Part 41

3.6K 529 232
                                    

(Y/N) merasa aneh dengan tubuhnya sendiri, pusing, mual dan lebih cepat letih. Hingga ia dipaksa Senku untuk terus berbaring guna mengistirahatkan tubuh. Awalnya (Y/N) pikir ia masuk angin, namun lama-kelamaan hal malah ia ragukan.

Sempat terpikir dibenaknya, dirinya sedang hamil. Namun lagi-lagi rasa ragu menimpa, menurut (Y/N) ini masih terlalu cepat, apalagi tubuhnya yang mungkin belum begitu subur. Namun Senku menyuruhnya jangan memaksakan diri. Kita tidak tahu kedepannya bagaimana, itulah yang Senku katakan.

"Ugh.."

Lagi-lagi rasa pening menimpa wanita itu, ia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut sembari menusuk otot dalam. Mukanya yang pucat makin menambah suasana yang kelam. (Y/N) tidak baik-baik saja.

"Sudah agak baikan?" Suara berat yang begitu ia kenali, membuat (Y/N) lantas menoleh pelan. Kepala ia gelengkan dengan pertanyaan sang lelaki.

Senku mendekat, telapak tangan ia arahkan pada dahi wanita tercinta sebelum menariknya kembali. Dari perhatian (Y/N), Senku membawa sesuatu ditangannya, ada sebuah gelas dan sebuah obat bubuk. Sama seperti obat yang Ruri minum waktu itu.

"Minumlah, mungkin ini akan meredakan sakitnya." Ucap Senku sembari menyodorkan obat tersebut.

(Y/N) yang baru saja melihat seketika mual, dengan cepat ia menutupi mulutnya dengan telapak tangan sembari menggelengkan kepala keras, Senku yang panik dengan cepat memberikan air.

"Ada apa?" Tanya Senku cekatan dengan tangan yang terus mengelus punggung sang wanita.

"Ak-aku...Pusing.." Ucap (Y/N) lirih. Suara wanita itu bahkan hampir tidak terdengar jikalau Senku tidak mempertajam pendengarannya.

Meng-iyakan, tubuh (Y/N) ia tarik pelan untuk direngkuh erat. Bibirnya mencium kening (Y/N) lama, membuat agar wanita disana jauh lebih tenang. Siapa sangka, manusia yang cuek seperti Senku mampu melakukan hal yang menurutnya sangat merepotkan.

(Y/N), apa yang kau lakukan hingga membuat penggila sains bertekuk lutut?

Senku menjauhkan tubuh mereka dan membaringkan (Y/N) pelan, tangannya yang lain menyelus helai rambut (Y/N) lembut. "Aku akan keluar, membantu Chrome serta kakek Kaseki." Ucap Senku pelan, matanya masih memandangi wajah ayu (Y/N), mata wanita itu kian meredup akibat rasa kantuk yang menyerang.

Tanpa menunggu jawaban dari wanitanya, Senku lekas pergi dan membiarkan (Y/N) tidur dengan damai. Manik merah maron itu menangkap siluet Aruna didepan sana, dirinya cukup heran karena keberadaan gadis itu yang datang tiba-tiba tanpa sebab.

Sekilas, Aruna berbalik dan melihat Senku. Senyumnya mengembang, dengan cepat ia mendekat dengan menenteng barang yang ia sembunyikan dibalik punggung.

"Maaf tidak kemari, Tsukasa selalu memanggilku." Ucap Aruna seraya menunduk merasa bersalah, sedangkan Senku hanya memasang wajah tidak peduli.

"Oh iya, sebagai permintaan maafku. Aku membawa ini."

Senku menatap dalam nanas didepannya, alisnya mengerut dengan keberadaan buah itu. Dimana Aruna mendapatkannya? Dengan riang gadis itu memberikan buah nanas itu pada Senku. Ia sedikit mendekat untuk mengikis jarak.

"Dan..berikan jug buah itu pada (Y/N). Sebagai bentuk permintaan maaf ku." Bisiknya dalam.

Belum sempat Senku menjawab, gadis itu telah mundur dan berbalik meninggalkan Senku dengan banyak pertanyaan. Lagi-lagi matanya menelisik nanas itu yang terlihat nyaman dimakan. Ada rasa keraguan saat dirinya ingin memberi (Y/N) buah itu.

Batinnya mengatakan. Jangan, jangan berikan.

Karena lelah memikirkan, Senku membawa buah itu pergi menjauh dan tidak jadi membawanya pada (Y/N).

