47

1K 132 49
                                        

🦋🦋🦋

Hari sudah mulai menggelap, kini jam yang bertengger manis di tangan mungil Fino  jarum jam itu telah menunjukkan tepat pukul 16:00 sore. Tetapi dirinya belum juga sampai ke mansion milik keluarganya. Alih alih ingin sampai yang ada dia kecapean berjalan dan memilih untuk duduk di pinggir jalan sekedar untuk menambahkan energi untuk dirinya lagi.

"Papa mana sih kok ga jemput jemput Fino juga, ihh kesel sama papa Fino ngambek gamau lagi ngomong sama papa!!" Marah Fino sambil berdiri lagi dan berjalan  kembali.

Kini dirinya memberanikan diri untuk masuk di sebuah arah yang ga pernah dilaluinya sebelum ini. Atas pemikirannya yang terlalu cerdik mengatakan jika gang ini mungkin jalan yang membuat perjalanannya lebih singkat untuk berkepulangan ke mansion keluarga Mahendra lagi.

☁️☁️☁️

Di tempat lain, disebuah gedung tua yang terlihat usang dan tak terawat itu terdapat beberapa orang berbadan besar dan berjas hitam yang melekat ditubuh mereka. Dan didalam gedung itu terdapat beberapa orang dan juga bos mereka, entah lah siapa dia yang jelas saat ini dirinya sedang memperhatikan anak kecil yang berjalan di lorong itu

"Kelinci yang ku inginkan tidak harus ku turun tangan, tetapi dirinya sendiri lah yang menghantar dirinya ke pelukan ku, come on anak ayah. Anak ayah memang pinter, karna itu ayah sayang banget sama baby Ino." ucap orang itu dengan suara serak dan menyeramkan bagi sesiapa saja yang mendengarnya.

"Herry, Fazli ambil kelinci kesayangan ku itu, dan bawa dia ke sini. Jika dia berontak bius saja dia." perintahnya tanpa menatap orang  yang diperintahkan nya tersebut

"Baik bos" ucap mereka lalu beranjak pergi menggunakan mobil pribadi untuk menjemput anak kecil itu.

"Kelinci ayah sebentar lagi kita akan ketemu sayang, jaga perlakuan mu jika gamau seperti teman teman mu itu." ucap nya dengan seringai kecil menghias di wajahnya.

Sementara di mobil Herry dan juga Fazli, mereka hanya fokus pada tempat yang ingin mereka tuju sambil berbualan sedikit

"Lo rasa anak itu bakal dijadiin apa lagi, kasian gue udah banyak kanak kanak jadi mangsa si bos apa masih ga cukup?" Ucap Fazli sambil sesekali menghirup asap rokok miliknya

"Lahh mana saya tau kan saya cuma suruhannya oii, mau gimana sekali pun kita tu harus ngikut ucapannya kalo nggak, bisa mati keluarga kita ditangan si bos, gue ga mau ya anak bini gue mati sia sia gara gara gak ikut perintah si bos!" ucap Herry sambil mengendarai mobil itu hingga berada di depan lorong yang di masuki Fino tadi.

"Iya juga sih, walaupun kasian tapi lebih penting keluarga kita daripada mikirin tu anak lagian mak bapaknya juga kayaknya ga peduli sama tu anak." ucap Fazli lagi

"Ah maksud lo gimana? Nggak ngerti gue." ucap Herry

"Gini ya kalo orang tua tu anak peduli sama dia, ga mungkin kan dia biarin tu anak jalan sendirian mana di kawasan terlarang lagi yang punya banyak bahaya dan boleh mendatang risiko pada anaknya." ucap Fazli dan diiyakan juga oleh Herry

"Yasudah lah mending kita tunggu tu anak keluar dari tu arah lagian kan jalan ini..."

☁️☁️☁️

Sementara Fino pula dia terdiam tak ingin meneruskan jalan lagi. Di hadapannya adalah hutan besar dan kemungkinan besar binatang buas juga turut wujud di hutan besar ini.

"Mama Fino mau pulang ma bantu Fino." gumam Fino kelelahan sambil duduk di sana

"Tapi Fino gak tau arah mansion. Mama, papa, oma, opa, kaka, abang kalian dimana? Fino takut." ucap Fino menundukkan kepalanya

"Fino capek." ucapnya pelan lalu berdiri kembali dan memilih untuk beranjak keluar dari tempat itu

Tak lama entah harus bersyukur atau bagaimana yang jelas Fino merasa sedikit lega saat meliat sebuah mobil di arah itu. Dengan lekas Fino berjalan ke arah mobil itu dan bertemu kedua orang yang ada di mobil tersebut.

"Assalamualaikum paman" sapa Fino ke kedua orang itu

"Ya ada apa" tanya salah satu dari mereka

"Bisa bantu Fino buat anterin Fino ke mansion nya papa Randy?" Ucap Fino dengan harapan orang itu ingin mengantarnya ke tujuan nya

"Randy mana sih paman ga tau tu." salah satunya

"Randy papanya Fino itu loh masa paman ga tau sih?!" ucap Fino ke arah paman itu tak lain tak bukan Herry dan Fazli

"Ouhhhh Randy yang itu yaudah ayo sini paman anterin" ucap Fazli membuatkan Fino tersenyum gembira lalu masuk ke mobil tersebut

"Ni minum dulu kalau diliat liat kamu udah jauh ya berjalan sampe salah arah ke sini pasti haus bukan?" Ucap Fazli lalu memberikan botol mineral untuk Fino

"Makasih paman" ucap Fino lalu meminum air mineral itu dengan cepat karna dia memang haus beneran

Tetapi setelah meneguk air tersebut entah mengapa kepalanya begitu sakit dan dirinya memilih untuk melelapkan matanya

"Masuk perangkap!" Ucap Herry dan Fazli yang langsung bertos ria

"Yaudah langsung ke tempat bos" ucap Fazli lalu Herry langsung mengendarai mobil tadi ke gedung tua tadi.

27.05.2021

Rafino||•TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang