13

2.8K 283 31
                                    

Namanya juga takdir maka kita harus bersiap untuk mengikhlaskan segalanya

Happy reading


🦋🦋🦋   

"Kak bawa F-Fino pulang jangan masuk ke dalam" ucap Jeya membuatkan mereka langsung di landa kebingungan

"Kenapa emangnya?" Tanya mereka

Belum sempat Jeya membalas siren bunyi polisi dan juga ambulance berbunyi masuk ke kawasan panti.

Herald yang baru saja keluar dari panti membawa Hiro dan Regan yang saat ini menangis tak henti henti

"Hikssss bundaaaaa"

* * * *

Selama beberapa jam lamanya Hiro Regan dan terutama sekali Fino menangis saat setelah tau mayat siapa yang tergeletak di dalam panti itu membuatkan mereka hancur seketika.

"Selamat tidur adek kesayangan abang, jangan nangis lagi abang ga suka. Tidur yang nyenyak" bisik Razeed tepat di telinga Fino

Razeed merasa sedikit sedih, marah tentunya saat melihat adek kesayangannya itu menangis atas perbuatan keji seseorang. Razeed tau jika adeknya itu terlalu sedih dengan kehilangan bunda Fatiha bukan cuma bunda tapi anak anak di panti itu juga

Tak di pungkiri bukan jika mereka iaitu Fino, Hiro dan Regan merasa hancur dengan hal itu, apa lagi Hiro dan Regan yang melihat semua itu pasti sangat hancur. Orang yang selama ini menjaga dia, berada di dekat dia di samping dia sekarang pergi meninggalkan dia untuk selamanya.

Kini ketiga mereka telah pun tidur di kasur milik Razeed. Sementara yang lain tengah duduk di ruang keluarga dengan situasi yang masih panas dingin.

"Sebenarnya ada apa? Kenapa mereka terbunuh? Dan siapa yang membunuh?" Tanya Mahendra yang saat ini tengah duduk di single sofa.

Iya memang dirinya tidak tahu dengan hal itu karena dirinya dan juga istrinya telat buat datang ke panti.

"Mulanya setelah kami sampai ke panti dan melihat...

Flashback On

"Loh pintu panti kok ditutup sih" Ucap Regan yang masih berada di dalam mobil

"Mungkin bunda Fatiha lagi menyediakan suprise untuk Fino jadi makanya di tutup pintunya agar adek adek ga keluar dari panti buat bermain" ucap Jeya masih positive thinking

"Nah benar tu yang di bilang oleh mommy kalian, yaudah la sekarang ayo kita keluar buat bantu mereka bersiap siap sebelum kedatangan Fino" ucap Herald lalu membawa anaknya itu keluar dari mobil diikuti Irfan yang juga ikut. Sementara Iskandar, anak itu lagi sibuk mengurus perusahaan nya tapi berjanji akan datang saat setelah Fino datang ke panti.

Tokk..

Tokk..

Tokk..

Ketuk seorang dari bodyguard yang dibawa Herald, tapi tak ada yang membuka pintu itu

Tokk..

Rafino||•TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang