23

1.7K 189 42
                                        

Orang berharta saja ingin menuntut ilmu setinggi yang boleh walaupun harta kekayaannya sudah berlimpah ruah. Lah kita yang ga ada apa apa nya liat itu mahal liat ini mahal udah sombong ga mau belajar. Cita citanya tinggi belajar gamau hmm

Happy Reading

🦋🦋

Di sebuah kamar bernuansa biru muda seorang anak lelaki yang masih menangis akibat permintaannya di tolak keluarganya.

"Apa sih salah Fino bun hikss hiks Fino kan juga pengen pinter hikss Fino juga punya cita cita" ucap Fino pelan disela tangisnya

Ceklek

"Fino udah jangan nangis abang disini selalu untuk Fino okey jangan nangis nanti kita bujuk papa Randy buat izinin adek untuk sekolah okey" ucapnya

"Bang Hiro hikss F..Fino juga mau sekolah hiksss mereka jahat ga izinin Fino sekolah" tangis Fino di dekapan Hiro

Iya pada aslinya Fino kan emang manggil Hiro dan Regan abang cuma saja dia malu untuk menyebutnya soalnya kan mereka seumur gitu fikir Fino

"Udah jangan nangis masa cowo ganteng nangis sih ga malu sama abang ntar di ketawain Regan loh." ucap Hiro membuatkan Fino memberhentikan tangisnya dan hanya terdengar isakan dari bibir merah Fino.

"Fino ga nangis kok tadi kelilipan doang" ucap Fino menundukkan kepalanya seraya mendengar bunyi pintu kamarnya di buka

Ceklek

"Fino" panggilnya

"Regan huaaaaaaaaa" tangis Fino malah kembali saat melihat Regan. Melihat itu membuatkan Hiro bernafas kasar.

Iya beginilah Fino kalo ada masalah apa lah gitu bakal manja ke mereka berdua lagi lagi Regan. Fino tu manja banget ke Regan.

"Udah jangan nangis lagi tadi udah abang marah mereka gara gara bikin adek kesayangan abang ini nangis. Sekarang Fino turun buat makan yok nanti Fino sakit" ucap Regan membujuk Fino agar makan tapi yang didapatnya cuma gelengan dari orang dihadapannya itu

"Fino makan ya temenin kita berdua juga buat makan. Abang sama Regan belum makan loh" ucap Hiro tanpa ada bohongnya sama sekali

"Fino kenyang hmm abang makan aja sana Fino di sini aja Fino ga takut sendirian kok" ucap Fino menunduk bersalah. Karna dirinya lah abangnya ini belum makan fikirnya

"Hmm kalau Fino ga mau makan yaudah ini abang tadi ada bawain kamu susu coklat" ucap Regan sambil tersenyum

Hiro melihat itu langsung saja melebarkan matanya menatap Regan

"Kok di dot sih bego" ucap Hiro tanpa suara ke Regan

Alih alih Fino malah mengambil tanpa protes sedikit pun lalu berjalan merebahkan tubuhnya di kasurnya

"Selamat malam" ucap Regan dan Hiro bersamaan sambil menatap gemas ke arah Fino yang sibuk sama dotnya itu

"Gemes banget ya Tuhan demi apapun ini huaaaaaa" batin mereka bersamaan tak ingin membuang waktu mereka juga ingin mengisi perut mereka. Sebelum beranjak pergi , mereka sempatkan untuk mengecup kening Fino

Saat Hiro membuka pintu kamar, mereka mendapati jika seluruh anggota keluarga mereka berada di depan pintu kamar tersebut.

"Kalian ngapain di sini? Ga puas bikin adek aku nangis?" Tanya Hiro dengan suara datarnya.

"Fino tidur jangan ganggu adekku" ucap Regan tak kalah datarnya seperti Hiro

"Regan Hiro makan yuk sayang" ucap Jeya menarik lembut tangan anaknya itu tapi tak di endahkan oleh keduanya dan memilih untuk langsung pergi tanpa ingin menatap kedua orang tuanya apa lagi yang lain.

"Kalian masuk saja ke kamar pasti cape kan istirahat ya selamat malam" ucap Randy memerintahkan anak anaknya untuk tidur dan diiyakan saja oleh mereka. Mereka tahu jika para orang tua saat ini lagi merasa bersalah pada si bungsu dan mereka juga merasakan hal yang sama. Tetapi ya biarkanlah yang lain dulu yang meminta maaf dan mereka kemudian.

Setelah peninggalan anak anak mereka ditambah Jeya dan Herald yang di minta untuk mengikuti Hiro dan Regan yang tengah makan di dapur oleh Mahendra

Kini keempat mereka sedang berada tepat di belakang Fino yang sudah tertidur ditambah dotnya yang masih berada di mulutnya, mata yang sembab akibat menangis dan hidung yang merah juga akibat menangis

Melihat itu membuat mereka sedikit merasa tidak becus dalam menjaga kesayangan mereka ini

"Maafin mama sayang" gumam Elyanah sambil memeluk tubuh anaknya itu erat

Eughhh

Mendengar erangan kecil dari mulut Fino membuatkan Elyanah melepaskan pelukannya pelan dan menatap anaknya itu yang saat ini sedang terbangun

"Baby?" Panggil Mahendra lembut

"K...kalian n...ngapain kesini?" Tanya Fino menundukkan kepalanya karna takut

"Heii jangan menunduk seorang pangeran tidak akan pernah menunduk" ucap Halena mendekat ke arah Fino

"Fino mau s..sekolah" gumam Fino tapi masih bisa didengar oleh mereka

Helaan nafas dari Mahendra dan Randy cukup terdengar di Indra pendengaran mereka semua

Mengingat ucapan Regan tadi membuatkan mereka sedikit berbincang untuk mengizinkan kesayangan mereka ini sekolah tetapi dengan beberapa syarat.

"Okey boleh, baby boleh sekolah" ucap Randy tersenyum manis begitu juga Fino yang langsung tersenyum senang sambil memperlihatkan gigi kelincinya dan tak lupa lesung pipit miliknya

"Beneran?!!" Tanya Fino lagi sambil menatap mereka dengan polos sambil bertepuk tangan kegirangan

"Beneran lah tanya opa" ucap Elyanah ke anaknya itu

"Beneran opa?" Tanya Fino menatap opanya

"Beneran tapi ada beberapa syarat yang harus Fino lakukan setuju?" Tanya Mahendra membuatkan Fino mau talk tau harus mengiyakan saja

"Iya boleh opa apa itu?" Tanya Fino

"Syarat pertama..."

11.04.2021
_dyna.

Rafino||•TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang