Part 30

4.9K 747 213
                                    

Tangan Aruna terkepal kuat, ia memandang (Y/N) garang. Rahangnya mengeras dengan alis bertaut bahkan terlihat hampir menyatu. Sedangkan (Y/N), ia berdiri tak jauh dari tempat Aruna dan Senku. Matanya memandang sinis, kali ini (Y/N) benar-benar akan mempermalukan gadis itu.

(Y/N) mendekat, berbisik kearah Gen, dan itu saksikan oleh mereka. Namun, Magma dan Chrome belum mengetahui jika (Y/N) dan Gen datang, mereka fokus pada pertarungan mereka. Chrome sudah mulai kelelahan, tangannya bergetar hebat.

"Kalian pasti mencemaskan Chrome bukan?" Tanya (Y/N) dengan nada riang. Senku menyeringai, mata merah maronnya menatap gadis itu lekat. Sepertinya Senku tidak perlu memikirkan hasil dari pertarungan Chrome dan Magma.

(Y/N) berjalan mendekat, tentu mendekat kearah Senku. Aruna yang dengan cekatan berdiri diantara (Y/N) dan Senku, matanya menajam menatap gadis didepannya malah tersenyum mengejek. Sialan gadis drama ini!

"Ada apa Aruna? Wajahmu pucat? Apakah kau mau Aqua?" Tawar (Y/N) dengan nada khawatir, wajahnya memelas. Namun itu malah membuat Aruna naik pitam.

"Cih, dasar munafik!" Hardik Aruna tepat didepan wajah (Y/N).

Gadis drama tersenyum manis, ia melewati Aruna dan mengabaikan gadis itu ketika kembali mencaci makinya. Kini iris (E/C) bertemu dengan iris merah maron. Mata itu membuat (Y/N) terdiam beberapa saat, tersirat kekhawatiran pada mata lelaki itu. Matanya yang tadi tajam seketika melembut, memang. (Y/N) adalah pawang sejatinya Senku.

"Api Chrome butuh berapa detik?" Tanya (Y/N) tepat langsung disamping telinga Senku. Membuat lelaki itu menahan nafas karena gejolak panas yang membuncah.

"Sshh..sialan, kau memancingku?" Balas Senku dengan suara serak. Brengsek! Ia layaknya pria bernafsu sekarang, tapi anehnya. Ia begitu hanya pada (Y/N), hanya pada gadis drama. Sedangkan Aruna atau gadis lain yang melakukannya, Senku benar-benar merasa jijik.

(Y/N) melotot mendengar ucapan Senku, ia sedikit mencubit lengan lelaki itu, hingga membuat Senku meringis sakit. "Katakan cepat!" Kesal (Y/N). Ia ingin cepat-cepat membuat Magma kalah dan mempermalukan Aruna, namun Senku malah menggodanya.

"Kukuku, perhitungannya sederhana. Bersabarlah sayang."

Tolong! Izinkan (Y/N) membunuh Senku setelah ini. Bersabar, bersabar, bersabar. Senku itu setan, dia licik. Tanamkan dalam otak.

Senku menaruh telunjuknya dihadapan muka, matanya tertutup, namun terbuka dengan tampilan berbeda. Kali ini lebih tajam, dan serius, ia terlihat memperhitungkan kecepatan dari apinya Chrome untuk membakar baju magma.

"Ketika diameter lensanya 5 cm, dengan radiasi sinar matahari pada konstan 1366 Wim kuadrat..." Senku menjeda penjelasannya, rahangnya mengeras.

"----Sial, sulit sekali memperhitungkan rasio perpindahan panasnya didalam kepalaku." Kata Senku pelan, Aruna yang mendengar berusaha membantu. Namun ia dicegat (Y/N).

"Biarkan dia berpikir, bukankah kau bilang mustahil bagi Chrome untuk menyulut api? Aku akan membuatmu menjilat ludah mu sendiri. Aruna." Kata (Y/N) tegas.

Aruna terdiam, matanya menajam, sialan! Harusnya gadis ini sudah mati. (Y/N) benar-benar penganggu dalam hidupnya. Tapi setelah dipikir-pikir, Aruna dibuat terkejut dengan sikap gadis ini. Dia bukan lagi gadis kuno yang akan diam ketika ditindas. Gadia drama brengsek!

"----2...koma 6...8...2...1. Kemungkinan 2.68. Jika berasumsi tidak ada angin, kita bisa menerapkan rasio menghilangnya panas pada nol. Dan seraya titik terbakar bulunya dekat dengan kertas itu.."

"----Panas spesifik (CP)= 1.3KJ, kepadatan (P)= 900KGM kubik, titik nyala= 300 Derajat."

Senku menyeringai, matanya menatap (Y/N) yang tengah menunggu jawaban, sedikit tersenyum karena wajah sang gadis begitu manis.

Science Or Love 《SenkuxReaders》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang