(Y/N) terdiam dengan iris yang menatap dalam manik merah maron didepan, denyut jantungnya berdetak tak beratur saat tangan Senku dengan sengaja mengelus punggung hingga kebelakang leher. Merasakan sensasi panas serta geli membuatnya sedikit menggeser tubuh guna menciptakan jarak.
"Aruna..." (Y/N) menggantungkan kalimatnya, badannya kembali bergetar kecil dengan deru nafas yang tak terkontrol. Lagi-lagi keringat dingin membasahi pelipis hingga sebuah tangan besar terulur guna menghapus keringat.
"Katakan." Ucap Senku dingin, kini ia mulai mengelus sisi pipi (Y/N) dan memegang erat dagu wanita itu agar tidak selalu menunduk kebawah.
"Aruna—meninggal."
Senku terdiam, matanya sedikit membulat hingga tangannya tak lagi menyentuh pipi wanita dihadapan. Dapat dirasakan hangat ditangan karena air kata (Y/N) yang jatuh tepat ditelapak tangannya. Tubuh sang wanita ia raih guna didekap dalam-dalam, pikirannya makin berkecamuk, menetralkan hawa dingin yang entah mengapa begitu kentara dengan suasana mereka. Kening sang wanita ia kecup lama dan membiarkan dahi mereka saling menyatu.
"Jangan takut, aku bersamamu." Hembusan nafas hangat menerpa sisi wajah (Y/N), tidak. Tepatnya dibagian leher nya, ia sedikit mendongak karena Senku menyusupkan wajahnya pada sela-sela leher jenjang (Y/N).
Mata (Y/N) membulat kala sang lelaki menjilat bahkan mengecup pelan lehernya, tangannya meremas bahu Senku dengan bibir yang digigit kuat-kuat untuk menahan suara laknat yang meminta dikeluarkan. Senku makin menjadi, kecuapan sana-sini ia berikan tak lupa dengan gigitan gemas hingga membuat wanitanya meringis sakit.
"Aku merindukanmu."
Kepala (Y/N) pening, sensasi terbakar disekujur tubuh tak lupa kupu-kupu terus bermain diarea perut membuatnya melayang tenang. Niat hati ingin menjambak rambut badas Senku, tangannya malah serasa kelu bahkan lemas karena Senku bermain diarea perut hingga naik ke dada.
"Senku—ja-jangan disini." (Y/N) berkata lirih sembari berusaha mendorong Senku.
Bisa dikatakan mereka berada di alam terbuka, apalagi Chrome bilang hanya akan meninggalkan mereka sebentar dan bisa saja kembali mendadak. Namun, bukan Senku namanya jika menurut, ia hanya mengangkat satu alisnya dan menyeringai kecil, bibir nya sedikit terbuka tanpa mengeluarkan suara, ia berkata 'Tidak'. Hal itu cukup membuat tubuh (Y/N) makin meremang, pesona pria tampan memang beda.
Tangan (Y/N) ditarik paksa hingga tubuh kecilnya membentur dada bidang Senku, dagu ditahan agar tidak lari kemana-mana saat proses penyatuan berlangsung. Lagi-lagi bibir mereka bertubrukan dengan Senku yang lebih mendominasi permainan mulut, ia mengecap dalam, menggigit pelan serta bermain dengan lidah lain disana, tangannya semakin kuat mendorong tengkuk (Y/N) agar ciuman tidak cepat selesai.
"Mmmnh—"
Lenguhan halus terdengar karena begitu intensnya penyatuan bibir dilakukan, tubuh (Y/N) melengkung akibat remasan lembut pada dadanya yang berubah menjadi brutal, Senku tidak segan-segan meremas kuat serta memelintir pucuk teratas dibagian payudara, membuat sang wanita menjerit antara sakit dan nikmat.
"Sial, aku lupa tadi meninggalkan Gen sendiri."
Chrome terdiam menatap dua insan yang saling berpandangan kaget, bukan hanya itu. Mimik wajah mereka nampak malu-malu dan juga berwarna merah padam, walaupun raut muka Senku tidak sekentara (Y/N) yang menunduk dalam sembari memukul kepalanya keras.
"Ada apa?" Tanya Senku datar, ia berdiri sembari merapikan pakaiannya yang agak kusut. Netranya melirik kearah (Y/N) yang masih menunduk memandangi tanah yang tidak ada menariknya sama sekali menurut Senku.
"Ahh...tidak apa-apa, kalian yang kenapa?" Chrome bertanya balik dengan mata yang menyipit, mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada dua insan yang sama-sama terdiam. Matanya sedikit membulat dengan mimik wajah terkejut, mukanya merah padam, sadar jika kedatangannya menganggu adegan ena-ena Senku dan (Y/N).
![](https://img.wattpad.com/cover/249998932-288-k304979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Science Or Love 《SenkuxReaders》
Historia CortaSenku tahu betul jika ia sudah terlibat cinta, maka otaknya tidak akan mampu untuk berpikir logis. Karena, semua hal tentang cinta itu tidak ada yang logis dan penuh fantasi. Karena itulah, Senku selalu menghindari kata "Cinta" dalam hidupnya. Bagin...