Kohaku berlari kencang saat melihat Senku membawa tubuh (Y/N) yang terlihat pingsan. Matanya melebar dengan rasa khawatir, apakah gadis ini terjebak diantara reruntuhan? Atau terjadi sesuatu yang lebih parah?
Apalagi melihat Senku yang diam, gendongan pada sang wanita dipererat, tubuhnya bergetar hebat dengan nafas yang bergerak tidak teratur. Senku ketakutan, amat-sangat takut. Suaranya pun tak kunjung keluar guna meminta tolong pada gadis dihadapan.
"Senku!" Teriakan Chrome menggema, lari yang tadinya laju berubah sayu kala mendapatkan teman seperjuang sedang bersedih. Lantas kepala ditolehkan, bertanya pada gadis bersurai kuning apa yang terjadi.
"Senku, bawa (Y/N) kedalam!"
Kohaku berjalan lebih dulu,menyiapkan alas tidur serta beberapa kain untuk dijadikan selimut hangat, walau terkesan tipis. Setelah dibaringkan, tubuh (Y/N) bergerak perlahan, wajah damai itu kembali mengukir rasa tidak nyaman.
"(Y/N)...ke-keguguran.."
Waktu seolah berhenti dengan suasana yang nampak hening, suara teriakan diluar tidak lagi terdengar. Senku, orang yang terkenal tenang walau dalam situasi genting sekalipun, kini terlihat frustasi, pikirannya tidak sejalan. Bahkan ia sendiri tidak tahu apa yang harus dipikirkan sekarang.
"Keluar Senku..."
Suara Ruri menggema, membuat semua mata memandangnya kaget. Ruri berdiri disana dengan wajah serius, seolah tahu apa yang sedang mereka bahas. Senku diam, tubuhnya terus ditarik paksa oleh Chrome yang berada disana, Gen berdiri tidak jauh dari sana.
Aruna..Kau kejam.
"Kohaku, bantu aku."
Ruri tersenyum, meyakinkan bahwa semua baik-baik saja. Manik mereka bertemu, antara coklat dan biru, senyum yang sama kembali terbit. Chrome, dengan langkah cepat sembari menarik Senku keluar dari sana, meninggalkan dua insan kakak-adik.
Disisi lain yang berbeda, Gen segera pergi kearea perbatasan kuasa Tsukasa, Gen terlihat berwajah kesal sembari terus menyeringai, mata nya melihat sosok Ukyo didepan, tanpa basa-basi, diraih pundak pria disana.
"Dimana Aruna?"
Setelah beberapa menit berbincang, Gen kembali melangkah. Bukan ketempat Tsukasa, karena pasti ia akan diusir atau dibunuh. Hyoga pasti sudah memberi tahu Tsukasa jika ia berkhianat, lantas bagaimana dengan Aruna? Gadis licik itu kemungkinan masih aman dalam persembunyiannya.
"Aruna!" Teriakan Gen menggema diarea hutan, Ukyo bilang. Aruna sering kemari secara diam-diam entah dengan alasan apa, gadis itu selalu keluar tepat sore menjelang malam hari. Jadi..selama ini Ukyo memata-matai Aruna?
Gadis bertubuh ramping terlihat dibalik pohon, ia mengenakan tudung panjang yang menutupi tubuhnya. Maniknya menatap lelaki yang kini menyeringai licik, tubuh Gen kian mendekat hingga jarak diantara mereka hanya terpaut 5 meter.
"Kau..sampah Aruna." Ucap Gen sarkas diiringi kekehan kecil. Selanjutnya, mata menatap tajam insan didepan.
"Jadi benar? Dia hamil?"
Aruna berbalik menghadap Gen yang awalnya membelakangi lelaki itu, senyum nya manis, namun terkesan murahan. Aruna bukanlah pembunuh, ia tidak akan berani mengotori tangannya, namun. Karena obsesi akan cinta dan juga Senku, gadis itu berubah menjadi gila.
"Tidak hanya melukai (Y/N), tapi kau juga membunuh mental Senku!"
"Tidak ada yang menyuruh mereka melakukan hal ilegal sebelum legal kan? Itu adalah konsekuensi dari ulah mereka sendiri."
"Kau merencanakan pembunuhan ini, Aruna."
Tangan Gen terkepal, baru kali ini ia menjadi marah atas apa yang bukab hak nya, atas apa yang bukan terjadi padanya. Tapi, melihat Senku begitu terpuruk membuat Gen juga merasakan sakit, lelaki riang kini berubah dingin, mungkin sisi Gen yang lain belum diketahui siapapun, selain menunjukkan hal konyol dan licik, Gen juga bisa marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Science Or Love 《SenkuxReaders》
Short StorySenku tahu betul jika ia sudah terlibat cinta, maka otaknya tidak akan mampu untuk berpikir logis. Karena, semua hal tentang cinta itu tidak ada yang logis dan penuh fantasi. Karena itulah, Senku selalu menghindari kata "Cinta" dalam hidupnya. Bagin...