Part 42

3.5K 565 125
                                    

Chrome dan kakek Kaseki terlihat membuat benra tajam, atau semacam pedang dengan nama Katana yang Senku ajarkan pada mereka. Cukup menganggumkan, apalagi kakek Kaseki yang sangat bersemangat. Walau begitu, tidak mudah untuk membuatnya.

"Hampir siap!" Teriak Chrome semangat.

Manik coklatnya melihat Senku yang tak jauh berdiri dari mereka, pandangan lelaki itu terlihat gusar dan gelisah. Tentu hal itu membuat Chrome bertanya-tanya. Setelah ijin pada kakek Kaseki untuk menghampiri Senku, Chrome lantas saja bergerak cepat.

"Yo Senku!"

Senku tersentak, dirinya yang tadi melamun menoleh kearah Chrome. Ia memijat pangkal hidung sendiri, merasa terbebani padahal yakin tidak ada masalah besar yang akan terjadi. "Ada apa?" Tanya Senku datar, tidak biasanya suasana hati kepala bawang begitu berkecamuk.

"Ada masalah?" Seolah peka, Chrome malah balik bertanya.

Menghiraukan Senku yang memandangnya aneh. Lelaki itu kini menggaruk belakang lehernya yang tak gatal sama sekali, bibir bawah digigit kecil dengan mata terpejam. Berusaha menetralkan pikiran yang terus mengarah ke satu objek.

"Kau melihat Kohaku yang membawa nanas kemarin?" Tanya Senku datar. Matanya memperhatikan raut muka Chrome yang berubah.

"Ya, kami memakannya. Memangnya kenapa?"

"Apakah (Y/N) makan bersama kalian?"

Pertanyaan Chrome diabaikan, hatinya teramat gelisah menyadari keberadaan (Y/N) masih hilang tanpa jejak. Entah wanita itu sedang berjalan-jalan atau ia berusaha menyembunyikan diri dari Senku. Chrome menggeleng pelan, ia mengatakan saat mereka makan, (Y/N) tidak bersama mereka.

Setelah Senku mengatakan, lanjutkan pekerjaan kalian. Ia dengan cepat pergi dari sana, namun belum sampai beberapa langkah. Manik merah maronnya menangkap sosok Kohaku yang berdiri tak jauh darinya. Gadis itu terlihat khawatir dengan tangan yang terus-terusan saling meremas kuat.

"Kohaku."

Panggilan Senku jelas membuatnya terkejut. Namun, karena tidak ingin menunjukkan rasa gelisah yang kentara, Kohaku memilih menaikan sebelah alis, bermaksud bertanya mengapa lelaki itu memanggilnya.

"Kau melihat (Y/N)?"

"Tidak."

Kohaku menjawab cepat, sebenarnya dirinya juga ikut mengkhawatirkan gadis itu yang belum juga terlihat, ia jadi kepikiran selepas memberi buah nanas itu. Gadis drama tak kunjung juga kembali, Kohaku jadi takut terjadi sesuatu padanya. Ingin menyampaikan rasa gelisahnya pada Senku, lelaki itu malah meninggalkan Kohaku sendiri.

Kakinya berjalan sayu kala menapak tanah, nafasnya bergerak cepat dengan oksigen yang terus terhirup. Tangan terkepal erat, otaknya kembali memaksa mengingat kejadian kemarin, kala wanita-nya masih berbaring sakit. Namun lihat! (Y/N) sudah tak ada saat Senku kembali mengecek.

(Y/N) benar-benar tahu cara membuat Senku frustasi.

"SENKU! MEREKA BERGERAK!" Teriak Chrome sembari menghampiri Senku.

Paham dengan keadaan, (Y/N) tak lagi dipikirkan. Senku berlari kearah jembatan desa Ishigami dengan membawa bahan dan alat pistol, cukup gampang mengelabui orang-orangnya Tsukasa. Sesaat ia berdiri ditengah-tengah jembatan.

Merasa ada yang mendekat, Senku berpura-pura seperti orang bodoh. Terlihat anak buah Tsukasa mulai menyerangnya, melihat kejadian itu, Senku lantas menyeringai. Mereka tidak tahu, jika Senku sudah berhasil menciptakan benda tajam berupa Katana.

Pria dewasa mundur kala yang dihadapi merek bukan orang biasa yang lemah, namun mereka bertarung dengan tekad melindungi desa. Kohaku, Ginrou, Kinrou, serta ayah Kohaku ikut serta disana. Mereka mulai menyerang dan mengalahkan anggota Tsukasa.

Science Or Love 《SenkuxReaders》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang