Part 26

4.9K 719 191
                                    

Perlahan demi perlahan, obat anti biotik yang mereka buat akan segara selesai. Senku dan yang lainnya juga berhasil menambah anggota kerajaan sains.

Seperti Suika, Kinrou dan Ginrou, kakek Kaseki, Gen yang juga ikut bergabung. Dan jangan lupakan sebagian penduduk desa juga mulai membantu Senku, tentu saja dengan menyogok.

Bahkan Aruna sendiri yang dari kerajaan Tsukasa diam-diam turut membantu dan memberi tahu Senku rencana apa saja yang Tsukasa buat.

Tentu itu memberikan keuntungan pada pihak kerajaan sains, setidaknya sekarang Gen dan Aruna tidak ketahuan karena membantu Senku.

(Y/N) terlihat membersihkan luka ditubuh Gen, gadis itu menghela nafas setelah mengingat kejadian beberapa hari lalu.

Mereka menemukan Gen dalam keadaan bersimbah darah sehabis dipukul habis-habisan. Dalang dibalik itu semua pun telah diketahui. Magma lah pelakunya.

Kohaku menjelaskan jika Magma adalah pria yang kuat, ia juga keras dan tidak tanggung-tanggung mengalahkan musuhnya. Walau begitu pria itu sangat licik, ia bahkan rela mengotori tangannya dengan membunuh seseorang.

"Apakah sudah agak mendingan?" Tanya (Y/N) pelan, ia meringis melihat luka-luka pada tubuh Gen.

"Yah, sudah mendingan mungkin. Terima kasih (Y/N)-chan."

"Beristirahatlah Gen, serahkan sisanya pada Senku, kau telah banyak membantu."

Gen pun mengangguk paham, (Y/N) tidak lupa memberikan obat herbal yang tadi Senku buat, ia disuruh memberikan itu pada Gen agar lelaki itu meminumnya.

Seolah teringat sesuatu, (Y/N) kembali menghadap Gen, ia terdiam sejenak. Seolah ragu menyampaikan isi pikirannya. Namun dengan tarikan nafas berkali-kali, kini ia berani membuka suara.

"Hmm, Gen. Aruna tidak datang bersama mu?"

Pertanyaan yang tiba-tiba dari (Y/N) membuat Gen yang tadinya ingin berbaring, mencoba untuk duduk kembali. Namun, tangan halus (Y/N) menyentuh dada bidang Gen, menyuruhnya untuk berbaring saja.

"Aruna tidak bisa datang setiap hari, dia bisa dicurigai. Apalagi jika dia selalu keluar bersama ku. Itu akan membuat Tsukasa berpikir kami berkomplot." Gen berkata pelan, ia menarik nafas. Sedikit meringis karena lukanya begitu terasa perih.

"Jadi, kami memutuskan. Biar aku saja yang selalu pergi, agar saat aku ketahuan bekerja sama dengab kalian dan diusir. Setidaknya Aruna masih berada disana untuk memberi tahu kita kabar." Sambung Gen lagi, ia sedikit terkekeh. Seorang penipu memang pintar menipu orang lain, namun ia sangat bodoh menipu dirinya sendiri.

"Baiklah, terima kasih Gen. Kau bisa beristirahat dengan tenang sekarang."

Setelah mengucapkan kalimat itu, (Y/N) pun pergi meninggalkan Gen. Ia menghela nafas lega mendengar penuturan Gen, setidaknya matanya tidak akan melihat Senku dan Aruna bersama dalam beberapa saat.

Saat ingin pergi, mata (Y/N) beradu pandang dengan sepasang mata meroh maron yang menatapnya tajam. Kenapa lagi pemuda ini?

"Bagaimana? Apakah dadanya sangat lembut hingga kau ketagihan menyentuhnya?" Tanya Senku sarkas, diiringi senyum miring. Tidak, lebih tepatnya senyum kecut.

"HAH!"

(Y/N) dibuat bingung berkali-kali lipat, ia tidak mengerti dengan maksud Senku. Dada? Menyentuh? Ah! Apakah Senku melihatnya menyentuh dada Gen tadi?

"Aku hanya menyentuh sekali, dan itu juga karena aku tidak ingin dia duduk hanya untuk berbicara padaku." Ucap (Y/N) memberi pembelaan pada dirinya sendiri.

Science Or Love 《SenkuxReaders》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang