Bab 26

30K 2.1K 25
                                    

Nino POV

Kutatap bungkusan paket yang baru kuterima dari pegawai hotel dengan gugup. Kemarin malam pihak keamanan apartemen menelponku dan mengatakan bahwa wanita itu kembali dan meletakkan sebuah bungkusan didepan pintu. Karena mereka takut benda itu adalah benda berbahaya, jadi mereka segera menghubungiku dan atas izinku membukanya dan hanya menemukan sebuah jurnal disana. Dengan paket kilat, mereka kuminta mengirimkannya kemari. Terlalu lama rasanya untuk menunggu beberapa hari sampai aku kembali.

Kutatap buku berwarna merah jambu bergaris putih ditanganku. Dihalaman pertama aku menemukan sebuah nama tertulis.

Vanessa

Itu memang namanya. Mereka memanggilnya Nessa. Bolehkah mulai sekarang aku juga memanggilmu Nessa?

Tulisannya kecil dan rapi.

Malam berangin,

Aku memaksa diriku melangkah pergi darinya yang masih tertidur dengan lelap. Maaf karena aku mengambil  jaket tanpa seizinmu. Aku anggap ini hadiah terakhir kamu sebagai kenang-kenangan untukku.

Kamu tau, hari ini aku menangis. Entah sejak kapan air mata itu keluar  tanpa bisa kutahan. Aku harus pergi bukan karena aku ingin. Aku masih mau tetap berada bersamamu disana. Tapi janji yang  sudah kuucapkan pada mendiang adikku harus kutepati.

Silakan membenciku karena aku memang pantas dibenci.

Kuletakkan bungkus bekas paketan yang masih ada ditanganku dan keluar menuju balkon. Aku perlu udara segar. Nafasku terasa tercekik karena memang dialah pemilik buku harian ini.

Siang terik dan aku merasa pusing,

Tuhan memang adil, saat aku harus kehilangan, Dia memberikanku anugerah baru. Dokter mengatakan ada sebuah kehidupan sedang berkembang dalam rahimku.
Kuakui aku sempat bingung dengan kehamilan ini karena bagaimana aku akan bertanggung jawab pada hidupnya kelak. Bagaimana caranya aku membahagiakannya ditengah kekurangan yang kumiliki? Apa aku akan sanggup menjalaninya nanti?

Dia memang putraku. Anak kecil itu memang milikku. Tanganku gemetar saat membuka halaman selanjutnya.

Siang cerah, semangat baru...

Dengan sedikit tabungan yang masih kumiliki, aku membeli sebuah mesin jahit bekas untuk memulai usaha. Hanya ini yang bisa kulakukan dengan kondisi kehamilan yang lemah dan rawan keguguran saat ini.

Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa kamu masih ingat bahwa ada seseorang bernama Vanessa yang pernah hadir bersamamu?
Aku baik-baik saja dan anak kita berjuang didalam sana untuk melihat dunia. Usianya sudah 12 minggu sekarang.

Sedetikpun aku ngga pernah melupakan wanita bernama Vanessa yang pernah bersamaku bahkan sampai detik ini.

Hujan dipagi hari,

Mereka memanggilku pelacur.

Kenapa aku harus sedih? Bukankah pekerjaan itu memang pernah kulakukan. Mereka memanggil anak yang kukandung sebagai anak haram. Aku merasa seperti  ada sebuah pisau yang ditusukkan kedalam jantungku. Aku memang hina, tapi anak ini masih suci. Jangan salahkan dia atas apa yang kulakukan dimasa lalu.

Bagian hatiku yang paling dalam dan tersembunyi menginginkan kamu disini. Melindungi kami. Hanya sebentar sampai aku mampu berdiri kembali. Dan aku akan tersenyum dan berkata padamu, "Aku akan bertahan"

Kuletakkan buku itu dan mengambil nafas panjang karena aku benar-benar merasa tercekik dan sebuah pukulan telak menghantam dadaku dengan sangat keras. Dia menanggungnya sendirian. Mataku panas, berusaha menahan cairan yang berusaha keluar dengan percuma. Terlambat.

BIRU  (Silver Moon series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang