Chapter 19 : Their sex in the bar

158K 9.5K 1.3K
                                    

"A-apa yang kau lakukan?" Suara Irina terbata-bata, ia tak tau harus seperti apa karena sama sekali tak menduga bahwa Maxime akan membuang ponselnya."Kau berjanji setelah aku makan, kau akan membiarkanku memakai ponsel."

"Aku sudah lebih dulu berjanji pada diriku sendiri untuk tidak kehilanganmu."

Mulut Irina bergerak bingung, kepalanya bagai berputar."Aku hanya ingin bicara pada ibuku."

"Itu artinya aku akan kehilanganmu." Maxime berjalan ke arah balkoni dan Irina mengikutinya di belakang.

"Aku hanya ingin mengatakan pada mereka bahwa aku baik-baik saja." Bohong Irina.

"I did it."

"Apa?"

"Aku sudah memberitahu mereka bahwa kau baik-baik saja bersamaku."

"Jadi apa yang kau katakan pada ibuku? Beritahu aku apapun yang kalian bicarakan." Irina menatap Maxime yang tengah menghidupkan rokoknya.

"Aku memberitahu mereka bahwa semuanya baik-baik saja." Ulang Maxime.

"Apa mereka percaya?" Mata Irina membelalak, bibirnya semakin bergetar. Sepertinya ia bersiap menjadi banteng gila.

"Mereka percaya."

"Kau benar-benar setan laknat yang pandai memanipulasi orang." Irina tertawa dengan api yang menyala di dalam matanya. Sebelah tangannya menyusup ke dalam rambut, memijit kepala yang sudah sangat amat sakit rasanya.

"Kata-katamu sudah keterlaluan."

"Apa kau juga memberitahu ibuku bahwa kau memperkosaku? Bahwa kau menyekapku di dalam kapal dan tidak tau kapan ini berakhir? Apakah kau juga mengatakan itu?"

"Bisa kau hentikan tentang topik itu?"

"Tidak, aku tidak bisa!"

"Aku akan memberitahu mereka di waktu yang tepat. Memberitahu semuanya bahwa aku akan menikahimu."

Irina tidak percaya telinganya berfungsi dengan baik hingga harus mendengarkan omong kosong dari mulut Maxime.

"Apakah kau serius dengan perkataanmu?" Air mata Irina datang begitu cepat."Kau benar-benar babi."

"Kau memakiku begitu banyak hari ini."

"Kau bisa melakukan apapun sesuka hatimu jadi aku juga bebas mengatakan apapun yang ingin kukatakan termasuk memaki setan sepertimu."

Kepalan tangan Maxime menandakan bahwa ia sangat marah kini. Irina tidak peduli, ia tidak ingin memikirkan perasaan Maxime sama sekali dan ingin memaki pria itu sampai suasana hatinya membaik. Saat kau sedih, memaki orang yang membuatmu sedih adalah hal paling menyenangkan bukan?

"Aku tau kau punya masa lalu yang buruk akibat kehilangan ibumu tapi itu tidak ada hubungannya denganku. Ibumu yang pergi meninggalkanmu, tapi kenapa aku yang harus merasakan kegilaanmu?"

Maxime tak mengatakan apa-apa.

Irina lelah. Ia benar-benar lelah. Mengangkat tangannya di udara, ia pun berjalan cepat menuju kamar sambil mengusap matanya yang banjir.

"Aku sedang berusaha memperbaiki hubungan kita tapi kau selalu punya cara untuk membuatnya menjadi rumit." Geram Maxime.

"Membuatnya menjadi rumit?"

Maxime menggosok sudut bibirnya karena emosi yang mulai meluap.

"Apakah kau pikir aku ini barang?" Irina menatap Maxime tajam."Kau benar-benar pria paling egois yang pernah aku kenal."

"You are my heart beat. If i lose you, i will die."

"Dan kau tidak berpikir bahwa aku juga akan mati karena ulahmu?"

FORBIDDEN DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang