Aruna tersenyum licik, tangan lentiknya mengambil botol dan menunjukannya pada (Y/N), berkata pada wanita disana jika ia lebih kuat sekarang. Sedangkan (Y/N) hanya memasang senyum, alih-alih terbawa emosi dan merasa kesal. Ia lebih memilih menenangkan jiwa serta berpikir tenang.
SRET!
Pisau melayang, beruntunglah (Y/N) dengan cekatan menghindar sebelum pipi mulus yang sering Senku kecup itu tergores dalam. Aruna menggeram, ia menyiapkan lima buah pisau yang telah diasah setajam mungkin. Gadis itu mulai mendekati (Y/N) sebelum suara lain menyerang mereka berdua.
"Berhenti!"
Bagai anjing penurut, dua insan yang saling melukai membeku ditempat. (Y/N) melempar pandangan kearah pria bertopi, yang sialnya sama sekali tidak (Y/N) kenal. Siapa? Tanyanya dalam diam sekaligus mengambil jarak jauh dari pria itu.
Tatapan dari manik hijau nya mampu membuat suasana membeku. Aruna berdecih pelan, pisau ia simpan kembali seraya membalas tatapan tajam yang Ukyo berikan. Tangannya terkepal kuat, padahal ia baru saja akan menjalankan rencana emas.
"Aku Ukyo, kau pasti pacar Senku." Kata Ukyo pelan, ia tersenyum hangat kearah (Y/N). Mengabaikan Aruna yang mulai mencaci-maki Ukyo dengan suara pelan.
(Y/N) terhenyak, pisau yang digenggam erat seketika mengendur kala nama lelakinya disebutkan, bertanya dalam benak. Apakah pria di hadapannya ini mengenal Senku? Tapi siapa tahu? Bisa saja dia anggota Tsukasa atau bersekongkol dengan Aruna juga, namun melihat dari ekspresi Aruna, (Y/N) rasa itu tidak mungkin.
"Kau menganggu Ukyo. Pergi dari sini." Sarkas Aruna keras, lagi-lagi dirinya menggerutu karena Ukyo menghiraukannya dan lebih memilih mendekat kearah (Y/N) yang hanya diam mematung.
Alasan mengapa (Y/N) terdiam itu karena perkataan Ukyo tadi, yang menyebutnya pacar Senku, padahal jika boleh dibilang. Ia lebih dari sekedar pacar, atau hanya ia yang menganggap begitu? (Y/N) bahkan merasa tidak yakin Senku mengartikan dirinya bagaimana, tapi yang jelas. Pikiran (Y/N) sekarang tertuju pada Ukyo, seandainya Senku tidak ada, (Y/N) pasti akan melempar diri kepelukkan Ukyo. (Mumpung gak ada Senku)
"Kau pasti teman Gen." Ucap (Y/N) dingin, walau ada sedikit rasa ketertarikan, Ukyo tetaplah orang luar yang harus di waspadai, siapa yang akan percaya dengan anak buah Tsukasa? Apalagi menurut pandangan (Y/N), pria itu jelas setara dengan Hyoga ataupun Tsukasa.
Lagi-lagi Ukyo tersenyum manis, ia mengangguk pelan seraya menatap (Y/N) dalam. Tidak lama, pandangan nya teralih pada Aruna yang masih berdiri tak jauh dari mereka. Manik yang memancarkan sinar kehangatan berubah menari kelam, bahkan tubuh Aruna sendiri dibuat merinding hanya dengan tatapan Ukyo.
"Kau sudah kelewatan Aruna, jika Tsukasa tahu. Aku tidak yakin dia bisa menerimanya." Perkataan Ukyo malah membuat Aruna semakin geram, tanpa sadar tangannya mengambil sebotol racun yang siap dilemparkan pada dua manusia yang berdiri dihadapannya. Rencana berubah, jika tadi Aruna berniat membunuh (Y/N) saja, maka sekarang Ukyo lah tambahannya. Salah pria itu sendiri yang datang dan menghentikannya.
"Kau salah Ukyo, aku hanya mempertahankan milikku."
(Y/N) yang mendengar kesal, ia maju mendekat kearah Aruna sekaligus menunjuk gadis itu murka. Tubuhnya bahkan bergetar hebat, bukan karena takut. Melainkan amarah yang memuncak serta memory yang terkenang, membayangkan wajah rapuh Senku saat mengatakan (Y/N) keguguran membuat dadanya yang sesak semakin menyesak. Tanpa sadar, air mata mengalir dipipinya, dengan perasaan kesal, ia beteriak pada Aruna.
"Brengsek! KAU YANG MENGAMBIL MILIKKU!"
"—Sialan Aruna! Kenapa harus pada bayi yang bahkan belum melihat dunia? Kenapa anak ku?! Jika kau menyukai Senku katakan padanya! Kenapa harus aku!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Science Or Love 《SenkuxReaders》
Historia CortaSenku tahu betul jika ia sudah terlibat cinta, maka otaknya tidak akan mampu untuk berpikir logis. Karena, semua hal tentang cinta itu tidak ada yang logis dan penuh fantasi. Karena itulah, Senku selalu menghindari kata "Cinta" dalam hidupnya. Bagin...