Setelah berhasil mendapatkan bubuk mesiu, mereka membuat rencana agar negosiasi dengan Tsukasa bisa berjalan sesuai harapan. Namun Senku mengatakan, jika harapan mereka tidak sesuai kenyataan, mereka harus terpaksa melawan Tsukasa, atau bisa jadi membunuhnya.
Setelahnya Senku menyuruh mereka pergi mencari kayu agar bisa dibakar, entah dengan alasan apa. Taiju dan Yuzuriha pergi bersama, saat (Y/N) ingin menyusul mereka, Senku mencekal tangannya. Dan mengatakan kalimat yang membuat (Y/N) diam terpaku, jangan pergi jauh dariku. Itulah kalimat yang keluar dari bibir Senku.
Dan disinilah (Y/N), masih pada tempat yang sama. Namun kini dirinya hanya berdua dengan Senku yang tengah berdiri sembari mengawasi sekitar.
TAP
Suara langkah kaki terdengar tak beraturan, (Y/N) berpikir pasti Taiju atau tidak Yuzuriha yang sudah kembali. Jarak antara Senku dan (Y/N) terpaut lumayan jauh, karena (Y/N) yang sedari tadi terus memasukkan kayu kedalam api dan Senku yang mengawasi sekitar membuat jarak diantara mereka terbentang lebar.
Namun, yang disangka-sangka adalah kedatangan teman, malah justru sebaliknya.
"KYAA---!" (Y/N) berteriak kencang saat merasakan lehernya seperti tergores benda tajam, bukan hanya itu. Ia juga merasa sedang ditahan, atau lebih jelas disandera. Kalian pasti tau siapa yang melakukan hal tersebut.
"Shishio Tsukasa."
Senku berbalik, awalnya ia terlihat kaget namun tidak sampai beberapa detik, wajahnya mengeras, tatapan matanya menajam. Tsukasa jelas tau mengapa raut wajah itu berubah begitu cepat. Alasannya pasti karena perempuan yang ia tahan, begitu pentingkah seorang (Y/N) untuk Senku? Bukankah selama ini Senku benar-benar tidak peduli dengan perasaannya sendiri? Atau (Y/N) yang begitu hebat bisa mengubah jalan pikir seorang Senku?
"Permainan mu cukup kotor Tsukasa." Kata Senku datar. Pandangannya kini beralih pada (Y/N) yang disandera, ujung tombak Tsukasa hampir mengenai leher mulusnya. Itu membuat Senku menggeram kesal. Sial!
Namun setelahnya Senku malah terkekeh, ia memandang remeh Tsukasa. Baginya Tsukasa seorang lelaki pengecut yang menjadikan wanita sebagai sandera.
"Aku tidak perlu negosiasi yang telah kau rencanakan Senku, bagaimana kalau kau memberi tahu ku resep untuk membuat ramuan ajaibnya?" Tanya Tsukasa sambil tersenyum licik, kembali ujung tombak didekatkan pada leher (Y/N), membuat gadis itu sedikit meringis karena bisa-bisa benda tajam itu menjadi ajalnya.
Senku menyerngitkan dahi, setelahnya terkekeh lagi. Ia kembali memandang Tsukasa dengan tatapan tidak minat. Apa-apaan pertanyaan Tsukasa itu? Senku tidak terlalu bodoh untuk memberi tahu tentang ramuan pembangkit itu, kecuali jika terpaksa.
"Maaf..tapi sepertinya aku tidak sebaik dirimu, atau sebaik gadis yang kau sandera." Kata Senku pelan, kini ditatapnya (Y/N) datar.
"Aku adalah tipe orang yang hanya peduli pada pikiran logis dan efisien." Kata Senku lagi. Dan kalimat selanjutnya benar-benar membuat dada (Y/N) seolah dihantam benda keras.
"---Lagi pula aku tidak peduli satu milimeterpun pada nyawa gadis itu, banyak gadis lain yang bisa kupilih."
(Y/N) memandang kosong Senku, benar. Apa yang Senku katakan memang benar. Apa yang harus (Y/N) harapkan dari lelaki itu? Sejak awal Senku memang seperti itu, selalu berpikiran logis, ia tidak akan mau memikirkan hal ribet, terkecuali tentang sains. Jadi, jangan mengharapkan akan ada adegan dimana lelaki ikemen yang akan menyelamatkan pujaan hatinya seperti di manga Shoujo atau manhwa romance.
CRAST!
"Akh!" (Y/N) meringis, lehernya terluka. Tsukasa benar-benar berniat membunuhnya.
"Kau yakin dengan kata-katamu Senku?" Tanya Tsukasa lagi, kali ini ia tidak akan main-main dengan pertanyaannya diawal. Jika Senku berniat tidak menjawab, maka ia rela mengotori tangannya untuk membunuh gadis yang berada dalam kuasanya sekarang.
"Sejak awal (Y/N) adalah incaranku, sikap yang kau berikan padanya berbeda dengan yang lain. Jadi dapatku disimpulkan ia gadis yang spesial bagimu.."
"---Bukan hanya itu, aku ingin membalas dendam karena ia sudah melukai lengan ku waktu itu, jadi lebih baik membunuhnya sekarang." Sambung Tsukasa lagi.
Senku terdiam, jika ia tidak menjawab maka nyawa (Y/N) akan melayang. Senku bukanlah pria berhati busuk yang akan membiarkan seseorang mati tepat dihadapannya. Faktanya ia masih memiliki rasa empati, tapi dalam situasi sekarang. Sangat berbahaya jika memberi tahu tentang ramuan pembangkit itu, tapi jika tidak diberi tahu, nyawa gadis itu akan melayang.
Senku menatap netra (E/C) didepannya, begitu menyejukkan. Senku berpikir, apakah (Y/N) menjadi sosok yang begitu istimewa dalam hidupnya? Apakah yang dikatakan Tsukasa benar? Perubahan sikapnya sangat berbeda jauh saat bersama (Y/N)? Ia jadi bimbang sendiri sekarang. Senku bisa saja membiarkan (Y/N) mati, toh tidak ada hubungannya juga dengan Senku.
Namun, hati kecil Senku terus-terusan berteriak, untuk menyelamatkan gadis itu. Potongan-potongan memory memenuhi otaknya, disaat hatinya damai bersama (Y/N), disaat ia bebas dan bisa sesuka hati menjahili gadis itu, sehingga (Y/N) akan terus mengumpat atau mengatainya yang tidak-tidak. Atau saat (Y/N) berteriak akan membuat Senku jatuh cinta padanya.
Cinta? Sejak kapan Senku mulai memikirkan tentang itu? Bukankah ia memikirkan itu sejak ia dekat dengan (Y/N), gadis itu bahkan bisa mengubah dan membolak-balikkan pikiran serta hati Senku. Lantas jika (Y/N) tidak ada, apakah Senku akan merasa kesepian? Apakah selama ini ia telah jatuh cinta pada gadis pemilik mata (E/C) itu?
"Aku tidak ingin menyesal karena tidak mengatakannya padamu.." lirih (Y/N), mata yang selalu bersinar terang kini terlihat sendu. Mata yang mampu membuat Senku terus-terusan menatapnya.
"Kau tidak boleh memberitahunya Senku!Selama kau tidak memberitahunya ramuan untuk menghidupkan kembali.."
"Dia tidak akan bisa membunuhmu!" Sambung (Y/N) lagi, kini senyum tulus terbit diwajah cantik nan manisnya. Dadanya berdebar, bukan karena rasa takut. Tapi karena ia sudah tidak sanggup lagi memendam perasaannya. Jika memang hari ini takdirnya untuk mati, maka biarkan (Y/N) yang mengungkapkan nya lebih dulu. Lupakan dengan kalimat jika ia akan menunggu Senku mengatakannya duluan, karena mungkin itu tidak akan terjadi.
"Tidak apa-apa kalau memang aku harus mati..tapi kau tidak boleh mati senku.."
"---Demi masa depan umat manusia, kau benar-benar tidak boleh mati..!" Kini, setetes air mata berhasil lolos dari pelupuk matanya, jantungnya semakin berdebar tidak karuan.
"Dan juga..aku..aku..sangat menyu---!"
"Ramuan untuk menghidupkan orang kembali adalah..campuran asam nitrat dan alkohol.."
(Y/N) terdiam mendengar penuturan Senku, lelaki itu memilih menyelamatkannya? Entah harus senang atau bersedih, (Y/N) juga tidak tau. Kini ia hanya bisa tersenyum sambil menangis.
"---Setelah menyaringnya dari air gua, campurkan dengan alkohol yang telah disaring sampai kemurniannya 96%. 30% air ajaib dan 70% alkohol. Jika kau meleset sedikit saja, reaksinya tidak akan terjadi. Kau bisa mencobanya pada sayap burung yang membatu sampai kau dapat campuran yang pas." Jelas Senku cepat, kini mata merah maronnya tidak lepas dari wajah Tsukasa.
"Terima kasih, Senku." Ucap Tsukasa sembari tersenyum. Entah itu senyum palsu, atau benar-benar tulus karena apa yang ia inginkan berhasil didapatkan.
Dengan cepat Tsukasa mendorong (Y/N) hingga gadis itu terjatuh tepat di atas bebatuan. (Y/N) meringis karena luka dilutut dan beberapa goresan pada kakinya. Kini tatapan matanya beralih pada Tsukasa yang mulai mendekat kearah Senku. Sinyal (Y/N) mengatakan bahwa sekarang adalah keadaan terburuknya.
"Dan sekarang, aku tidak perlu membiarkanmu hidup lebih lama lagi..!"
Kata-kata itu lebih menusuk dada (Y/N). Tidak! Ia tidak bisa membiarkan Tsukasa membunuh Senku, ia tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Senku, Senku adalah segalanya dikehidupan (Y/N). Bahkan ia rela mati agar lekaki itu tetap hidup, gila memang. Tapi itulah rasa cinta (Y/N) untuk Senku. Terserah Senku akan mengatakan ia gadis drama atau gadis idiot yang bodoh akan cinta, Persetan! (Y/N) tidak peduli.
"SENKU!!!"
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Science Or Love 《SenkuxReaders》
Historia CortaSenku tahu betul jika ia sudah terlibat cinta, maka otaknya tidak akan mampu untuk berpikir logis. Karena, semua hal tentang cinta itu tidak ada yang logis dan penuh fantasi. Karena itulah, Senku selalu menghindari kata "Cinta" dalam hidupnya. Bagin...