Mereka mulai mengikuti jejak kemana Homura pergi menggunakan bahan penemuan yang Senku buat. Senku membuatnya dengan material-material yang pernah mereka gunakan sebelumnya, seperti Nikel dan Borum dapat ditemukan ditempat penyimpanan Chrome, lalu kaca. Intinya, dengan mencampur mineral itu dengan kaca biasa maka bisa membuat bola lampu berwana ilmu, itulah penjelasan yang sedikit Senku paparkan.
Mereka cukup lama berdiam disana, hingga (Y/N) mendatangi Senku, tampangnya terlihat serius dengan kerutan kecil pada dahi. Tangan nya memegang erat katana, sadar jika ada seseorang dibelakangnya Senku pun berbalik badan. "Ada apa?" Tanya Senku lembut, suara nya bahkan mampu membuat tubuh sang wanita bergetar kecil.
Ah, kapan lagi (Y/N) bisa mendengar suara lembut itu? Senku selalu berbicara ketus bahkan ogah-ogahan pada (Y/N). Dan itu terjadi jika penyakit lelaki itu kumat, misal nya mengejek atau meminta tidur bersama. Otak nya sudah tidak beres.
"Senku, sekali lagi aku ingin memastikan sesuatu." Menarik nafas dalam, (Y/N) berbicara tegas. Matanya melirik kearah Kohaku yang nampak masih mengawasi sekitar bersama Ginrou dan Kinrou.
"Apakah di perang kali ini, aku bisa membunuh seseorang?" Sambung (Y/N) lagi, netranya menatap lekat manik didepan, begitu merah dan sedikit bersinar. Sudut bibir Senku tertarik, menyeringai memandang lawan bicara.
"Memangnya kau pernah membunuh?" Bukannya menjawab, kepala bawang itu malah bertanya balik. (Y/N) mendengus kecil, matanya berkilat tajam. "Tentu saja...tidak." Jawaban dari sang wanita membuat Senku tertawa kecil, tawa yang mampu membuat (Y/N) terkesiap sebentar.
"Tenang saja, jika saat nya tiba kita tak perlu menggunakan pedang itu." Jelas Senku santai, dari mimik wajahnya terlihat tidak menanggung beban apapun, sedikit maju. Wajah ia dekatkan pada telinga sang wanita sembari berbisik pelan.
"Kita akan baik-baik saja."
Kecupan pada leher (Y/N) rasakan, tubuh nya bergidik pelan dengan permukaan kulit yang memanas, Senku membuat jarak. Lagi-lagi tersenyum jahil sesaat melihat wajah merah (Y/N). Seuntai kalimat sarkas wanita itu keluarkan, Senku balas mengedikkan bahu seolah tak peduli.
Waktu mereka habiskan untuk mengejar Homura hingga gadis itu sendirilah yang masuk dalam perangkap, dirinya teramat terkejut saat melihat Gen dan yang lain mengeluarkan benda untuk berkomunikasi, karena perhatiannya teralihkan, itu menjadi kesempatan tim Senku untuk menjatuhkan gadis pink itu. Kali ini Kohaku lah yang menahan Homura, mereka pastinya tidak ingin gagal dua kali karena ulah Senku.
Kini, tim Gen kembali melanjutkan perjalanan. (Y/N) menoleh karena ada yang mengenggam tangannya, ia mendapati Senku. Dirinya ditarik paksa menjauh dari kerumunan. "Ada apa Senku?" Tanya (Y/N) heran, mereka berhenti pada salah satu area yang tidak jauh dari tempat mereka berpijak tadi.
"Apapun yang terjadi kedepannya, jangan terlibat perkelahian. Berusahalah menjauh, apalagi jika Tsukasa berada didekat mu." Jelas Senku pelan, suaranya seperti tercekat seolah menahan sesuatu, netra merah itu menatap lekat manik (E/C) didepan, guncangan pada dada mampu membuat Senku bernafas dengan cepat.
Tidak dapat dipungkiri, Senku mengkhawatirkan wanita-nya.
"Senku, kau terlalu paranoid, aku akan baik-baik saja. Bukankah kau sendiri yang mengatakan itu?"
"Situasinya berbeda, (Y/N)."
Lagi, perasaan takut itu datang. Perasaan yang hampir sama saat Senku kehilangan buah hatinya, perasaan yang sama saat ia melihat (Y/N) menjerit kesakitan saat wanita itu mengalami keguguran. Kerutan pada dahinya sangat terlihat jelas, wajah tenang kini menghilang. Hanya ada tampang penuh kekhawatiran disana.
"Berjanji lah padaku, jaga dirimu sebaik mungkin. Walau aku bisa menjamin tidak ada pertumpahan darah, namun jika situasi memaksa kita melawan Tsukasa, aku ingin kau menjauh darinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Science Or Love 《SenkuxReaders》
Cerita PendekSenku tahu betul jika ia sudah terlibat cinta, maka otaknya tidak akan mampu untuk berpikir logis. Karena, semua hal tentang cinta itu tidak ada yang logis dan penuh fantasi. Karena itulah, Senku selalu menghindari kata "Cinta" dalam hidupnya. Bagin...