“Ayah!!” pekik bocah lelaki berumur 4 tahun itu sambil berlari mengejar seorang pria yang baru turun dari mobilnya. Dialah Nino Abercio Aryaputra, seorang pengusaha sukses dengan umurnya yang baru akan menginjak 32 ditahun ini. Wajahnya memang tidak memiliki ketampanan yang sempurna, tapi dia bisa dengan mudah memesona siapa saja yang memandangnya. Tatapan tajam dari mata hitamnya seakan menjerat siapapun yang memandangnya. Ditambah tubuhnya yang atletis dan terlalu besar dengan tinggi mencapai 184 cm. Sekarang, dia hanya bisa terdiam dengan kening berkerut saat melihat wajah yang hampir serupa dengan miliknya, hanya mata yang membedakan mereka, yang sedang bergelayut di kakinya.
Seorang gadis terlihat berlari kecil menghampiri mereka sambil berseru.
“Vasaya!! Lepaskan dia!” dengan kasar gadis itu melepas lengan mungil itu dari kaki Nino. Bocah itu menatap pria itu dengan mata beningnya, membuat nafasnya tercekat. Mata ini mengingatkannya pada seseorang yang sudah lama pergi dari hidupnya.
“Kamu bukan ayah Vasa?” tanya bocah itu sekali lagi. Dia sempat menyerahkan gumpalan kertas pada tangan Nino sebelum gadis yang tadi mengejarnya menggendong bocah itu dan dengan cepat berlalu dari pandangan Nino. Sebuah foto yangujung-ujungnya mulai menguning termakan usia, disana terlihat wajah dirinya 5 tahun yang lalu. Nino sangat mengenal foto ini, yang kembali membawa dirinya ke memori lima tahun silam. Memori saat dirinya masih bersama seseorang yang penting dalam hidupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIRU (Silver Moon series)
RomanceAku lupa bagaimana caranya menangis. Sudah lama sekali sejak terakhir aku mengeluarkan air mata. Aku bahkan tidak menangis saat aku harus menjual keperawananku padanya. Sampai ketika tiba saatnya aku harus pergi meninggalkannya. Aku menangis. --Ness...