Nafas (Y/N) memburu dengan wajahnya yang begitu dekat dengan Senku. Jantungnya tidak bisa diajak kerja sama, padahal ia sedari tadi mati-matian menahan rona merah diwajah. Mengapa mencium Senku sesulit ini?
Sedangkan yang ingin dicium malah menyeringai. Senku menunggu sang gadis drama menciumnya lebih dulu, apakah benar ia bisa atau tidak. Nafas Senku tercekat, rasanya begitu sesak. Bagian bawahnya berkedut, dengan cepat ia tarik tengkuk (Y/N) agar lebih dekat.
Gadis drama hampir memekik kaget karena ulah Senku. Wajahnya merah, matanya tertutup saat sadar sebentar lagi bibirnya dan bibir Senku akan menempel satu sama lain. Entah mengapa, tangan yang awalnya berada ditengkuk Senku kini berpindah pada bahu. Bahu Senku ia remas pelan.
"Bakar."
(Y/N) tersentak mendengar ucapan Senku, ia seketika teringat jikalau acting yang ia lakukan bertujuan memberi Chrome waktu menyulut api. Lantas saja, tangan (Y/N) mendorong agar Senku menjauh.
Astaga! Hampir saja bibir mereka bersentuhan tadi. Abaikan tentang Aruna, melihat tubuh (Y/N) dan Senku menempel jelas membuat gadis itu tekanan.
"AARGGHHH!" Teriak Magma karena api yang merambat cepat melalui bajunya. Semua orang terkejut, Chrome benar-benar bisa membuat api dari kaca mata lensa cekung tersebut.
Mata Aruna sontak membulat tak percaya, bagaimana mungkin? Harusnya perhitungnya tidak pernah salah. Cih sialan! Kini yang dikatakan (Y/N) benar, ia harus menjilat ludahnya sendiri karena ucapannya.
Aruna menatap (Y/N) geram, wajahnya memerah, dadanya memanas, rasanya Aruna benar-benar ingin menusuk gadis itu jikalau mereka hanya berdua.
Disisi lain, Chrome tersenyum bangga, ia menatap Magma dengan pandangan kobaran api semangat, wajahnya yang lebam tidak menghilangkan kegantengan lelaki yang mengaku ilmuan itu, kini sebuah tongkat yang memang dipakai sebagai senjata turnamen telah ia arahkan kepada Magma.
"Yo, tenanglah Magma. Aku tidak berniat membunuhmu kok!" Seru Chrome keras.
"---Aku akan menyelamatkan mu!" Teriak Chrome lagi. Tentu saja memakai cara yang sudah ia rancang sebelumnya. Apalagi ia berusaha keras berlatih untuk ini.
Yap benar! menyerang Otongnya Magma, yang besar itu.
TAK!
Dengan sekali serang tepat pada bagian Anu-nya Magma, sanggup membuat pria itu menjerit kesakitan, karena kakinya telah diujung tanduk, tanpa sengaja ia jatuh dengan nyaman.
"PEMENANGNYA ADALAH CHROME!!!"
Semua orang bersorak senang, apalagi anggota kerajaan sains yang telah menantikan ini. Mereka mengucap syukur serta berhambur memeluk lelaki bersurai coklat itu, matanya menyipit akibat bengkak dan dipaksa tersenyum.
"Kali ini kau menang, (Y/N)." Ucap Aruna pelan, bahkan tidak terdengar ditelinga yang diajak bicara.
Gadis itu melangkahkan kaki keluar desa. Aruna mengalah kali ini. Otaknya kembali berpikir bagaimana caranya menjatuhkan gadis drama, serta membunuhnya untuk kedua kalinya nanti.
Kepergian Aruna tidak menjadi perhatian kalangan orang disana, karena atensi mereka hanya tertuju pada Chrome yang telah mencapai kemenangan.
"Hmm, kau berhasil. (Y/N)."
(Y/N) tersenyum lembut kearah Senku yang tiba-tiba saja telah berada dibelakang tubuhnya. Lelaki itu berbisik bahkan sedikit menghembuskan nafasnya pada daun telinga yang memerah. Senku tidak mau digoda, tapi ia sendiri yang selalu menggoda (Y/N) dengan tingkah tidak senonohnya itu.
"Bukan, bukan aku yang melakukannya. Aku hanya mempercayai Chrome, aku yakin dia bisa melakukannya." Kata (Y/N) cepat, nafasnya tercekat karena Senku berbuat lebih liar. Lelaki itu menjilat bahkan sedikit menggigit telinganya.
Cukup! Masih banyak orang disini!
"Senku! Hentikan bodoh!" Cerca (Y/N) sembari menghadap Senku yang menjulang tinggi beberapa cm darinya.
"Sstt..bukankah kau yang melakukannya duluan?" Tanya Senku sembari menyeringai.
Lelaki itu mengambil salah satu anak rambut (Y/N) dan menciumnya. Menghirup sedalam-dalamnya aroma rambut sang gadis yang bagaikan candu. Oh sialan! Jangan sampai karena ulah Senku, mereka menjadi perhatian publik.
"Senku, setelah ini kau akan melawan Ginrou." Ucap (Y/N) pelan seraya menahan tangan Senku yang memainkan rambutnya.
"Kau tidak cemburu, jika aku menikah dengan Ruri?" Tanya Senku jahil, ia tersenyum mengejek.
(Y/N) menggerutu kesal, namun ia percaya. Sangat-sangat percaya bahwa lelaki berkepala bawang ini tidak akan mungkin menikahi Ruri. Ya pasti! "Aku tidak percaya." Ucap (Y/N) mantap seraya mengangkat sedikit dagunya angkuh. Senku hanya tersenyum menatapnya.
Tidak berapa lama, pertandingan Senku VS Ginrou dimulai. Entah apa yang merasuki lelaki bersurai kuning itu, ia terlihat berhasrat mengalahkan Senku dalam pertandingan mereka.
Gerakannya cepat dan terburu-buru, membuat Senku harus menghindar. Warga yang melihat berdoa dalam hati, tidak apa-apa orang lain menjadi kepala desa. Asal jangan Ginrou tentunya.
Senku sangat pintar, ia menghindari serangan Ginrou dan menggunakan cara yang sama agar mengalahkan lelaki itu, dengan menyerang otongnya.
Oh ayolah! Kelemahan terbesar lelaki memang berada disana. Boleh di praktikkan pada teman lelaki/pacar. Asal jangan keluarga:)
Semua orang menatap kagum Senku, ia benar-benar memperhitungkan semuanya. Senku tersenyum lebar, temannya yang satu ini benar-benar dibutakan hasrat yang ingin meng-harem. Pertanyaan, apakah Gen juga begitu?
"Syukurlah Senku yang menang, asal jangan Ginrou." Ucap mereka seraya mengelus dada lega.
Berbeda dengan (Y/N) yang malah tidak berkutik sama sekali. Perasaanya tidak nyaman, dadanya bergemuruh. Rasanya seperti ada yang mengganjal dihati dan pikiran, harusnya ia yakin jikalau Senku akan mengalah setelah ini karena melawan Chrome.
Namun kenapa? Kenapa dirinya malah risau dan gelisah begini?
Nama Chrome diserukan, menyuruh agar lelaki itu berdiri ditengah-tengah area pertandingan. Senku telah berdiri disana dan memegang tongkatnya, ia menatap Chrome yang malah jatuh tertunduk, setelah itu berbaring.
Membuat semua pasang mata menatapnya kaget, tak terkecuali Kohaku dan Suika. Bahkan Kinrou berusaha membangunkan Chrome yang tiba-tiba saja menutup mata.
Rasa tidak nyaman (Y/N) kian bertambah saat pria yang sedari tadi menjadi panitia turnamen menghela nafas. Pria itu menegakkan tubuh, mulutnya terbuka ingin berseru, namun lantas kembali terkatup.
Membuat pasokkan oksigen yang (Y/N) hirup seolah terhenti. Gadis itu menahan nafasnya dengan mata membulat sempurna setelah mendengar pria itu memutuskan untuk berbicara.
"PEMENANGNYA ADALAH...SENKU!!"
Sontak semua terdiam, pikiran mereka melayang pada satu tujuan. Berpikir apakah benar pemenangnya adalah lelaki yang baru kali ini menginjakkan kaki didesa mereka, walau sudah kenal namun tetap saja nampak asing.
(Y/N) diam, hal yang membuatnya gelisah sedari tadi menjadi kenyataan, membuat matanya sedikit berair. Dadanya sesak, benarkah? Apakah (Y/N) salah dengar?
Tolong katakan ia salah dengar.
"Senku..akan menikahi Ruri?"
TBC.
Gimana? Senang gak Update cepat?
Mau gini terus?
Sabar ya, dukung terus akunya. Aku sekarang bisanya Update malam aja( ͡°з ͡°)
Insyallah selama bulan puasa aku usahain Update cepat, sekalian mau cepat namatin juga:)
Hehehe, Jan lupa vote˙˚ʚ(´◡')ɞ˚˙

KAMU SEDANG MEMBACA
Science Or Love 《SenkuxReaders》
Historia CortaSenku tahu betul jika ia sudah terlibat cinta, maka otaknya tidak akan mampu untuk berpikir logis. Karena, semua hal tentang cinta itu tidak ada yang logis dan penuh fantasi. Karena itulah, Senku selalu menghindari kata "Cinta" dalam hidupnya. Bagin...