***

(Y/N) bangkit dari tidur panjangnya. Matanya mengedar kesana-kemari mencari sosok Senku. Dirasa lelaki itu tidak ada, dan tubuh (Y/N) sudah merasa mendingan. Maka wanita itu memilih bangkit dan berjalan keluar, ia berjalan tertatih-tatih dengan menahan mual.

Kendati nanti ia akan dimarahi Senku karena keluar tanpa sepengetahuan lelaki itu, (Y/N) tetap melakukannya. Toh ia sangat lelah berbaring sepanjang hari tanpa tahu penyebabnya apa. Dari pada dirinya strees sendiri, lebih baik (Y/N) mencari udara segar untuk di hirup.

Matanya menangkap Kohaku yang sedang membawa dua buah nanas ditangannya. Gadis itu terlihat telah mengupas kulit nanas dan siap untuk disantap. Entah rasa dari mana, (Y/N) benat-benar berkeinginan mencicipi nanas itu, rasanya begitu kuat hingga membuat wanita itu melangkah mendekat kearah Kohaku.

"Hay Kohaku!" Teriaknya girang dengan senyum mengembang.

Hal itu membuat Kohaku balas menyunggingkan Senyum, matanya melirik tubuh (Y/N) yang nampak baik-baik saja. Terlihat wanita itu juga sudah sehat dari sakitnya selama beberapa hari lalu. Walau untuk Kohaku sendiri, ia tidak berpikir (Y/N) sedang sakit.

"Aku ingin makan nanas itu." Ungkap (Y/N) dengan raut wajah memelas. Hal itu malah membuat Kohaku terkekeh, tawa Kohaku jelas membuat wanita itu bingung.

"Kau sedang hamil. Tidak boleh makan nanas."

(Y/N) terdiam, mencoba mencerna perkataan Kohaku. Setelahnya (Y/N) yang balik tertawa, ia berpikir mungkin Kohaku telah keliru, padahal dirinya hanya masuk angin atau penyakit maag nya kembali kambuh. Saat ini, menurut (Y/N) sendiri, Kohaku layaknya Senku yang melihat seolah dirinya tengah mengandung bayi.

"Aku tidak hamil Kohaku."

Ucapan (Y/N) lantas membuat Kohaku yang terdiam. Wajahnya terlihat kaget dengan mulut yang membentuk huruf O, padahal ia berpikir (Y/N) sedang mengandung. Kohaku tidak bodoh untuk tidak menyadari gejala-gejala wanita hamil, dan (Y/N) memiliki semua itu. Namun, lagi-lagi ia menepis pikiran itu, Kohaku lah yang salah. Mungkin dia keliru, padahal wanita itu hanya masuk angin.

"Baiklah ini."

Setelah merasa yakin, Kohaku memberikan satu buah nanas pada (Y/N). Dengan senang hati (Y/N) menyambut, ia kemudian pergi setelah berpamitan dengan Kohaku. Dirinya berniat ingin memakan buah nanas itu jikalau rasa mual tidak menyerang, (Y/N) berlari cepat menuju semak-semak dan mengeluarkan habis isi perutnya.

Kepalanya kembali pening dengan objek sekitar yang terlihat berputar-putar dipandangan (Y/N). Dada (Y/N) menyesak, ia terduduk dengan nanas dipangkuan paha.

"Ugh..Masuk angin sialan ini." Kata (Y/N) lirih sembari memegangi perutnya yang terlihat sesak.

Sesaat ia mulai ingin memakan buah nanas karena tubuh sudah mendingan, namun. Perkataan Kohaku kembali terngiang-ngiang. (Y/N) memang sempat berpikir dan membenarkan ucapam gadis itu, namun ia tidak ingin berharap lebih. Tanpa menunda waktu, (Y/N) dengan lahap memakan buah nanas itu.

Tanpa ia ketahui, Aruna telah merencanakan sesuatu dari buah nanas itu.

Sungguh, (Y/N) yang malang.

Karena, Aruna telah membalaskan dendam nya dengan mengambil, sebagian jiwa dari wanita itu.






























TBC.

Huaaa maaf lama Update😭
Selama hari raya bahkan sebelum hari raya pun aku sudah sibuk. Benar-benar gak sempat buat ngetik, ini pun ngebut banget tanpa koreksi.

Dan parahnya, part kali ini pendek sekali kurasa😭 Maaf yaa readers:(

Selamat hari raya Idul Fitri ya bagi yang muslim💕
Inyallah bakal aku usahain update cepat lagi setelah ini💕

Science Or Love 《SenkuxReaders》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang