Grace POV - 4

1.9K 171 2
                                    


"Grace ... "

Aku menaikkan wajahku dan melihat tuan Joong, lebih tepatnya papa mertuaku berdiri didepan mejaku.

"Maaf tuan, apa ada yang bisa saya bantu?"

"Grace ... jangan panggil aku tuan ... aku ini papapmu ..."

"Tapi tuan ... ini di kantor ..."

"Kamu taukan .. aku tidak memperdulikan hal itu selama kamu tetap bekerja dengan baik?"

"Baik pa ..."

"Ayo masuk keruangan papa, ada sesuatu yang ingin papa sampaikan ..."

Aku mengikuti papa mertuaku dan masuk kedalam ruangannya. Saat ini papa mertuaku sudah memiliki asisten pribadi, Ignas namanya, dulu Ignas adalah sekretaris Mew, tapi sejak Mew menghilang tanpa jejak, Ignas menjadi asisten pribadi papa.

Aku duduk disofa di ruangan papa bersama Ignas dan papa yang duduk berhadapan.

"Grace ... papa akan menemani mama karena kondisinya semakin tidak baik, jadi papa harap ... selama Mew belum kembali .. tolong jaga perusahaan ...."

"Pa .. tapi Grace belum mampu ..."

"Lakukan seperti biasa Grace, seperti jika aku sedang cuti ...."

"Apa Grace akan sanggup pa?"

"Tentu ... kamu akan sanggup ... Ignas akan mengenalkanmu pada sekretaris baru untukmu ..."

"Papa akan menemani mama sampai berapa lama?"

"Tidak tau Grace ... tapi papa berharap, saat papa kembali, perusahaan ini akan semakin berkembang .."

"Apa tidak sebaiknya menunggu Mew kembali pa?"

"Tidak perlu menunggu anak itu ... papa percaya padamu ... sore ini papa akan berangkat ke rumah sakit setelah Ignas menyerahkan semua tugasnya pada sekretaris barumu."

Sudah dua bulan aku menjalankan perusahaan papa, aku sudah mulai melupakan kalau aku memiliki suami, yang aku lakukan hanya bekerja dan bekerja. Perhatianku hanya terpusat pada perusahaan, Gulf, kakek dan nenek di Brussel. Walau aku sibuk bekerja, komunikasiku dengan Gulf tidak pernah terputus walau sehari. Hubunganku dengan Gulf semakin dekat, karena Gulf akan menelponku setiap pagi dan malam. Kami saling menceritakan apa yang kami lalui seharian, menjadikanku tidak merasa sendirian. Gulf pun tidak pernah bertanya mengenai pernikahanku, aku bersyukur akan hal itu ... karena kalau Gulf bertanya .. aku tidak tau aku harus menjawab apa.

Setelah membersihkan tubuhku, aku berjalan menuju dapur dan membuat sarapan seperti biasanya, bi April setiap pagi hanya melakukan pekerjaan dibelakang, karena dapur setiap pagi aku yang menguasai hehehe seolah apa saja ... tapi setiap pagi ... aku yang selalu membuat sarapan untukku dan bi April. Aku sudah menganggap bi April seperti ibu kandungku sendiri, jadi sudah ada perjanjian diantara kami .. kalau setiap sarapan, aku yang akan membuatnya .. sedangkan untuk makan siang dan malam .. aku mengijinkan bi April untuk memanjakan ku dengan masakannya.

"Sedang apa kau?"

Aku terkejut saat mendengar suara dibelakangku dan aku mengenal suara itu, aku membalikkan tubuhku dan terdiam, bertanya dalam hati ... sedang apa Mew disini?

"Aku tanya kamu sedang apa" lagi – lagi wajah dinginnya itu membuatku menghela nafas dan berkata santai

"Membuat sarapan, kamu mau sarapan?"

"Tidak ... dimana bi April?"

"Sedang mencuci baju ..."

Mew berlalu dari hadapanku dan berjalan ke ruangan laundry, aku tidak menghiraukannya dan meneruskan masak untuk sarapan.

My Wife's BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang