakaknya untuk menuju tempat yang tertera pada pesan diponselnya.

"Halo" ujar raffa menerima panggilan dari ojek onlinenya

"Saya ada di depan xxxxxx, saya harus kemana?"

"Oh iya, biar saya yang kesana pak" sahut raffa dan saat melihat mobil pesanannya raffa masuk ke dalam mobil tersebut. Membuat sang sopir segera melajukan kendarannya menuju tempat yang akan dituju.

▪️▪️▪️▪️

Kini verrel, brian, dan aran sedang dalam perjalanan menjemput si kembar bersama beberapa bodyguard yang mengawal.

Verrel mengingat kembali bagaimana sikap raffi dari malam hingga pagi tadi padanya. Membuatnya terus bertanya-tanya sebenarnya apa yang sedang raffi rencanakan? Mengapa dia membantu raffa keluar dari mansion? Apakah raffa, raffi, dan reino bersekongkol? Verrel tidak tau. Apakah sikapnya semalam dan tadi pagi hanya untuk mengelabuinya atau sebagai permintaan maaf karena sekarang keduanya pergi dari mansion tanpa izin? Verrel mengusak rambutnya kasar.

Berbeda dengan aran yang sedang memikirkan, apakah saat ini raffa atau reino yang menempati tubuh adiknya? Dia takut jika reino yang tersadar akan berbuat sesuatu yang tidak mereka duga mengingat sosok reino yang spontanitas? Jika memang raffa, yang membuat tanda tanya adalah mengapa raffa melakukan ini semua? Apakah memang direncanakan mereka untuk pergi? Jika iya, apa alasannya. Jika tidak tentu kenapa harus kabur, bukankah tinggal meminta izin? Atau takut tidak diizinkan? Lagi lagi aran dibuat frustasi.

Begitu juga dengan brian yang sejak tadi diam. Dia juga sama memikirkan si kembar. Tetapi hal yang ingin dia ketahui saat ini adalah bagaimana kabar keduanya? Kenapa memilih taman? Kenapa perginya harus sepagi itu? Tidak bisakah mereka pergi setelah melihat keluarganya? Bagaimana kondisi raffa? Apakah orang suruhan raffi yang meretas CCTV? Kenapa hal seperti ini bisa membuat mereka kecolongan untuk kesekian kalinya? Bukankah mereka memiliki SDM yang memadai, teknologi yang canggih, bahkan kekayaan yang melimpah? Jadi yang salah disini keluarganya yang tidak bisa menjaga dan melindungi atau memang keberuntungan selalu berpihak pada si kembar sehingga membuat keduanya lolos atau memang si kembar memiliki seseorang dibelakang mereka yang lebih handal tanpa sepengetahuan wijaksa? Brian juga merasa frustasi dengan ini semua.

Drrttt drrrrt dddrrrtttt

Ponsel brian bergetar mengalihkan perhatian brian dari sesi lamunannya. Brian segera mengambilnya dari saku celananya dan mengangkat panggilan tersebut.

RAFFA (OVERPROTECTIVE FAMILY) SEASON 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang