22

1.9K 236 58
                                    

Sekolah, sekolah yang tak kalah besar nilai nya seperti sebuah rumah. Sekolah yang menjadi saksi dimana setiap siswa siswi akan dipertemukan dan dipisahkan karna cita cita. Sekolah yang akan mengukirkan kenangan manis dan membuat kebahagiaan tersendiri untuk semua siswa-siswi

Happy reading


🦋🦋🦋

 

Malam pun telah tiba, kehebohan yang terjadi sore tadi membuatkan seluruh bodyguard di perintahkan untuk berkumpul dan mencari si bungsu yang hilang itu.

Belum juga sempat bubar dari depan tuan besar mereka, salah seorang bodyguard menghadap ke hadapan dengan wajah yang sangat ketakutan dan berbicara membuatkan mereka semua terkejut akan hal itu

"Maaf tuan, tuan muda saat ini berada di ruang masak. Tadi tuan muda memohon izin ke saya untuk masuk ke ruangan itu.." belum juga sempat bodyguard itu menyelesaikan ucapannya, suara yang lantang langsung memotongnya dengan nada yang datar dan dingin

"Ini maksudnya apa? Mana baby ku? Kenapa kalian semua berkumpul di sini?" Tanya seorang lelaki yang memiliki tubuh berotot keliatan sekali dari cetak baju kemeja yang di pakainya saat ini.

Razeed,

Iya dia lah Razeed. Orang yang saat ini dingin dan datar menatap semuanya di belakangnya juga ada seorang lagi sebelas dua belas mirip dengan sifat Razeed. Iskandar yapsss dia.

"Mana Fin..?" Ucapan pertanyaan Iskandar terpotong dengan teriakan anak lelaki yang sedang menghampiri mereka

"Hiro!! Regan!! Kok lama sekali sih!! Fino tadi di dapur loh minum susu coklat paman Fazri yang kasih terus Fino minta ayam goreng ihhh di kasih" ucap Fino tersenyum gembira

"Paman? Paman yang tadi ya? Kok di sini sih? Terus paman yang lain juga kenapa disini?" Tanya Fino menatap polos ke arah mereka

"Kalian bisa bubar sekarang" perintah Mahendra dengan suara datarnya sambil menatap ke arah Fino yang masih keliatan tidak mengerti apa apa

"Jangan pernah main petak umpet lagi" ucap Mahendra sambil menajamkan matanya menatap Fino

Merasa ditatap seperti itu membuatkan Fino menundukkan kepalanya dan melangkah kecil ke arah papanya. Setelah dekat Fino langsung saja memeluk papanya itu sambil menutup wajahnya.

"Hiksss hiksss o..opa marah hiksss hiks o..o..opa gak sayang F..Fino hiks huaaaa" ucap Fino disela tangisnya itu.

Mendengar tangis Fino yang lirih itu membuatkan Mahendra ditatap tajam oleh sang istri

"Apa yang kamu lakuin? Kamu bikin cucu ku menangis" ucap Halena lalu mendekat ke arah Fino saat ini.

"Unch unch jangan nangis yaa opa tadi cuma main main kok sama Fino okeyy kita di sini semua sayang Fino ga ada yang ga sayang" ucap Halena, bukannya diam tangisnya semakin kuat dan membuatkan Randy memeluk anaknya itu erat sambil memenangkannya

"Udah jangan nangis nanti sakit" ucap Randy mengecup rambut anaknya itu

"Opa ga sayang Fino hiksss o...o..pa marah Fino" ucap Fino menyembunyikan kembali wajahnya di ceruk leher papanya itu

"Udah gausah nangis lagi" ucap Razeed sambil mengambil alih paksa tubuh adek kesayangannya itu

Mendengar suara abangnya itu membuatkan tangisannya terhenti dan menatap wajah orang yang saat ini menggendongnya

"B..bang Ajeed huaaaaaa adek kangen hiks hikss" ucap Fino mengeratkan pelukannya ke abangnya. Sementara yang lain hanya memasang wajah kesalnya saat melihat perlakuan Fino ke Razeed itu

"Apa gue harus pergi dulu lama lama terus pulang baru dapet tu pelukan kayak yang dikasih baby" batin Irfan menatap Razeed kesal

Sementara Razeed dia gembira tapi tidak tunjukkan nya pada yang lain. Gembira bisa membuat mereka semua kesal dan bahagia karena di peluk oleh kesayangannya..

☁️☁️☁️

Di ruang makan saat ini, Fino hanya diam menatap makanan yang sudah tersedia di hadapannya itu

Semua melihat Fino dengan tatapan bingung dan khawatir soalnya Fino itu orang nya gak bisa diem jadi yah aneh aja kalo tiba tiba diem manatau sakit fikir mereka

"Baby kenapa hm?" Tanya Raynald yang saat ini duduk bersebelahan dengannya

"Bang? Apa ni bisa di makan? Kok bunda Fatiha dulu ga pernah bikin ini ya?" Tanya Fino bingung

Mendengar itu membuatkan hati mereka sedikit tergores dan membatin bahwa kenapa mereka telat buat mengambil si bungsu kesayangan mereka ini.

"Ini bisa di makan kok di jamin enak deh" ucap Randy dan disetujui oleh yang lain

"Okeyy Fino makan tapi satu syarat boleh gak?" Tanya Fino menatap polos ke semua mereka yang ada di meja tersebut secara bergantian

"Apa hm?" Tanya Elyanah dan Jeya

"Fino mau sekolah sama kayak Hiro dan Regan boleh?" Tanya Fino tersenyum

"No" ucap mereka semua dengan tegas dan dingin membuatkan Fino sedikit ketakutan. Melihat itu Hiro dan Regan langsung saja mendekat ke arah Fino dan menenangkan adek kecil mereka itu

"Hikss hikss terus untuk apa Fino di sini? Fino juga mau belajar hikss biar pinter hikss Fino juga punya cita cita buat di kejar hikss Fino kira kalo sama mama papa Fino bisa kembali sekolah hikss tapi semua hancur hikss.. Fino kenyang" ucap Fino lalu berlari pergi dari ruangan itu dan menaiki tangga dengan berlari membuatkan mereka setengah khawatir dengan Fino

"Apa salahnya sih di izinkan Fino buat sekolah kan ada kita bisa jaga" ucap Hiro lalu ikut pergi mengejar Fino

Sementara yang lain hanya terdiam para wanita hanya tertunduk. Dan saat ini ada perasaan sedih dan bersalah pada si bungsu kesayangan mereka. Bener adanya apa yang di ucap anak itu. Tapi di satu sisi mereka takut jika musuh mereka mengincar Fino lagi dan membuatkan mereka terpisah semula

"Daddy papa mama mommy oma opa abang sama kaka kan orang kaya bodyguard anak buah juga mungkin berjuta-juta kenapa takut akan hal yang ada di benak kalian. Fino ga akan hilang jika kita semua ga lalai untuk menjaganya tapi tidak juga untuk membuat dirinya terkurung di istana besar ini tanpa ada hidupan di luar sana. Jangan di sebabkan kita terlalu mengekangnya membuatkan dia depress mom dad ma pa. Yaudah Regan mau ketemu Fino dulu pasti sekarang dia sedih" ucap Regan lalu pergi dari ruangan itu

Dilain sisi pula di sebuah mansion tak kalah megahnya seperti mansion keluarga Mahendra.

"Anak itu udah kembali hmm gue harus mendapatkannya dia adalah sumber kebahagiaan ku. Mereka harus musnah. Si kelinci harus bersamaku. Aku harus mendapatkannya dan membuat dirinya menganggap aku ayahnya" ucap seseorang itu sambil meminum bir


10.04.2021
_dyna

Rafino||•TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang