"Maxie, apa kabarmu?" Sapa Abraham dari seberang.
Maxime berjalan menjauh dari kamar Irina lalu menjawab."Aku baik-baik saja, ada apa menelponku, dad?"
"Sebenarnya Grandpa yang ingin bicara denganmu."
"Grandpa?"
"Hm," jawab Abraham."Grandpa sedang sakit. Dia merindukanmu. Ayahmu juga ada disini."
Maxime dapat mendengarkan suara yang sedikit berisik disana. Ia menebak bahwa itu adalah suara dari alat-alat medis. Tak lama kemudian suara Abraham digantikan oleh suara pria tua yang lemah.
"Maxie..."
"Ya, Grandpa."
"Apa kabarmu, Grandson. Sudah kama aku tidak melihatmu." Reagan terbatuk.
"Aku baik-baik saja. Baru minggu lalu kita bertemu kenapa Grandpa sudah merindukanku?" Maxime ingat minggu lalu sempat bermain catur dengan sang kakek.
"Aku tidak tau kenapa terus memikirkanmu, Maxie. Aku juga merindukan Nono. Abraham mengatakan kau ada di Melbourne. Bagaimana kabar Nono? Dia baik-baik saja?"
Maxime menahan napasnya."Dia baik-baik saja."
"Syukurlah," jawab Reagan."Tadi Abraham menghubunginya tapi tidak ada jawaban. Apa dia sedang pergi bekerja?"
Maxime jarang sekali berbohong, tapi saat ini mungkin ia harus melakukannya demi kebaikan. Kebaikannya."Ya, Nono sedang bekerja."
Reagan terkekeh pelan."Dia sangat ambisius. Aku berharap dapat melihatnya saat sudah menjadi jaksa kelak."
"Jangan bicara seolah kau tidak dapat melihatnya lagi, Grandpa."
"Aku sudah sangat tua, Maxie." Reagan terbatuk lagi, lebih keras dari sebelumnya."Waktuku sudah sangat dekat. Sebelum itu tiba, aku ingin sekali bertemu dengan Nono. Sudah bertahun-tahun aku tidak melihatnya."
"You are going to see her soon."
"I hope so," Reagan menghela napas. Ia terlihat kesusahan saat melanjutkan."Kapan kau pulang, Maxie?"
"Aku tidak tau. Secepatnya."
"Pulanglah, Grandpa ingin memelukmu saat ini." Reagan seperti hendak menangis.
"Dad, jangan terlalu banyak bicara dulu." Abraham mengambil alih ponsel lalu bicara pada Maxime setelah menjauh dari ruangan itu."Maxie, aku menghubungi Irina dari kemarin tapi dia tidak menjawabnya. Apa dia baik-baik saja?"
Haruskah Maxime berbohong lagi? Ia sangat pusing saat ini. Dengan sebelah tangan ia menekan pelipisnya.
"Maxime?"
"Ya, Irina baik-baik saja. Sedikit tidak enak badan."
"Tidak enak badan?"
"Terlalu lelah sepertinya." Maxime jujur.
"I understand." Jawab Abraham."Lagipula bukan hal mengejutkan saat dia tidak menjawab panggilan." Abraham terkekeh."Dia memang jarang melihat ponsel. Tapi kali ini perasaanku hanya sedang tidak enak memikirkannya."
Maxime tidak menjawab.
"Sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan juga denganmu, Maxie."
"About what?"
"Keturunanmu."
Maxime menghela napas sambil mengeluarkan sebatang rokok dan menyandarkan punggungnya di kursi.
"Sudah satu tahun menikah," sambung Abraham kemudian."Apa Carla sudah hamil?"
"Entahlah."
"Entahlah?" Abraham bingung dengan jawaban keponakannya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN DESIRE
RomanceThe Patlers #3 ( Maxime & Irina ) Maxime F. Patlers adalah keturunan laki-laki satu-satunya di keluarga Patlers sehingga hal tersebut menjadikannya sebagai pewaris tunggal Patlers Group, sebuah perusahaan tambang minyak terbesar di Amerika Serikat d...