Part 24

5.2K 734 237
                                    

"Kau tidak bicara sejak tadi, apakah ada yang salah?"

Senku berjalan pelan menghampiri (Y/N) yang tengah terduduk. Matanya menelisik raut muka yang ditampilkan sang gadis, namun ia lagi-lagi menghela nafas, (Y/N) masih memasang wajah yang sama. Dingin.

Senku mendekat, dudum tepat disamping (Y/N) yang memilih membuang pandangan ke depan. Hatinya tetap kekeh untuk tidak menatap wajah Senku, barang sejenak saja.

"Makanlah, kau sejak tadi tidak makan." Kata Senku datar, tangannya menyodorkan mangkuk ramen yang ia buat sendiri.

(Y/N) sama sekali tidak tergoda, ia memilih diam. Itu membuat Senku frustasi sendiri, sudah berkali-kali ia menarik nafas, dan membuangnya kasar. Matanya menajam, dengan sekali tarikan tangan. Tubuh (Y/N) telah menghadap sempurna kearahnya.

(Y/N) sedikit tersentak karena tarikan senku. Matanya dan mata Senku bertemu, menimbulkan ekspresi gugup, ia benci hatinya yang terlalu lemah hanya karena tatapan yang Senku berikan.

"Makanlah. Jangan menyiksa dirimu sendiri, orang bodoh selalu melakukan hal bodoh. Mereka sengaja menyiksa diri agar mendapat perhatian, padahal itu bentuk dari kebodohan yang alami."

(Y/N) masih tetap diam, yaampun! Gadis satu ini sangat keras kepala. Dengan helaan nafas kasar, lagi. Senku mengambil sumpit dan melilitkan mie, tangannya terulur untuk menyuapkan ramen itu pada (Y/N).

Namun (Y/N) menggeleng, itu membuat Senku dengan kasar menarik wajahnya dan menahan dengan telapak tangan. Ia menekan pipi (Y/N) agar gadis itu membuka mulutnya, setelah sedikit terbuka, dengan cepat tangannya menyumpal ramen yang tadi sudah disiapkan.

"Kunyah." Perintah Senku telak.

Dengan berat hati (Y/N) menguyah dengan pelan, mulutnya sedikit mengembung karena Senku menyumpal mulutnya dengan banyak ramen. Kepala bawang menyiksa!

"Aku tadi meminta baju pada Kohaku, ganti bajumu. Atau kau ingin aku yang menggantikannya?" Tanya Senku dengan senyum jahil.

"UHUK!" (Y/N) tersedak ramen yang belum sempat ia kunyah akibat perkataan Senku. Tangannya terulur mengambil air.

(Y/N) menatap tajam Senku, lalu kembali melanjutkan makannya. Ia makan sendiri karena tidak mau disuapi Senku lagi, Senku yang melihat terkekeh pelan, dasar tsun.

"Dia Aruna, teman sekelasmu."

"Aku tahu, dia yang masuk klub sains karena kepintarannya hampir seperti mu. Dan kau sangat menyukainya." Kata (Y/N) cepat memutus kalimat Senku sebelum lelaki itu melanjutkannya.

Senku yang mendengar hanya diam, ia menganggukkan kepala membenarkan pernyataan (Y/N), gadis itu tidak salah namun..

"Aku tidak menyukainya." Jawab Senku datar, menatap lekat wajah disamping yang mulai pulih, tidak pucat lagi.

"Dia menyukaimu. Aruna, dia menyukaimu, karena itu dia masuk klub sains."

Sebenarnya (Y/N) telah tahu siapa gadis yang berbincang dengan Senku dihutan. Setelah diingat-ingat, gadis itu sangat mirip dengan Aruna, teman sekelasnya dulu. Tidak disangka Tsukasa menghidupkannya sekarang.

"Dia rela masuk klub sains karena diriku. Mengapa kau tidak?" Rasanya (Y/N) sangat ingin menjitak kepala Senku sekarang. Matanya memandang sinis.

"Kau menolakku, bagaimana aku masuk?"

"Kukuku, tapi aku lebih menyukai gadis dari klub drama. Karena ia pandai berbohong."

Entah ini ejekan atau pujian, (Y/N) tidak menyukainya. Ia lebih memilih menghabiskan ramen yang tersisa sedikit, pikirannya bercampur, ada beberapa pertanyaan yang sangat ingin ia tanyakan pada Senku sekarang.

Science Or Love 《SenkuxReaders》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang